Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Pengalaman Adventure Taklukkan Ketakutan Dalam Diri

29 Juli 2014   02:20 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:58 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_335493" align="aligncenter" width="384" caption="Alam mampu menggugah rasa syukur/doc,pri"]

14065494521919205326
14065494521919205326
[/caption]

Terkadang saya harus menyelinap diantara dua tautan batu raksasa yang bagaikan disusun dengan rapi oleh alam. Dalam terowongan terasa udaran cukup dingin mengigit, karena disamping masih musim dingin, celah celah ini tidak tersentuh oleh sinar mentari, Karena terhalang oleh bebatuan.

Pemandangan yang Menakjubkan

Dari ketinggian saya memandang jauh kedepan,merasakan bagaikan berada di dimensi lain. Keindahan yang sangat menakjubkan. Air yang mengalir jauh dibawah sana, terlihat bagaikan berkilauan diterpa sinar surya. Ada suatu kebahagiaan tersendiri bersemai dalam hati dan jiwa ,bahwa setidaknya saya sudah mampu menaklukan ketakutan yang menguasai diri, ketika diawal mendaki bukit ini.

Walaupun sama sekali tidak berkompetisi dengan siapapun, namun saya merasa diri saya adalah Pemenang. Karena sudah berhasil mengalahkan diri sendiri.Rasa lelah dan nafas yang agak memburu , seperti sirna dalam sesaat menyaksikan pesona alam ini. Namun saya mengingatkan diri, agar tidak larut dalam kebanggaan diri, yang dapat menjadi boomerang dan membahayakan diri sendiri.

[caption id="attachment_335494" align="aligncenter" width="430" caption="bebatuan raksasa yang bagaikan disusun oleh alam/doc.pri"]

14065496581581614101
14065496581581614101
[/caption]

Menghadirkan Rasa Syukur Mendalam

Bagi orang lain.mungkin apa yang saya lakukan ini, tidak ada apa apanya. Apalah artinya mendaki sebuah bukit,sedangkan orang lain menaklukan puncak Himalaya. Namun saya tidak mau membandingkan apa yang saya capai dengan apa yang dicapai oleh orang lain. Rasa syukur saya sangat luar biasa, mengingat dalam usia 71 plus ,saya masih mampu mendaki sebuah bukit dengan merayap diantara bebatuan .

Karena sudah cukup lama berada diatas, maka saya mulai berangsur turun, karena dibawah saya ditunggu oleh keluarga. Perjalanan turun, ternyata juga tidak mudah, karena harus ekstra hati hati agar tidak tergelincir.

Akhirnya dengan menarik nafas panjang dan bersyukur, saya tiba kembali di bawah dengan selamat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun