[caption id="attachment_335997" align="aligncenter" width="496" caption="sumber :reuters/ft,afp"][/caption]
HebohVirus Maut Ebola Airport dan Sekolah di Tutup
W.H.O. –World Health Organization yang merupakan Organisasi Kesehatan Dunia , telah mendesak badan badan internasional untuk mengerahkan bantuan medis secara maksimal, untuksalah satu negera termiskin di dunia. Tindakan ini diberlakukan sehubungan dengan merebaknya Virus Ebola yang mematikan. Dan sudah ratusan orang korban.
Sementara itu Sierra Leone mengumumkan keadaan darurat dan meminta pasukan keamanan melakukan karantina yang ketat terhadap korban Ebola pada hari Kamis,kemarin .Bergabung dengan tetangga Liberia, melakukan control ketat, menghadapi tewasnya 729 orang di Afrika Barat,yang merupakan wabah terburuk..
WHO juga melaporkan kematian 57 orang,yang baru saja terjadi dalam kurun waktu hanya 3 hari,yakni antara 24 Juli 2014 hingga 27 Juli 2014, di Guinea,Liberia , Leon dan Nigeria.
Korban Pertama adalah Warga Amerika Serikat.
Pihak berwenang di Nigeria, yang mencatat kasus Ebola pertama minggu lalu. ketika seorang warga negara AS meninggal setelah tiba dalam penerbangan dari Liberia. Sejak saat itu tindakan segera diadakan oleh pemerintah setempat dengan melakukan seleksi kesehatan terhadap semua penumpang yang bepergian dari daerah beresiko virus maut ini.
Dalam ukuran meningkatnya kekhawatiran internasional, Inggris pada hari Rabu mengadakan pertemuan antar pejabat intern ,guna membahas Virus maut Ebola,yang dinilai sudah memasukii tahap memprihatinkan. Sementara itu Gedung Putih juga sudah menjadikan bahasan utama bersama Presiden Barack Obama dan menyebutnya sebagai ancaman yang memerlukan tanggapan serius.
Belum ada Larangan Resmi
Tapi penerbangan internasional asosiasi IATA mengatakan WHO belum secara tegas merekomendasikan pembatasan perjalanan atau penutupan perbatasan karena wabah maut ini,Kendati sudah ada beberapa bandara yang mengambil inisiatif menutup seluruh penerbangan.
Wabah Ebola,yang mirip dengan demam berdarah ini, hingga saat ini belum ditemukan obat pamungkasnya., Begitu seriusnya ancaman virus ini, sehingga Presiden Siera Leone memutuskan akan bertemu dengan para pemimpin Liberia dan Guinea di Conakry pada hari Jumat untuk membahas cara-cara untuk memerangi epidemi. Dia membatalkan kunjungan ke Washington untuk pertemuan puncak AS-Afrika pekan depan,karena menganggap keselamatan penduduknya adalah prioritas utama.“ Keadaan darurat ini akan berlangsung selama 60 hingga 90 hari , Sebuah tantangan yang luar biasa dan memerlukan tindakan yang luar biasa juga” kata Presiden Koroma
Dia mengatakan polisi dan militer akan menetapkan karantina pada semua titik rawab penyakit dan akan membantu petugas kesehatan. Para petugas menyatakan untuk menjamin keselamatan para petugas dan relawan kesehatan ,untuk melakukan tugas tugas kemanusiaan ,tanpa hambatan dari siapapun.Pernyataan ini dikeluarkan , menyusul sejumlah serangan terhadap petugas kesehatan oleh masyarakat setempat.
Pemerintah Melakukan Sweeping
Dalam upaya yang sungguh sungguh untuk meminimalkan korban jatuh akibat Virus maut ini, pemerintah melakukan sweeping darirumah ke rumah ,untuk mencaridan melacak korban Ebola.Rumah di mana penyakit itu diidentifikasi akan dikarantina sampai dibersihkan oleh tim medis. Penderita dilarang untuk menerima kunjungan siapapun, kecuali petugas kesehatan yang berhubungan dengan pembrantasan Ebola ini.
Kontrol Ketat di Bandara Diberlakukan
Penyakit ini membunuh hingga 90 persen dari mereka yang terinfeksi, meskipun tingkat kematian epidemi saat ini berjalan pada sekitar 60 persen. Pada tahap akhir, gejala termasuk perdarahan eksternal, pendarahan internal besar-besaran, muntah dan diare - di mana titik virus menjadi sangat menular.
Karena itu di Sierra Leone, bekas jajahan Inggris, memberlakukan keadaan darurat dengan melakukan pemeriksaan ketat kepada setiap penumpang. Baik yang tiba,maupun berangkatdari Bandara Internasional Lungi . Pemeriksaan tidak hanya sekedar pengecekan formal,tapi benar benar dilakukan dengan teliti, hingga ke tahap pengukuran /scanning suhu tubuh setiap calon penumpang.
Sementara itu, diberitakan bahwa dua maskapai regional, Nigeria Arik dan Asky, telah membatalkan semua penerbangan ke Freetown dan Monrovia setelah seorang warga negara AS, Patrick Sawyer, meninggal di Lagos pekan lalu setelah tiba di penerbangan Asky dari Liberia.