Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Padang I'm in Love

14 Juni 2014   06:16 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:48 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_328870" align="aligncenter" width="461" caption="Bandara International Minangkabau -Padang-ft.tjiptadinata effendi"][/caption]

Padang I’m in Love

Bagi saya pribadi, kota Padang tidak mungkin bisa terlupakan. Ada banyak faktor yang sudah terpateriantara diri saya dan Padang. Pertama saya dilahirkan dan dibesarkan di Padang, Keduadikota inilah pertama kalinya saya jatuh cinta pada seorang gadis, yang sama sama berada di satu sekolah, yaitu SMA DON BOSCO

Perkenalanawal.

Pada setiap tahun ajaran baru, ada semacam “perpeloncoan” disekolah,tapi hanya sekedar minta tanda tangan dari para seniordan disuruh nyanyi. Saya sudah duduk dikelas 2 pada waktu itu dan kebetulansaya dipercayai dalam banyak tugas tugas disekolah. Pertama sebagai Ketua Kelas, kedua Ketua Koperasi Sekolah dan masih di percayai lagi sebagai redaksi majalah :”Gema don Bosco”. Seakan belum lengkap lagi, masih terpilih sebagai wakil Ketua OSIS. Nah, bisa dibayangkan ,saya diperebutkanpara siswa baru untuk mendapatkan tanda tangan saya.

Diantara sekian banyak yang minta tanda tangan, tiba tiba dihadapan saya berdiri seorang gadis. Seketika jantung saya berdetak sangat keras. Namun saya mencoba menenangkan diri dan bertanya ,namanya siapa?

“Lina” jawab gadis ini singkat sambil tersenyum manis.

Inilah perkenalan pertama dan selanjutnya kami sering ketemu, sewaktu istirahat . Semakin hari. Hubungan kami semakin dekat. Dan ketika saya mengajak Lina untuk membantu diredaksi majalah sekolah, secara serta merta Lina setuju. Sejak saat itu kami semakin sering ketemu.

Berbagi Payung

Suatu hari hujan sangat lebat. Dan saya kebetulan ada membawa payung yang saya titipkan pada penjaga sekolah . Saya kesana dan mengambil payung tersebut. Dan ketika saya membawa payung, ada 3 gadis yang disana. Ketiganya memandang kepada saya. Siswa lainnya menonton dan ingin tahu, kepada siapa payung tersebut akan saya berikan. Ketika saya melangkah kearah Lina dan memberikan payung tersebut, maka teman teman semuanya bersorak. Sedangkan kedua gadis ,yang adalah juga teman Lina tampak terdiam Saya merasa tidak enak, tapi saya tidak mungkin memilih ketiga tiganya.

[caption id="attachment_328871" align="aligncenter" width="448" caption="pantai :"]

14026758911849016488
14026758911849016488
[/caption]

Makan Rujak di Pantai Padang

Pada waktu itu ,semua siswa naik sepeda. Tidak ada yang naik motor. Maka sewaktu pulang sekolah, saya ajak Lina untuk makan rujak di Pantai Padang. Menyaksikan ombak yang bagaikan saling berlomba untuk menghempaskan diri di pasir putih, sangat mengsyikkan. Sesekali pekikan burung elang membahana ,untuk kemudian lenyap ditelan bunyi hempasan ombak.

Cukup lama kami disana,menikmati sejuknya angin yang berembus dari gunung Padang dan sekaligus menikmati rujak pedas ,asli Padang. Tanpa terasa ,cinta semakin bersemi dalam hati kami berdua.

Rekreasi Bersama

Kesibukan saya dalam tugas tugas sekolah dan masih ditambah dengan latihan Karate disore hari, tidak menghilangkan kesempatan untuk saya dan Lina ,berekreasi ketika hari Minggu tiba. Inilah pertama kalinya dalam hidup saya membonceng seorang gadis. Kami ke Pantai Nirwana, yang berlokasi sekitar 15 km dari kota Padang. Mengayuh sepeda ,sambil bercanda dengan Lina, menyebabkan perjalanan sejauh itu, tidak terasa sama sekali. Di Pantai Nirwana ini, kami duduk duduk ,sambil menikmati kelapa muda.yang banyak ditawarkan disana.

Memandangi laut lepas dan ditemani seorang gadis yang dicintai, sungguh merupakan kebahagiaan yang tak terlukiskan.

Terkadang ,kami mengunjungiGunung Padang,yang dikenal dengan nama Taman Sitti Nurbaya.Karena perjalanan mendaki cukup terjal, maka sambil berjalan.saya memegang tangan Lina,untuk menjaga agar tidak terpeleset.. Pertama kalinya memegang tangan seoranggadis,membuat perasaan saya melambung entah kemana..

Dari tempat ketinggian, kami bisa menyaksikan sebagian kota Padang Sungai Batang Arau yang membelah kota Padang dengan Bukit Sentiong, tampak bagaikan ular yang sedang meliukann tubuhnya. Sementara itu ,amat jelas tampak bangunan kuno,bekas perkantoran Belanda ,yang masih berdiri dengan kokoh.

Alangkah indahnya kota kelahiran saya. Bukit yang menghijau dan laut yang membiru,serta bunyi ombak yang sayup sayup sampai, bagaikan simponi yang menembus kerelung hati. Tanpa terasa, sang mentari semakin condong kebarat dan sudah waktunya kami berjalan pulang..

[caption id="attachment_328872" align="aligncenter" width="442" caption="perahu nelayan.ft.tjiptadinata effendi"]

140267602989783537
140267602989783537
[/caption]

Ke Batu Simalin Kundang

Suatu waktu.oleh kepala sekolah, seluruh jajaran redaksi majalah gena don bosco,diajak rekreasi ke Batu Simalin Kundang. Perjalanan kesana tidak bisa ditempuh dengan kendaraan pada waktu itu. Jadi kami berjalan kaki,setelah menyeberangki kali Batang Arau dengan sebuah perahu kecil yang di Padang dikenal dengan nama:" sampan"

Perjalanan menuju ke Batu Simalin Kundang, harus melewati :"Pantai Air Manis" Kendati namanya air manis,tapi yang namanya air laut,ya tetap saja asin. Pemandangan disini sungguh sangat memukau. Desiran ombak dan kicauan burung,seakan menciptakan taman firdaus disana.

Berjalan sambil bercerita dan tertawa tawa, menyebabkan perjalan kami menjadi sangat menyenangkan. Apalagi disisi saya ada Lina.

Batu Simalin Kundang

Legenda tentang batu Simalin Kundang ini ,sudah pernah difilmkan. Jadi bagi masyarakat Indonesia apsti sudah tidak asing lagi. Inti ceritanya adalah seorang anak yang merantau dan kemudian sukses. Tapi malu mengakui ibunya yang miskin sudah tua, Karena sangat sedih ,tidak diakui oleh anaknya,maka si ibu tanpa sadar sudah menyumpahi anaknya ,agar menjadi batu. Dan sumpah itupun terpenuhilah dan slam seketika putranya yang bernama Simalin  Kundang jadi batu.

Perjalanan ini sangat berkesan bagi kami semuanya,terlebih bagi saya dan Lina

[caption id="attachment_328873" align="aligncenter" width="442" caption="ft.tjiptadinata effendi"]

1402676143961536463
1402676143961536463
[/caption]

Setahun Bersama Lina di Don Bosco

Tanpa terasa setahun sudah kami lalui bersama. Cinta yang bersemi ,tumbuh dan berakar dalam hati kami. Namun kini saya sudah dikelas 3 dan sedang mempersiapkan diri untuk ujian akhir. Pikiran saya mulai galau. Terbayang,bila saya sudah lulus sma dan melanjutkan studi diperguruan tinggi,sedangkan Lina masih di sma,maka kami akan jarangketemu.

Kegalauan hati saya,ternyata tidak berdiri sendiri. Karena suatu hari ,ketika istirahat, saya ketemu menemui Lina di Kantin. Tapi tidak seperti biasanya, kali ini Lina tampak sedih. Ketika saya hampiri. Lina menyelipkan sepotong kertas dan berbisik:” Nanti dibaca yaa”,katanya dengan suara hampir tidak terdengar. Darah saya seperti berhenti mengalir.Saya simpan potong kertas tersebut di dalam saku dan kemudian kami duduk ,sambil makan makanan kecil. Namun tidak seperti biasanya, kali ini kami lebih banyak diam.

Ketika waktu istrirahat usai, kami masuk kekelas masing masing. Sambil berjalan menuju ke kelas, saya buka lipatan kertas kecil tadi dan membaca dengan sangat cepat

“ Sayang , besok pengumuman kelulusan. Sesudah itu ,apakah kita masih berjumpa?”

Hanya satu kalimat saja, namun sudah cukup untuk membuat jantung saya memukul dengan kencang. Dalam kelas saya gelisah. Tidak bisa menahan hingga kelas usai,saya menulis untuk Lina

“Lina, sayangku. Saya akan selalu menunggumu. Tahun depan kita akan kuliah sama sama di IKIP,seperti rencana kita. Lina ambil jurusan paspal dan saya akan ambil jurusan sastra. Setahun ini saya akan bekerja dulu,untuk mengumpulkan uang masuk . Percayalah saya tidak akan ingkar janji”

Ketika Lonceng tanda sekolah usai, saya tunggu Lina didepan kelasnya dan menyelipkan surat yang sudah saya siapkan tadi.

Cinta Pertama danterakhir

Padangkota tercinta,yang tidak mungkin pernah saya lupakan. Karena disanalah saya dilahirkan dan dibesarkan. Disana jugalah cinta pertama kami bersemi. Dan saat ini Lina ada bersama saya di Mount Saint Thomas .NSW.Seperti janji saya:” Lina adalah cinta pertama saya dan sekaligus juga adalah cinta yang terakhir..till the end of my lifeSedangkan kota Padang, walau tidak mungkin saya bawa secara phisik,namun dalam hati saya, Padang adalah kota yang terindah didunia ini.

Mount Saint Thomas, 13 Juni, 2014

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun