Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Pengalaman Adventure Taklukkan Ketakutan Dalam Diri

29 Juli 2014   02:20 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:58 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_335490" align="aligncenter" width="479" caption="Berada ditempat tinggi, mendekatkan diri kepada alam/doc.pri"][/caption]

Shoalhaven Adventure Taklukkan Ketakutan Dalam Diri

Berkendara dari Mount Saint Thomas menuju ke Soalhaven membutuhkan waktu sekitar satu jam perjalanan. Tidak begitu ramai pengunjung dipagi ini. Lokasi ini terlihat sangat dijaga keasriannya. Pohon pohon yang menjulang tinggi dan batu batuan raksasa yang cukup menantang, karena terjal dan tinggi.

Pengunjung terbagi atas dua aktivitas,yakni menyaksikan hewan hewan spesifik Australia, seperti Kangguru, Koala, Wombat dan berbagai jenis burung yang dilindungi. Sedangkan aktivitas lainnya adalah Adventure, yakni menerobos hutan dan mendaki bukit yang tidak terlalutinggi, namun harus mendaki batu batuan yang besar dan licin.

[caption id="attachment_335491" align="aligncenter" width="512" caption="doc,pri"]

14065490132038343100
14065490132038343100
[/caption]

Memandang keatas, membuat saya tertantang untuk mencoba mendaki dan sekaligus menguji kemampuan diri, setelah lebih dari 2o tahun tidak pernah lagi mendaki gunung. Saya mencoba menapaki perlahan lahan dan merayap keatas. Namun baru diketinggian 2o meter, ketika melihat kebawah, entah kenapa tiba tiba saya merasa gentar. Saya berhenti sesaat dan menyadari bahwa diri saya sudah berubah. Padahal dulu saya tidak kenalapa yang namanya gentar dan takut. Namun kini ,barusejengkal sudah goyah.

Yang menjadikan perjalanan ini menjadi rumit , adalah karena sama sekali tidak ada tanda tanda penunjuk jalan untuk menemukan jalan setapak menuju keatas bukit batu ini. Semuanya dibiarkan persis seperti apa adanya.Sehingga saya kesulitan dalam memutuskan arah mana untuk keatas dan arah mana yang malah menuju ke samping. Karena ketika berhadapan dengan batu yang sebesar rumah, tentu tidak mungkin bisa di daki

Terus Mendaki atau Turun

Dalam kebimbangan hati ,saya berhenti sesaat, sambil menenangkan pikiran. Mencoba memotivasi diri, bahwa dulu saya sudah beberapa kali mendaki gunung Singgalang dan Merapi di Sumatera Barat. Dibandingkan dengan ketinggian sebuah gunung, bukit yang ada dihadapan saya ,sesungguhnya tidak ada apa apanya. Kalau saya turun, berarti untuk selanjutnya saya tidak pernah lagi akan berani mendaki gunung.

Selang beberapa saat, semangat saya mulai pulih . Saya memutuskan untuk melanjutkan mendaki sejauh mana saya mampu. Setidaknya, saya tidak akan turun saat ini. Maka saya mulai melangkahkan kaki ,menapaki dengan sangat hati hati batu batu yang cukup licin. Tapi saya tidak melihat kebawah, karena kuatir akan mengoyahkan semangat .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun