Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hal-hal Penting Diketahui untuk Hindari Akibat Fatal

6 Juli 2014   22:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:14 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Hal Hal Penting Perlu Diketahui untuk Hindari Akibat Fatal

Tak seorangpun yang ingin mendapatkan halangan dalam hidupnya. Termasuk ketika lagi berlibur ,bertugas atau apapun kegiatan yang dilakukan,Entah itu di desa, di gunung atau lagi melakukan penelitian di hutan hutan. Sebaliknya tidak seorangpun dari antara kita yang bisa memastikan bahwa perjalanan akan berjalan aman dan lancar. Bisa saja terjadi hal hal yang tidak disangka. Kelihatan sepele, tapi kalau dibiarkan, akan dapat mengakibatkan sesuatu yang fatal.

Sebagaicontoh. ketika masih berada di Sumatera Barat, saya mengajak teman saya untuk meninjau lokasi tanah kami yang cukupjauh dari jalan raya. Perjalanan dari Kota Padang, butuh waktu sekitar hampir 2 jam,sebelum sampai dilokasi yang namanya Kinali Barat. Pasaman.

Sesampainya disana, mobilsaya parkir di pinggir jalan yang aman dan kami berdua turun dari mobil,karena saya tidak biasa memakai jasa sopir. Saya lebih percaya bila saya yang menyetir,daripada orang lain.

Perjalanan Masuk Keluar semak belukarpun di mulai

Nah,dengan berbekal air minum masing masing sebotol, nasi bungkus dan pisau yang digantungkan dipinggang, andaikata dibutuhkan dan beberapa lembar handyplast, kami mulai melangkahkan kaki memasuki area semak belukar. Yang namanya perjalanan ke desa pedalaman, sudah tentu tidak ada jalan mulus. Kami harus menerobos hutan hutan kecil ,sambil mencocokkan gambar peta lokasi yang ada ditangan. Ternyata mengelilingi tanah seluas 40 hektar,dijalan yang penuh dengan semak berduri ,tidak semudah seperti yang kami perkirakan.

Setemgah harian berjalan, kami berhenti sejenak,sambil menikmati nasi bungkus yang kami bawa. Dan kemudian dengan berhemat, minum air persediaan kami ,dengan menyisakannya setengah botol. Kami melanjutkan perjalanan untuk mengitari batas batas tanah ,sesuaipetunjuk peta yang ada di blue print. Namun ,untuk tak dapat diraih, malang tak dapat di tolak, tiba tiba teman saya Syahrul,berteriak dan sebelum sempat menanyakan mengapa ia berteriak, dalam sekejap adapuluhan ekor lebah menyerang kami berdua. Rupanya teman saya tanpa sengaja sudah menginjak sarangnya. Dan sudah bisa diterka, kami berdua jadi santapan empuk dari lebah yangmelampiaskan kemarahan mereka, karena merasa terusik,dengan menyengat hampir seluruh tubuh kami. Bahkan sebagian masuk kedalam pakaian dan melakukan aksinya disana.

Mau lari? Nggak mungkin, karena kondisi disana bukan tempat main petak umpat. Maka satu satunya yang dapat kami lakukan adalah menjaga, agar mata kami tidak ikut disengat,karena akan berakibat fatal. Serangan senja itu berlangsung sangat singkat dan penyerang penyerang brutal itupun pergi meninggalkan kami dalam kesakitan.

Saya mencoba melirik kesekeliling dan melihat ada tumbuhan liar yang lagi berbunga disana. Langsung tangan saya meraih, sebanyak mungkin bunga bunga tersebut. Melumatkannya ditelapak tangan dan menggosokkan ke seluruh tubuh yang disengat lebah tadi. Saya desak agar Syahrul juga melakukan hal yang sama. Namun dengan wajah yang kelihatan enggan, karena mungkin tidak yakin, ia hanya seadanya mengambil bunga bugaan dan menggosokkan pada beberapa tempat ditangannya.

Kami Langsung Pulang.

Karenatujuan utama mencocokkan lokasi tanah dengan peta yang ada sudah tercapai, ditambah dengan sengatan lebah berbisa yang terasa sangat perih dan membuat kami menggigil, maka kami memutuskan untuk pulang.

Selama perjalanan kembali ke mobil, saya melihat kondisi teman saya semakin kurang nyaman. Kembali saya “paksa “ agar sambil berjalan , menggosok bunga bungaan yang ada disana, pada sekujur tubuh yang disengat.

Senang sekali bisa kembali mencapai kendaraan dan kami langsung menuju pulang. Rencana mau makan di warung Padang ,yang ada di perjalanan, kami batalkan. Walaupun tubuh masih terasa hangat dan perih ,namun saya merasa semakin lama perihnya dan bengkaknya mulai menghilang. Berbeda dengan teman saya ,yang wajahnya merah padam dan gelisah sepanjang jalan.

Dua jam kemudian kami sampai kembali ke Padang dan langsung saya antarkan kerumahnya.Saya langsung pulang kerumah. Setelah istirahat sejenak ,saya mandi dan memang masih ada bentol bentol merah disana sini bekan sengatan lebah lebah tadi, tapi saya sama sekali tidak merasa demam. Keesokkan hari nya saya berkunjung kerumah teman saya, ternyata menurut istrinya,malamnya ia sempat demam tinggi dan mengigil.sehingga dokterpun dipanggil. Seminggu kemudian baru Syahrul sembuh dari sengatan.

Nah, ini hanya pengalaman kecil,yang kelihatan amat sepele, namun kalau kita tahu kiat kiatnya , sesungguhnya hanya dengan tindakan kecil,bisa menghindarkan masalah yang lebih besar.

Pengalaman kecil lainnya.

Pernah saya sedang berburu tupai di desa. Walau memakai sepatu olah raga, namun sepotong kayu dengan 3 buah besi paku yang menancap kuat dipotongan papan tersebut, ternyata mampu menembus,tidak hanya telapak sepatu, tetapi juga telapak kaki saya. Dengan menahan sakit, papan berikut besi paku itu saya cabut.

Saya biarkan darah kotornya mengalir keluar, untuk menghindari infeksi yang bisa mengakibatkan tetanusatau rahang kaku. Nah ,dikampung pada waktu itu belum ada yang namanya pukesmas. Saya ingat ketika masih kecil, tangan saya terluka dan hanya diobati dengan bawang yang ditumbuk dan diberi sedikit gula pasir, ternyata tidak infeksi dan sembuh.

Tidak punya pilihan lain,saya minta ke orang kampung, dua suing bawang dan kemudian sedikit gula pasir. Yang saya tumbuk hingga halus. Karena tidak ada kain pembalut, maka saya sobek kaus dalam saya dan kemudian digunakan sebagai penganti pembalut.

Setelah sampai kerumah yang jaraknya sekitar 1 jam,sobekkan kaus saya ganti dengan kain pembalut bersih dan saya balut lagi dengan mengunakan ramuan bawang yang ditumbuk dengan sedikikit gula pasir. Ternyata dua hari kemudian sudah tidak terasa sakit lagi . Namun untuk sembuh total tentunya butuh beberapa hari, karena ketiga besi paku itu menancap cukup dalam. Belakangan saya baru tahu, bahwa bawang mengandung khasiat seperti antibiotic. Sehingga luka yang cukup dalam bisa sembuh.

Nah, seperti yang saya tuliskan pada awal, tak seorangpun ingin terluka atau disengat lebah, namun hal ini bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Andaikata pas lagi naas dan kebagian luka seperti saya ataupun disengat lebah, yang penting jangan panik dan lakukanlah seperti yang sudah saya praktekkan.

Semoga artikel kecil dan kelihatan sepele ini, bermanfaat untuk dibaca dan dijadikan catatan penting dalam dompet.Sehingga sewaktu waktu bisa digunakan, baik untuk diri sendiri, maupun untuk membantu orang lain.

Perth, 06 Juni. 2014

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun