Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Generasi Muda Tionghoa Jadi Marinir? Ini Buktinya!

28 Juni 2014   18:59 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:25 7169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_331141" align="aligncenter" width="499" caption="Bendera Sang Saka Merah Putih"][/caption]

Generasi Muda Tionghoa Jadi Marinir? Ini Buktinya!

Generasi muda Tionghoa jadi marinir? Ah, masa?! Nah, artikel ini bukan di kanal Humor ataupun Fiksiana, tapi di kanal Reportase. Berarti ditulis berdasarkan data dan fakta yang ada di lapangan.

Tempo doeloe, WNI keturunan Tionghoa hampir identik dengan pedagang atau pengusaha. Tidak ada yang bakalan mimpi mau jadi anggota TNI. Tapi jaman sudah berubah. Kesadaranbahwa WNI Keturunan Tionghoa adalah bagian yang utuh dari warga negara Indonesia, setahap demi setahap sudah mendapatkan tempat dihati generasi muda WNIKeturunan Tionghoa. Dan salah satu dari sekian banyak yang merasa terpanggil untuk membuktikan bahwa keturunan Tionghoa juga siap untuk mempertaruhkan hidupnya untuk membela bangsa dan negara Indonesia adalah Eddi Effendi. Eddi adalah putra dari kakak saya, yang nomer 3, Ridwan Effendi (alm.) dan merupakan putra tunggal dalam keluarga.

Semenjak SD, Eddy sudah mempunyai impian yang dalam komunitas Tionghoa dianggap aneh, bahkan sinting. Bahkan keluarga menganggap hanya sebuah cita-cita anak-anak, yang seiring dengan bertumbuhnya menjadi dewasa akan hilang dan berganti haluan. Tetapi ternyata impian Eddi untuk menjadi marinir, bukannya semakin memudar, melainkan semakin membara.

Eddi, sebaya dengan putri bungsu kamiIrvianty dan putra adik saya, Bob. Jadilah mereka tiga sekawan. Begitu usai sekolah ketiganya hilir mudik berkeliling KotaPadang. Mereka bertiga sangat kompak dan akrab.

[caption id="attachment_331142" align="aligncenter" width="226" caption="Eddi dan Ahok.beda jalur,satu tujuan: Mengawal Indonesia/ft.doc.kel"]

14039310631564859371
14039310631564859371
[/caption]

Melangkahkan KakiBergabung Jadi anggota Marinir

Selesai Pendidikan sebagai Sarjana Hukum di Kota Padang, hasrat hati Eddi untuk bergabung menjadi anggota marinir sudah tidak terbendung lagi. Ketika Eddi menyampaikan niatnya, saya hanya berpesan singkat, ’ Eddy, jadi marinir itu bukan untuk main-main, tapi mempertaruhkan hidup. Kalau kamu siap, saya dukung.”

Eddi mengikuti semua jenjang pendidikan dan tes dan lulus dengan nilai sangat baik. Selama bertugas, Eddi pernah ditugaskandi Banda Aceh. Sewaktu terjadi konflik bersenjata di sana cita-cita Eddi tidak berubah, “Siap mempertaruhkan hidupnya, untuk mengawal negara dan bangsa Indonesia.”

[caption id="attachment_331143" align="aligncenter" width="480" caption="Eddi sedang melatih kedua putrinya/ft.doc.kel .effendi"]

14039312381802632389
14039312381802632389
[/caption]

Melatih kedua Putrinya dengan disiplin Militer

Eddi menikah dengan Hefi, sama-sama sarjana di bidang hukum. Gadis yang sudah mendampinginya sejak masih kuliah. Dianugerahi dua orang putri. Hasil penggodokan selama bertugas sebagai marinir, ternyata tidak hanya merasuki jiwa pribadinya, tapi ingin ditularkannya kepada kedua putri tercintanya dengan mendidik mereka dengan disiplin militer.

Sejak masih SD keduanya telah digembleng dengan latihan menembak, berenang sambil membawa senjata. Hasil gemblengan bertahun-tahun dan didukung sepenuhnya oleh sang istri, kedua putrinya yang masih berusiaremaja, berhasil mengantongi Sertifikat Diving, yang amat langka dapat diraih oleh anak seusia mereka. Catherine dan Tasha sejak dini sudah dilatih untuk kelak jadi wanita Indonesia yang tangguh.

[caption id="attachment_331144" align="aligncenter" width="518" caption="sejak dini putrinya dilatih,untuk kelak dapat ikut mengawal negara dan bangsa.ft.dockel,effendi"]

1403931332979945135
1403931332979945135
[/caption]

Bertemu Ahok

Eddi juga sempat bertemu Ahok. Keduanya turunan Tionghoa, tapi memilih jalur berbeda dalam mewujudkan dan membuktikan tekad mereka untuk mengabdi kepada bangsa dan negara. Kalau Ahok memilih berkarya di bidang pemerintahan, Eddi siap untuk mengawal negara melalui komunitasnya di marinir. Setidaknya keduanya sudah membuktikan bahwa keturunan Tionghoa sudah berubah. Generasi muda siap membela bangsa dan negara tercinta Indonesia di bawah naungan Sang Saka Merah Putih!

Kemarin Eddi menelpon, "Mohon doanya, kalau lulus tahun depan, saya akan naik jadi Let.Kol." Usia Eddi sebaya dengan putri bungsu kami Irvianty, kelahiran tahun 1976.

Catatan Penulis:

Artikel ini bukan dimaksudkan untuk menonjolkan Eddi karena keponakan penulis, tetapi terlebih kepada memberikan inspirasi kepada generasi muda Tionghoa, agar membuka diri dan berbaur menjadi satu: bangsaIndonesia. Semoga.

Mount Saint Thomas, 28 Juni. 2014

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun