Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Disneyworld Tercipta dari Sebuah Impian

25 Februari 2014   02:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:30 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disneyworld Tercipta dari sebuah Impian

“Kesuksesan dimulai ketika kita berani menciptakan sebuah impian ,meyakininya dan  berkomitmen untuk menjadikannya suatu realita. Selanjutnya impian itu yang akan menjadi magnet dan menarik anda kesana”(Walt Disney)

Pesawat Delta Air yang kami tumpangi ,mendarat dengan mulus di Orlando International Airport- Florida. Tujuan kami ke Florida adalah untuk berlibur bersama putri kami dan keluarganya. Menurut informasi dari teman yang  sudah kesana,beli tiket online melalui travel agent ,lebih murah dibanding bila dibeli di lokasi. Disamping itu mungkin harus buang waktu untuk antri,bila pas lagi banyak pengunjung.

Dari bandara,kami langsung check in ke hotel,yang sudah dibooking ,karena jam 11.00 pagi kami sudah akan dijemput oleh salah guide ,tempat kami memesan tiket. Kami masih punya waktu untuk sarapan dan istirahat sejenak. 7 menit sebelum jam 11.00 ada bel dari penerima tamu hotel,bahwa kami sudah ditunggu di lobby .

Kami bergegas ke lobby lewat lift dan di sana sudah ditunggu oleh seorang wanita ,yang memperkenalkan namanya :”Corry”. Mungkin usianya sekitar 25 tahun,tapi sangat telaten dalam melayani tamunya. Kami dipersilakan naik ke mini bus,yang kelihatan masih baru. Didalam sudah terisi sekitar 15 orang penumpang,ditambah kami sekeluarga 6 orang,kursi yang kosong hanya tersisa 3.Tugas Corry hanya mengantarkan kami sampai kepintu gerbang masuk Disneyworld. Setelah itu ,kami bebas memilih kegiatan didalam arena.

Karena kami memilih hotel yang agak jauh dari lokasi Disneyworld,mengingat taripnya jauh lebih murah. Sedangkan transportsi pulang pergi gratis. Tiap setengah jam ,mini bus nya beroperasi. Jadi kami tidak usah kuatir ,ketinggalan bus

MENGENAL WALT DISNEY

Begitu bus mulai bergerak, Corry langsung berdiri . Meraih alat pengeras suara dan berpaling menghadap penumpang. Dengan sopan, Corry menanyakan :” Mengingat perjalanan dari Hotel ke Disneyworld akan menghabiskan waktu sekitar 40 menit, bagaimana kalau saya menceritakan pada anda,tentang siapa yang membangun taman hiburan terbesar di dunia ini?”

Seperti suara koor,walaupun tidak ada yang memberikan komando,hampir semuanya menjawab:” Setujuuu”.Saya mencoba menangkap sebisanya apa yang diceritakan oleh Corry dan menuangkan disini dalam bahasa saya sendiri.

Nama Walt Disney, tidak hanya dikenal oleh anak anak,tetapi juga oleh orang dewasa. Namanya menjadi akrab dalam ingatan setiap orang,berkat film film kartusnya yang lucu,mengelitik ,namun mengandung pesan pesan moral didalamnya. Orangnya sudah lama tidak berada lagi bersama kita,tetapi namanya tidak hanya diabadikan di setiap sudut Disneyworld,tetapi terpateri dalam hati setiap orang,yang menyukai hiburan segar. Walt Disney ,yang nama lengkapnya: Walter Elias Disney dilahirkan di Chicago pada tanggal 5 Desember 1901.

Kehidupan keluarga Disney ,tidak menentu,mereka  berpindah dari satu kota ke kota lain.Namun karena biaya hidup dikota terlalu tinggi untuk ukuran keluarga yang tidak memiliki penghasilan tetap,maka akhirnya keluarga ini memutuskan untuk tinggal di desa.

Walt Disney   menyukai kehidupan  di desa. Walaupun kehidupan mereka belum berubah,tetapi didesa Walt Disney seperti mendapatkan kembali kebebasannya. Ia sepertinya menyatu dengan alam disana. Ia sangat menyukai berbagai hewan, seperti bebek, tikus dan anjing. Dikemudian hari,  ternyata binatang binatang  inilah yang menjadikan nama Walt Disney meroket.

Panen yang gagal ber ulang ulang kali,menyebabkan ayahnya,tidak memiliki pilihan lain,selain menjual tanah pertaniannya. Dari penjualan ini ,ia menerima uang yang tidak seberapa. Yang hanya cukup untuk membeli  sebuah perusahaan koran  yang kecil. Karena tidak mungkin untuk menggaji karyawan,maka seluruh anggota keluarga adalah  merupakan karyawan dari perusahaan pribadi ini. Setiap pagi , Walt  harus  bangun untuk menunggu kedatangan truk ,yang akan ditumpanginya  untuk mengantarkan koran ke kota.Pekerjaan ini sangat menguras tenaganya,namun tidak membawa perubahan apapun dalam hidupnya.

Tidak jarang, Walt Disney, harus  berjalan dengan kelelahan ,kedinginan,serta kelaparan. Ia  harus memikul satu karung koran,yang lebih berat dari  berat tubuhnya. Dan hal ini harus dikerjakan setiap hari,tentunya tanpa mendapatkan upah apapun,karena ayahnya tidak sanggup membayar apapun.

Kehidupan yang morat marit ,ini  menyebabkan Walt Disney seringkali berpikir, apakah orang harus  bekerja mati – matian  seperti ini,hanya untuk bisa bertahan hidup? Mengapa ada begitu banyak orang yang duduk santai ,menikmati secangkir kopi dirumah mereka,semetara ia dari desa harus berjalan jauh,untuk mengantarkan koran? Pernah suatu waktu Walt Disney dalam keadaan demam,tetap harus ke kota,karena pelanggan koranya menunggu. Kedinginan dan demam yang menyerangnya,menyebabkan ia mengigil sesampai dikota.

Pada saat itu,ia sungguh sungguh berharap,ada orang yang mau menawarkannya secangkir kopi hangat. Namun ,sesaat kemudian,ia menyadarkan dirinya,bahwa ia bukan seorang pengemis.

Melihat dan merasakan sendiri,betapa pahitnya hidupnya dan betapa enaknya hidup kebanyakan orang. Walt Disney   berpikir mengapa orang lain  bisa hidup mewah, sementara dirinya dan keluarganya hidup morat marit?. Hal ini  melahirkan pelajaran  di dalam hidupnya, bahwa  hidup itu adalah sebuah pilihan. apakah kita mau hidup berkecukupan  atau melarat, tergantung atas keputusan dan tindakan kita sepenuhnya . Ia bertekad untuk mengubah hidupnya . Untuk itu langkah awal adalah ia harus berani hidup mandiri. Tetapi  Walt Disney tidak memiliki sesuatu yang berharga untuk memulai hidup mandiri. Namun tekadnya sudah pasti,ia tidak akan mundur,hanya karena alasan itu.

Walt Disney.menyadari, bahwa ia tidak mungkin menunggu datangnya bantuan. Ia mengingatkan dirinya,bahwa tidak ada orang yang bisa mengubah nasibnya ,kecuali ia sendiri, “My destiny is in my hand” kata Walt Disney ,mengingatkan dirinya.

Dia kembali ingat impiannya di masa lalu, bahwa dia ingin  menjadi kaya, bukan gelandangan seperti sekarang. . Dalam keadaan paling parah dalam  perjalanan hidupnya, Ia dapat merumuskan prinsip hidupnya yang ketiga, yaitu tidak peduli seberapa parah keadaan kita saat ini, namun keadaan  pasti akan berubah lebih baik apabila kita masih memiliki satu hal :  harapan. Ia yakin,bahwa sebuah harapan,akan mampu menjadikannya kuat,menghadapi segala penderitaan. Harapan adalah suatu kekuatan dahsyat,yang harus dimiliki setiap orang, termasuk dirinya sendiri.

Harapan itu pula yang terus memacu pikiran Walt. Akhirnya  Walt menyadari, bahwa satu – satunya yang masih dimilikinya adalah  bakat menggambarnya. Tapi, bagaimana caranya agar bakat tersebut bisa  menghasilkan uang untuk dirinya ? Kegagalan demi kegagalan yang menghadangnya ,tidak pernah membuatnya putus asa. Ia yakin,bahwa kegagalan adalah proses yang haru dilaluinya untuk bisa mewujudkan impiannya.

Pada tahun 1950, Walt mempunyai impian untuk membangun taman  impian bagi anak – anak. Impian Walt ini dianggap gila oleh teman temanya,karena dinilai impiannya terlalu melangit. Tetapi justru ejekan teman temannya semakin memacu dirinya untuk tetap fokus pada impiannya. Setelah melalui masa masa suram yang cukup panjang, akhirnya impiannya untuk membangun taman impian  ini akhirnya bisa diwujudkan di Anaheim,California.

DIKENANG SEPANJANG MASA

Tidak ada manusia yang hidup abadi di dunia ini. Walt Disney meninggal pada tahun 1966.Namun namanya tetap abadi. Walt Disney di ingat orang,bukanlah karena ia adalah salah seorang terkaya di dunia,melainkan karena Walt Disney,merupakan motivator kelas dunia ,yang menginpirasi dan memotivasi jutaan orang di dunia: beranilah bermimpi ,yakini impian anda dan kerjakan dengan komitmen penuh dan semuanya akan jadi milik anda!

Tanpa prinsip-prinsip ini, ia tak akan pernah menjadi Walt Disney yang dikenang sepanjang masa. Ia telah mewujudkan impian-impiannya yang menurut logika tidak masuk akal. Semangat juangnya yang tidak terpadamkan oleh penderitaan apapun,telah membangkitkan semangat jutaan orang didunia,untuk mengubah nasib mereka.

“Masih banyak lagi kisah kisah unik dari Walt Disney,tapi mohon maaf,kita sudah sampai ditempat tujuan. “,demikian Corry mengakhiri ceritanya. Tepuk tangan meriah dari seluruh penumpang,yang dari tadi menyimak dengan sangat antusias..

Catatan kecil:

Saya tentunya tidak bermaksud mengomentari penjelasan Corry,yang “mengenal” Walt Disney,karena ia lahir dan dibesarkan di Florida ini.Hanya saja, saya mencoba mencatat dalam hati saya bahwa:

Walt Disney adalah orang yang mau belajar dari setiap kejadian dalam hidupnya.Mengambil hikmahnya dan memetik pelajaran berharga yang di terapkan dalam hidupnya. Falsafahnya:”Kebahagiaan akan tercipta,  apabila kita melakukan sesuatu dengan sepenuh hati dan mencintai pekerjaan kita.”

Di salah satu dinding ,di arena Disney World, terpajang sebuah tulisan yang sangat apik : “Kesuksesan dimulai ketika kita berani menciptakan sebuah impian ,meyakininya dan  berkomitmen untuk menjadikannya suatu realita. Selanjutnya impian itu yang akan menjadi magnet dan menarik anda kesana”.

Bahwa untuk meraih sukses,jangan pernah mengandalkan orang lain, tetapi percayalah pada diri sendiri.Karena tidak ada orang yang bisa mengubah hidup kita,kecuali diri sendiri.

Perjalanan ke Disney World ini,merupakan sesuatu yang sangat bernilai bagi diri saya,bukan saja karena begitu spektakulernya setiap penyajian di taman hiburan dunia ini,melainkan Spirit Walt Disney yang begitu merasuk kedalam jiwa. Oleh karena itu ,terpikir oleh saya untuk mempostingkan tulisan ini. Semoga kita semua bisa belajar dari semangat Walt Disney.Kalau seorang loper koran bisa sukses ,mengapa kita tidak bisa?.

Wollongong,24 Pebruari,2014

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun