Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Berpetualang ke Padang Pasir Pinnacles, Western Australia

31 Maret 2015   16:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:44 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_375879" align="aligncenter" width="490" caption="Padang Pasir Pinnacles Limestones - W.A/ Tjiptadinata effendi"][/caption]

Pagi ini kami diajak oleh tetangga untuk berkunjung ke padang pasir Pinnacles yang berjarak lebih kurang 200 Km dari kediaman putra kami di Iluka. Bersama dengan ponakancucu Vita kami berempat melakukan perjalanan menuju ke Pinnacles.

[caption id="attachment_375944" align="aligncenter" width="630" caption="padang pasir Pinncacles limestones Desert./tjiptadinata effendi"]

1427795049125751313
1427795049125751313
[/caption]

Saat ini, dalam kendaraan yang sedang melaju dengan kecepatan 100 km karena yang menyetir adalah Lyon, tetangga dan sekaligus teman dari cucu  kami, maka saya manfaatkan kesempatan ini, untuk menulis artikel ini. Falsafah hidup ” Don’t wasting your time” senantiasa saya terapkan dalam hidup. Karena waktu adalah karunia Tuhan yang tak ternilai dan tak tergantikan oleh harta apapun, maka selama memungkinkan,saya selalu mengisi waktu dengan kegiatan apa saja, yangbermanfaat. Tidak hanya untuk saya pribadi, tetapi juga mungkin ada manfaatnya bagi orang lain. Dan salah satunya adalah menulis, untuk kemudian di publish dan dibaca orang banyak.

[caption id="attachment_375881" align="aligncenter" width="560" caption="limestones- batuan tumbuh dari bumi/tjiptadinata effendi"]

14277858401224136898
14277858401224136898
[/caption]

Jalanan Sepi

Jalanan sepi. Karena biasanya orang lebih senang berwisata ke lokasi yang indah dan nyaman, atau mungkin ke pantai menikmati pemandangan sambil santap siang. Tapi saya pikir, padang pasir juga adalah tempat menarik untuk dikunjungi. Setidaknya memberikan pemahaman tentang suasana yang dikatakan sebagai padang pasir di sini, bagaimana sih sesungguhnya? Apalagi ada penjelasan bahwa ini bukan padang pasir biasa, tapi ada limestones. Nah seperti apa Limestone, saya belum pernah menyaksikannya.

[caption id="attachment_375922" align="aligncenter" width="560" caption="ternyata limestones adalah batu batuan yang tumbuh dari permukaan bumi/tjiptadinata effendi"]

1427790579871083225
1427790579871083225
[/caption]

Maka kesempatan ini tentu tidak kami sia siakan.

Limestones – Batu yangTumbuh dari Tanah

Karena jalanan sepi, maka kurang dari dua jam, kami sudah tiba ditempat tujuan:” Pinnacles Limestones Desert” .Begitu turun dari kendaraan , pandangan mata tertumpu pada tibuan batu batuan yang bagaikan tumbuh dari permukaan bumi. Beraneka corak ragam batu batuan ini ,yang berada ditengah tengah padang pasir Pinnacles ,sungguh menampilkan pemandangan yang unik dan memesona.

[caption id="attachment_375941" align="aligncenter" width="630" caption="Lyon dan Vita/doc.pri"]

1427794708399065695
1427794708399065695
[/caption]

Maka aksi jepret menjepret tidak dapat dihindarkan lagi. Tidak banyak yang berkunjung kesini. Mungkin karena jarak yang cukup jauh dari kota Perth. Dan umumnya orang Austrlia, khususnuyayang berkulit putih, tidak tahan berada berjam jam di panas terik, apalagi berada ditengah padang pasir. Kendati hanya sebuah padang pasir mini bila dibandingkan dengan padang pasir di negeri lain, namun bagi kami kunjungan ini merupakan sebuah petualangan. Dalam usia memasukki tahun ke 72, kami masih menelusuri jalanan yang hanya pasir semata.

Dan seperti dugaan semula, tidak ada café disini. Mungkin karena jarangnya dikunjungi. Beruntung kami bawa air dari rumah sehingga tidak sampai kehausan.

[caption id="attachment_375925" align="aligncenter" width="560" caption="bagi kami berdua,perjalanan ke padang pasir limestones ini adalah sebuah pertualangan/tjiptadinata effendi"]

14277907451622698235
14277907451622698235
[/caption]

Aneh, unik dan artistik

Batu-batuan yang bertumbuhan dari tanah ini, tampil aneh, unik dan artistik. Sehingga dua jam berpanas-panasan di sini hampir tak terasa oleh kami. Dari kejauhan tampak bukit berpasir putih, bagaikan salju yang terhampar. Namun karena tidak ada akses jalan ke sana, maka kami tidak dapat mendatangi lokasi tersebut.

Kami manfaatkan waktu untuk berjalan mengelilingi lokasi batu batuan ini dan memperhatikan dengan seksama ternyata sangat unik dan artistik. Seolah dipahat oleh tangan -tangan yang sangat trampil dalam seni pahat. Menyaksikan semuanya ini, tak urung rasa syukur kepada Sang Maha Pencipta untuk Maha Karya yang terbentang dan memukau dihadapan kami.

[caption id="attachment_375931" align="aligncenter" width="553" caption="menyaksikan mahakarya Sang Pencipta dialam bebas/tjiptadinata effendi"]

14277929441242879671
14277929441242879671
[/caption]

Yakin GPS, Nyasar di Padang Pasir

Puas mengitari hampir seluruh lokasi, kendati bukan musim panas, namun pantulan panas dari padang pasir membuat kerongkongan terasa kering. Kami menghabiskan  seluruh sisa minuman yang tersisa karena sudah berniat untuk meninggalkan lokasi ini.

Kami naik kembali ke mobil dan karena yang nyetir adalah Lyon, tetangga dan sekaligus teman anak kami, maka saya bisa duduk dikursi belakang  sambil terkantuk-kantuk. Antara merem-melek, tiba-tiba tersentakn karena landasan mobil bergesekan dengan tumpukan pasir. Saya tersentak, rupanya Lyon nyasar. Karena GPS tidak dapat signal jadi tidak berkerja. Beberapa kali coba memutar arah, namun semakin jauh nyasar ke dalam. Kendaraan mulai mengeluarkan bunyi-bunyian, mungkin karena sering dipaksa melintasi tumpukkan pasir dan rerumputan tinggi.

[caption id="attachment_375936" align="aligncenter" width="567" caption="berpose bersama Vita,ponakan cucu/tjiptadinata effendi"]

14277944611696245992
14277944611696245992
[/caption]

Saya sarankan Lyon berhenti untuk bertanya. Namun sudah berberapa tempat yang didatangi tak  seorangpun ada dirumah. Mungkin mereka hanya sesekali waktu weekend saja ke sini.


  • GPS tidak bekerja
  • Teltra juga tidak bekerja
  • Samsung yang ditangan saya dengan menggunakan vodafone juga tidak berfungsi
  • bahkan emergency call 000 tidak tersambung karena no signal
  • persediaan air minum total habis
  • persediaan bbm semakin menipis

Saya keluar dari kendaraan dan menoba melihat sekeliling. Tiba-tiba saya melihat ada jalan yang tanpa rerumputan, berarti sering dijalani oleh kendaraan. Sedangkan jalan yang tadi kami lalui, menerobos jalan yang salah karena itu landasan mobil sering menyeret rerumputan.

Maka saya sarankan untuk memilih jalan yang tanpa rumput, dengan pertimbangan jalan ini pasti sering dilalui kendaraan. Bersyukur ternyata analisa sederhana ini berhasil. Kendaraan bisa melaju tanpa terseret seret lagi. Namun jalan keluar masih belum ditemui.

[caption id="attachment_375942" align="aligncenter" width="567" caption="sesekali tampil selfie boleh ya yaaa/doc.pri"]

14277948881847273170
14277948881847273170
[/caption]

Akhirnya ketemu Seseorang

Akhirnya tampak sebuah kendaraan yang di parkir. Kami berhenti dan syukur ada orang yang menunjukkan jalan keluar. Dengan penuh rasa syukur kami telusuri jalan sesuai petunjuk dan akhirnya ketemu jalan raya.

Walaupun ini bukanlah sebuah pertualangan yang spektakuler, namun bagi kami, sebuah rasa syukur bahwa kami bisa menemukan kembali jalan raya. Berarti jalan menuju pulang ke rumah sudah di hadapan kami.

Sebuah pelajaran bagi kami, untuk selalu ingat bahwa tehnologi masa kini, betapapun canggihnya, terkadang tidak berfungsi. Karena tidak ada signal sama sekali. Bila hal ini terjadi, maka satu-satunya yang bisa diandalkan adalah akal budi kita dan tentunya pertolongan dari Tuhan.

Pinnacles, 31 Maret. 2015

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun