Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Mengikuti Kegiatan Penduduk Senior di NSW

17 Agustus 2014   18:57 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:19 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_338453" align="aligncenter" width="614" caption="ft.doc.pri"][/caption]

Menengok Kegiatan Penduduk Senior di NSW.Tanpa terasa .sudah sepuluh tahun kami domisili disini. Sering ketemu dengan teman teman dari Indonesia. Sebagian besar adalah karena salah satu anggota keluarga mereka melanjutkan study di University of Wolongong.

Setiap kali ketemu teman dari Indonesia, pertanyaan yang senada yang senantiasa disampaikan adalah :" Bagaimana kami bisa betah ,berlama lama tinggal disin?"Sesungguhnya pertanyaan ini. bisa dijawab sendiri. Dimanapun kita berada.apalagi berniat untuk tinggal,tentu kita harus mau bergaul dan bersahabat dengan lingkungan kita. Karena tetangga atau lingkungan kitalah yang merupakan orang pertama yang bisa membantu, bila ada sesuatu kepentingan mendadak.

Hal inilah yang agaknya sering dilupakan, sehingga banyak yang tidak betah tinggal disini. Bahkan dalam hitungan bulan sudah pulkam.

Ikut Kegiatan Bermasyarakat.

Secara berkala ,kami ikut ambil bagian dari pertemuan dengan para Senior Citizen disini. Karena kalau hidup dirantau orang dan tidak mau berbaur,diyakini dalam hitungan bulan,akan cabut dan pulkam. Hal ini bukan opini saya, tetapi sering saya temui teman teman dari Indonesia, yang mengeluh, orang tua atau istrinya minta dipulangkan. Alasan klise adalah:” Tidak betah, karena tidak ada teman”

“Lho ,teman kan harus kita carimas. Mana mungkin tiba tiba orang datang kerumah kita, terus mengajak berteman?” kata saya pada teman saya Sutarji ,asal Yogya, yang kuliah ambil S3 di University of Wollongong.“Yaa…gimana ya pak.. saya jadi bingung juga nih”.

[caption id="attachment_338478" align="alignleft" width="640" caption="ft.doc.pri"]

1408254427738219436
1408254427738219436
[/caption]

Kisah ini bukan sekali dua, tapi sudah belasan kali saya temui.Salah satunya adalah dosen dari Tafe. Minta tolong pada saya dan istri,untuk membunjuk ibundanya , agar mau menetap disini. Lha,gimana mau bujuk orang tua? Kalau bujuk anak anaksih gampang,

Ending berita ini adalah tidak happy ending, karena semua yang mengeluh, akhirnya pulang .Meninggalkan suamiatau anak nya disini.

MengikutiKegiatan Para Senior Citizen di NSW

Apa saja yang dilakukan oleh para Senior Citizen disini, sehingga kami betah berlama lama domisili disini?

Ada beberapa kegiatan yang sudah terjadwal.yakni :


  • olah raga
  • kegiatan sosial/voluntir
  • Belajar dan mengajar

dan tidak lupa makan bersama, serta saling memperkenal kan diri ,Sekaligus berbagi kisah kisah hidup

Kegiatan Sosial.Salah satu kegiatan sosial adalah menjadi voluntir . Menjadi voluntir merupakan salah satu kebanggaan bagi penduduk Australia. Yang masih muda menjadi Voluntir ,sebagai Life guard  di Pantai atau berkeliling mengumpulkan pecahan kaca .Baik dari pecahan botol.,maupun kaca bekas dari tabrakan. Kegiatan yang tampak sepele ini, ternyata bermanfaat cukup besar. Minimal mengurangi kecelakaan bagi yang suka olah raga marathon di pagi atau sore hari. Dan sekaligus menghindarkan ban kendaraan bocor terkena pecahan kaca ini, serta memperkecil bahaya kebakaran hutan. Karena pecahan kaca,,dimusim panas, bisa berubah fungsi ketika terkena sinar matahari dan menimbulkan titik api, yang dapat membakar rerumputan kering.

Bagi yang sudah senior, lebih banyak kegiatan sosial di dalam ruangan. antara lain memperbaiki kursi roda yang rusak, tanpa menerima uang sepeserpun . Hal lain, adalah mengumpulkan bahan makanan dan dibagikan kepada yang membutuhkan .

[caption id="attachment_338488" align="alignleft" width="1024" caption="makanan kaleng dan kardus untuk dibagikan/ft,doc,pri"]

1408260271839605138
1408260271839605138
[/caption]


[caption id="attachment_338459" align="aligncenter" width="420" caption="bowling dilapangan terbuka: ft. doc,pri"]

14082510711924644268
14082510711924644268
[/caption]

Dalam pertemuan, kami bergiliran dapat kesempatan 5 menit untuk menceritakan pengalamannya. Apa saja boleh. Mengingat yang hadir disini, terdiri dari belasan suku bangsa di dunia. Jangan heran,bahwa sebagian dari mereka, terutamaimigran dari Italia, Spanyol dan Amerika Latin, bahasa Inggerisnya tidak lebih baik dari pada bahasa Inggeris gado gado saya.

Karena mereka tetap menggunakan bahasa ibunya disini. Dan hal ini bagi pemerintah Australia, tidak di ganggu gugat, karena merupakan hak privasi setiap insan.

[caption id="attachment_338463" align="aligncenter" width="420" caption="makan bersama para senior citizen dengan keluarga./ft.doc.pri"]

1408251175859007351
1408251175859007351
[/caption]

Indonesia is the real Safari Park in the World?

Selain acara olah raga dan makan bersama, serta kegiatan sosial. adakalanya ,kami saling menceritakan kisah kisah hidup masing masing.

Tiba giliran Frank, bercerita bahwa ia sudah banyak berkeliling di berbagai negara.Tahun lalu untuk pertama kalinya mengunjungiIndonesia ,bersama istri dan 2 orang temannya..

Frank ini sangat berbakat, kalau untuk bercerita. Ia tampak serius dan menjelaskan secara detail setiap jejaknyaTerkadang susah membedakan  ,ia lagi bercanda atau ngomong serius.. Frank mulai bercerita sejak  dari landing di Bandara International Sukarno –Hatta dan melihat lalu lintas yang begitupadat,lengkap dengan kemacetannya. Ia bercerita dengan mimik wajah dan gerakan tangan dan ekspresi wajahnya, dengan begitu piawai

.Menurut Frank, ia langsung protes pada teman yang menjemputnya.

Wah, saya jauh jauh datang ke Indonesia, mau melihat pemandangan alamnya ,yang kata orang sangat indah. Kalau Cuma mau lihat kota seperti ini, kan cukup ke Sydney saja. Tidak usah buang ongkos banyak dan perjalanan yang begitu jauh."Saya suka yang alami" .kata Frank dengan nada agak kesal.

Temannya bilang:’ Okay,Frank I’ll bring all of you to stay in my village, the biggest Safari Park in the world”. Mendengar hal ini ,Frank dan istrinya, serta dua orang temannya, sangat senang.Teman Frank yang bernama Rudy, menelpon ,menghubungi temannya di :”village”. Sesaat kemudian wajah Rudy ceria. “ Okay, I’ll get the homestay, where you can stay and spend your holidays”

Menuju ke perumahan Tiga Raksa

Dari Bandara ke perumahan Tiga Raksa, memakan waktu lebih dari satu jam.Memasuki pintu gerbang perumahan Tiga Raksa, sudah menunggu seorang pengendara sepeda motor. Rupanya orang yang mau menyewakan rumahnya untuk dijadikan homestay.Ada 15 menit berkendara ,sampailah ke blok QQ.

Dan kendaraan berhenti.Tiba tiba tampak serombongan sapi berjalan santai ,bersama 2 ekor anaknya, rupanya satu keluarga. Sementara itu ada serombongan itik,yang juga melintas dijalur yang sama.Masih diramaikan lagi dengan rombongan kambing yang diiringi oleh gembalanya" Kisah Frank

“I like it” kata Frank ceria.It looks like a real Safari Park.”Ia segera turun, jepret sapi yang cantik dan lemah gemulai jalannya, sambil tidak lupa,sesekali melepaskan bomnya, ditengah perjalanannya. Ada barisan itik yang sambil berjalan melenggok ,mengeluarkan suara, yang menurut pendengaran siFrank menarik.

Pintu Home Stay dibuka dan surprise lagi. Ada beberapa ekor cecak lagi merayap di dinding. “wonderful “ kata Frank dan langsung cecak di foto dalam berbagai posisi, Tentu saja di cecak sangat bangga ,karena selama ini tidak ada yang peduli padanya. (di Australia tidak ada cecak dirumah, yang ada tokek di hutan dan disemak semak)

Sedang asyiknya Frank jepret sana. Jepret sini, tiba tiba dari pekarangan rumah yang kelihatan sengaja dibiarkan tampak alami atau pemiliknya tidak mau keluar uang untuk membersihkan pekarangannya ,tiba tiba seekor ular sepanjang satu meter mendesis dan menegakkan kepalanya.

Mungkin merasa ketenangannya dalam bermeditasi terusik. Maklum rumah ini, sudah 2 tahun ditinggal kosong oleh pemiliknya. Karena tidak ada yang mau menyewa,lantaran jauh masuk ke kampung dan sepi lagi.

Sembil terkagum kagum ,menyaksikan taman safari yang ada ditengah perumahan , Frank mengangkat kopernya dan berjalan menuju keruang tengah. Tiba tiba ada beberapa ekor tikus berjalan santai dan tidak takut sedikitpun pada tamu yang masuk . Lagi lagi Frank dan temannya berseru :’ Fantastic ..fantastic..”

“Wonderful.. it’s really a real Safari Park. I like it” .Kata Frank ,sambil tertawa lebar. “Lovely” . Hai Rudy, you right .this place is a real Safari” . I think Indonesia is the biggest Safari in the world”.Sambil bercerita, sesekali mata Frank melirik kearah saya.

[caption id="attachment_338484" align="alignleft" width="700" caption="Frank dan istri yang selalu ceria/ft,doc,pri"]

1408258555777726660
1408258555777726660
[/caption]

Frank Meledekkin Saya .....?

Wajah saya merah padam dengar kisah si Frank.Dalam hati saya mengerutu:” Nih si Bule lagi ledekkin saya atau lagi terkena virus Ebola, hingga mengingau??”

Tapi wajah Frank ,sama sekali tidak cengar cengir ,seperti layaknya orang yang lagi meledekin orang. Wajahnya tampak tenang ,bagai bayi yang baru lahir. “Kelihatannya memang Frank senang tinggal di kampung, dimana kambing ,ayam dan sapi ,berkeliaran didepan rumah dan disepanjang jalan desa.

Aneh memang kedengarannya. Namun ,terkadang hidup itu bagaikan sebuah lelucon bagi orang lain, sementara bagi yang satu lagi, merupakan sebuah kehidupan yang nyata. Menikmati kisah atau lelucon si Frank ini,membuat semua yang hadir terperangah:" Luar biasa ,ternyata bukan Afrika, melainkan Indonesia yang merupakan taman Safari terbesar di dunia.

Hmm begitulah hidup ,harus dinikmati.  Seperti nyanyian anak anak :" Disini senang, disana senang..dimana mana hatiku senang ..tralal alala.... "

Begitulah sekilas, cara saya dan istri menikmati dan membetahkan diri ,tinggal dan bergaul dengan berbagai suku bangsa dirantau orang.

Catatan Penulis:

Karena ini kisah nyata. Hanya saya kasih bumbu sedikit, maka tidak saya switch ke Kanal Humor. Kalau ingat kisah si Frank.saya ketawa sendirian, tapi nggak berani ketawa di jalanan. Saya tahan ,hingga tiba di rumah.

Mount Saint Thomas. 17 Agustus. 2014

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun