Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesaktian Pancasila Sebagai Perekat NKRI Sudah Mengering?

15 Agustus 2014   01:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:31 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kesaktian Pancasila Sebagai Perekat NKRI  Sudah Mengering?


Secara umum, Opini hanya “berhak dan memiliki nilai jual” ,bila diuraikan atau ditulis oleh tokoh masyarakat atau salah seorang pejabat tinggi negara. Bila ditulis oleh orang biasa seperti saya, tidak memiliki nilai jual sama sekali. Namun merujuk pada artikel yang di tulis oleh Pendiri dan Pengelola Kompasiana, Pepih Nugraha,yang berjudul:” Jangan Paksa Warga Menjadi Wartawan” .

Maka saya memberanikan diri untuk menulis dan mem publish artikel ini. Dengan berpegang pada moral.bahwa saya bukan wartawan dan tidak ada yang berhak memaksa saya untuk jadi wartawan. Sebagai orang awam dan bukan wartawan,maka saya merasa berhak menuliskan opini saya, kendati memahami tidak memiliki kekuatan apapun.

Sebagai salah seorang warga negara Indonesia yang hidup di tiga jaman – Jepang- Belanda – Kemerdekaan, walaupun bukan siapa siapa, tapi saya masih menyimpan memoriterhadap perkembangan Pancasila dari masa ke masa.

Menyongsong Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 69 ,saya menuliskan artikel kecil ini,sebagai sumbangsih dari diri saya pribadi.

Pancasila Telah Kehilangan Kesaktiannya?.

Pancasila yang begitu di banggakan oleh segenap bangsa Indonesia, karena merupakan sarana yang telah mempersatukanIndonesia menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun sejak di dengungkannya jaman reformasi dengan segala gegap gempitanya, ternyata telah memberikan akibat yang sangat buruk terhadap Pancasila itu sendiri.

Orang tidak lagi bergairah menyebutkan atau menyanyikan laguGaruda Pancasila. Bahkan dengan berat hati, kita harus mengakuibahwa masyarakat menghindar untuk membahas tentang Pancasila. Secara ekstrim ,tidak berlebihan bila disebutkan bahwa Pancasila sudah di museumkan ,baik secara sadar ataupun tidak. Atau malah dengan sengaja dipasung atau di patungkan.

Akibat Pemaksaan Kehendakoleh Orde Baru

Pemerintahan yang bersifat otoriter atau tegasnyapemerintahan diktator ,yang melakukan pemaksaan kehendak lewatP4 atau Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila ,yang ternyata justru menjadi boomerang yang menghantam negara republik ini. Karena prilaku yang ditunjukkan oleh para Penatar maupun tamatan P4 ini, bukan hanya tidak mencerminkan nilai nilai yang terkandung di dalam Pancasila itu sendiri, malahan justru bertolak belakang dari apa yang dituntut oleh moral Pancasila itu sendiri.Salah satunya adalah :”Saling asah dan saling asuh” yang seharusnya secara mudah dan sangat jelas dapat diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Namun hal inipun ,sama sekali tidak tersentuh dalam penerapannya,sehingga terjadilah perpecahan disana sini. Pancasila yang seharusnya menjadi perekat bangsa yang terdiri dari beragam suku dan agama ,serta berbagai ideology,ternyata sudah mongering atau sengaja dikeringkan.

Maka ibarat lem perekat yang sudah mengering ,tidak lagi berarti apapun untuk merekat sesuatu yang merenggang atau retak, demikian pula dengan Pancasila yang sudah kehilangan kekuatannya untuk menjadi perekat bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai Ciri Khas Bangsa Indonesia

Satu satunya bangsa di dunia yang memiliki Pancasila adalah Bangsa Indonesia. Jadi tidak salah bila dikatakan bahwa ciri khas bangsa Indonesia adalah Pancasila. Bila ciri khas bangsa sudah tidak berfungsi lagi, maka bagaimana mungkin NKRI tetap bisa dipertahankan?

Semoga setelah menjalani berbagai peristiwa sejarah: Pendudukan Jepang,Penjajahan Belanda,Orde Baru, Orde Lama dan Reformasi, kita berharap Indonesia akan memasuki jaman Pencerahan. Untuk dapat menghidupkan kembali nilai nilai luhur bangsa yang terkandung di dalam Pancasila.

Mungkin artkel ini ,hanya akan dibaca sesaat dankemudian berlalu bersama angin.Namun setidaknya ,untuk menyongsong Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 69, sebagai salah satu dari 250 juta rakyat Indonesia,  saya sudah ikut berpartisipasi untuk membela Negara Kesatuan Republik Indonesia, melalui secarik tulisan kecil ini.

Selamat Menyongsong Hari Kemerdekaan ke 69 NKRI.!

Mount Saint Thomas, 15 Agustus, 2014

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun