[caption id="attachment_374857" align="aligncenter" width="505" caption="sumber berita/foto: australianplus"][/caption]
“A Prince in A Republic “ Buku Tentang Sultan, Terbit di Australia
Di Indonesia , mungkin sudah tidak banyak lagi yang ingat tentang Sri Sultan Hamengkubuwono ke IX. Mungkin seiring dengan perjalanan waktu yang cukup panjang, belum lagi berbagai masalah jegal menjegal politik yang mendominasi media nasional kita.
Bahkan tak urung pengganti nya Sultan Hamengkubuwonoke X,hanya sesekali ditampilkan, itupun sebatas yang ada hubungannya dengan seni dan budaya di Yogyakarta. Amat jarang ada artikel yang membahas tentang peran Sultan dalam sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Apalagi tentang peranaan Sultan dalam memberikan dukungan dengan mengakui kemerdekaan R.I .Serta dalam masa sulit, ketika Belanda dengan menumpang sekutu,berupaya mengambil alih kembali negara Indonesia, Sultan telah melindungi pemimpin bangsa Indonesia,dengan meminjamkan Yogyakarta ,sebagai kedudukan sementara Pusat Pemerintahan R.I.
Dilupakan di Negeri Sendiri,Dihargai Diluar Negeri
Membaca artikel yang di tayangkan oleh Australian Plus, sungguh terasa sangat ironis,bahwa sosok yang hampir dilupakan dinegeri sendiri,ternyata di angkat dan dihormati di negeri orang.
Seorang akademisi dari Australian National University (ANU) John Monfries meluncurkan buku mengenai mantan wakil presiden Indonesia Sri Sultan Hamengkubuwono IX di gedung KBRI di Canberra, Senin (23/3/2015). Buku berjudul A Prince in A Republic (Seorang Sultan di Dalam Sebuah Republik) sekaligus dibedah dalam diskusi yang dihadiri Dubes Nadjib Riphat Kesoema. Buku tersebut menceritakan kisah kehidupan dan karir politik Hamengkubuwono IX (HB IX), ayah dari Sultan Yogyakarta sekarang.
“Setelah membaca buku ini, Anda akan tahu siapa dan bagaimana HB IX bertahan dan apa yang membuat HB IX berbeda dengan politisi lainnya di jamannya,” ujar penulis John Monfries.( sumber berita /foto: australianplus)
[caption id="attachment_374858" align="aligncenter" width="300" caption="penulis dan Sultan Hamengkubuwono ke X di Kraton Ngayogyakarta/docpribadi"]
Sosok Sultan Hamengkubuwono ke X Yang Saya Kenal
Membaca artikel tentang Sultan Hamengkubuwono ke IX tersebut diatas,mengingatkan saya akan pertemuan dengan putra beliau ,yakni Sultan Hamengkubuwono ke X.
Menulis tentang Sultan dan menghubungkan dengan diri sendiri,sama sekali tidak ada kaitannya untuk menumpang tenar.juga bukan untuk mendapatkan sesuatu. Karena bagi saya semuanya itu sudah berlalu. Pertama saya bukan pengusaha lagi,kedua secara phisik,saya sudah menjadi penduduk Australia,walaupun masih tetap w.n.i. Jadi tidak ada keuntungan pribadi apapun yang akan saya peroleh.
Tulisan ini , hanya ungkapan rasa kagum pribadi diri saya dan keheranan yang mengusik hati ,mengapa jarang artikel tentang Sultan di media nasional kita? Hanya sekedar itu,makanya tulisan ini,walaupun sebagian dari kutip dari Australian plus, tapi saya titipkan dikanal Catatan Harian.
TIGA JAM BERSAMA SULTAN
Saya tidak pernah bermimpi ,bahwa saya akan diundang oleh orang nomer satu di Yogya. Kalau dulu sewaktu saya masih sebagai eksportir, ya adalah sangat wajar bila mendapatkan undangan makan bersama Wali kota, Gubernur atau Menteri Perdagangan. Tetapi itu cerita lama,yang hanya tinggal sekedar nostalgia. Sejak 10 tahun lalu ,saya sudah meninggalkan semuanya dan milih jalan hidup yang lain.
Tapi undangan itu jelas,bukan khayalan ,karena jelas nama saya disebut oleh sekretaris Sultan. “Besok,mohon berkenan Pak Effendi datang ke Kraton. Ditungguh Ngarso Dalem jam 7 malam. “