Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengunjungi Museum Perang di Ho Chi Minh City

1 Juni 2014   21:45 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:50 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_326795" align="aligncenter" width="640" caption="museum perang di ho chi minh/ft.doc.pri."][/caption]

Mengunjungi Museum Perang di Vietnam

Amat berbeda ketika kita melakukan wisata ke berbagai negara, hampir selalu yang menjadi tujuan wisata adalah tempat tempat yang menarik hati. Baik dari segi keindahannya, keunikannya ataupun karena wisata kuliner yang bisa membuat orang tergiur. Sebagai contoh, bila kita berkunjung ke Malaysia, disamping menghabiskan sebagian waktu kita di Kuala Lumpur, masih ada resort hotel yang merupakan hotel terbesar di dunia. Yang berlokasi di Genting Highlands. Atau bila berkunjung ke Hongkong , maka Floating Restaurant , merupakan salah satu daya tarik ,untuk dikunjungi.Begitu juga bagi yang sudah pernah berkunjung ke Thailand , maka floating market, kendati airnya jauh dari bersih, namun tetap memiliki daya pikat tersendiri. Yang mampu menyedot jutaan turis setiap tahunnya.

Tetapi ketika mengunjungi Vietnam , ternyataMuseum Perangnya justru memiliki point tertinggi dalam upaya menangguk para wisata. Baik dari mancanegara, maupun turis lokal . Setiap kali menyebut nama Vietnam. Sadar atau pun tidak ,pikiran kita langsung menerawang kemasa lalu, ketika negara Paman Ho ini

Perang yang sudah menjadi petaka terbesar bagi bangsa dan negara ini, ternyata setelah kurun waktu yang panjang, sudah berubah menjadi berkah tersendiri bagi Vietnam. Negeri yang dulunya, bagaikan seonggok sisa sisa bangunan, dengan sangat cepat telah berbenah diri, dibantu oleh bank dunia.

Kini negeri inti tak ada bedanya dengan ibu kota negara lain didunia, yakni : macet dan semrawutan . Kendaraan bermotor roda dua, merajai seluruh jalan raya, hingga kepelosok pelosok

[caption id="attachment_326788" align="aligncenter" width="640" caption="sepeda motor merajai jalanan di Ho Chi Minh City/ft.do.pri."]

14016065361913742066
14016065361913742066
[/caption]

Vietnam Sudah Berubah

Bulan lalu, Penulis dan istri , mendapat kesempatan mengunjungi Vietnam, tepatnya Ho Chi Minh City Selama sepuluh hari kami menelusuri kota yang dulu bernama Saigon ini. Negara yang dulu berantakan, kini sudah berubah wajah,menjadi negeri yang penuh rasa percaya diri. Bahkan ekonominya melonjak secara tajam dan mengalahkan perkembangan negara lainnya, yang tidak dilanda perang

Salah satu petunjuk alami, bahwa suatu negara ekonominya semakin membaik adalah terjadinya kemacetan di kota kota besar. Tidak kepalang tanggung, hampir sembilan juta jiwa yang mendiami Ho Chi Minh City, hampir tujuh juta orang diantaranya memiliki kendaraan roda dua. Bisa dibayangkan berada di jalan-jalan Kota Ho Chi Minh seolah berjalan di antara lautan sepeda motor,yang agaknya mengalahkan kota Yogya di tanah air kita.

Alasan klise, mengapa penduduk lebih suka kendaraan roda dua, adalah : pertama harganya terjangkau, hemat bbm dan gampang menyelip sana sini dan tentunya pajak kendaraan yang amat irit Dengan hanya meninggalkan uang muka, maka motor sudah bisa dibawa pulang dan digunakan.

[caption id="attachment_326789" align="aligncenter" width="640" caption="di dinding menuju ke ruang museum terpampang poster :"]

14016066721002376074
14016066721002376074
[/caption]

Museum Perang.

Begitu bus wisata yang membawa kami memasuki pekarangan Museum perangberhenti ditempat parkir dan kami mulai turun menginjakkan kaki, sungguh terasa seolah olah kita dibawa dalam suasana perang.Berjejeran , tank tank dan amphibi yang dipajang memenuhi pekarangan museum.

Kemudian ketika kaki hendak melangkah naik keanak tangga menuju keruang museum. Terlihat ada puluhan gambar /poster, yang intinya menyerukan : NO WAR.Sedangkan di bagian dalam gedung, terpampang foto foto tentang kekejaman perang yang sudah dialami oleh VietnamAda kisah seorang Jepang, yang sebelum melakukan hara kiri, mengirimkan pesan kepada dunia, agar menghentikan peperangan dan kemudian ia membakar dirinya. Entah foto foto itu asli atau duplikatnya, tidak terpikirkan untuk menayainya , Karena seluruh perhatian ,serasa terhipnonis oleh kisah kisah menyeramkan di masa lalu.

[caption id="attachment_326791" align="aligncenter" width="640" caption="doc.pri/museum perang di ho chi minh"]

1401606998463116934
1401606998463116934
[/caption]

[caption id="attachment_326790" align="aligncenter" width="640" caption="doc.pri."]

1401606916227801904
1401606916227801904
[/caption]

Museum Perang adalah Alarm bagi Umat Manusia

Mengunjungi museum perang, sudah jelas berbeda ,bagaikan siang dan malam, ketika kita mengunjungi daerah wisata lainnya. Terbersit suatu peringatan ,bagi setiap insan yang berkunjung, agar jangan lagi ada perang dengan alasan apapun. Karena akibat peperangan sudah dipajang dan dapat disaksikan didepan mata kepala sendiri .Kendati dalam bentuk foto dari para korban perang,

Semoga manusia mau belajar dari pengalaman pahit masa lalu, untuk sama sama menciptakan kedamaian dimasa yang akan datang. Semoga!

Mount Saint Thomas, 01 Juni, 2014

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun