Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Jalanan" Kembali Raih Penghargaan Bergengsi di Melbourne

31 Agustus 2014   12:35 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:01 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_356438" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi Film Dokumenter Jalanan/Kompasiana (Kompas.com)"][/caption]

“ Jalanan “ Kembali Raih Penghargaan di Melbbourne

[caption id="attachment_340306" align="alignleft" width="180" caption="ft.checktoko.com.jalanan"]

1409437904375602594
1409437904375602594
[/caption]

Film dokumenter” Jalanan” yang berkisah tentang tiga pengamen Jakarta, berhasil memenangkan penghargaan pilihan penonton (People's Choice Awards) dalam Festival Film Internasional Melbourne (MIFF) tahun 2014 Film karya Daniel Ziv tersebut sebelumnya telah memenangkan penghargaan Best Documentary di festival film Busan, di Korea Selatan.

Film dokumenter “Jalanan” ini diluncurkan pertama kalinya pada bulan Oktober 2013, di Festival Film terbesar di Asia, yakni : Busan International Film Festival di South Korea. Film ini meraih “Best Documentary “. Sesuai dengan kategori sebagai film dokumenter, karena diangkat dari kisah kisah nyata kehidupankeras di ibu kota negara ini. Menghadirkan 3 sosok pengamen jalanan,“Jalanan “ ini ditayangkan di Epicentrum ,Kuningan , Jakarta Selatan.Uniknya film yang membutuhkan waktu 7 tahun untuk menyelesaikannya dan menjadikan sebuah film dokumenter yang mendunia, justru adalah hasil karya Daniel Ziv,yang bukan anak Indonesia.

Film Tentang Kehidupan Nyata di Jakarta

"Pemenang untuk kategori film dokumenter adalah potret penuh harapan tentang kehidupan di sisi terpinggirkan di perkotaanIndonesia. Jalanan," bunyi pernyataan dari MIFF. Film ini telah mengalahkan sejumlah film dokumenter lain, antara lain 'Keep on Keepin' on' dari Amerika Serikat, 'German Concentration Camps Factual Survey' dari Inggris Raya, dan 'Dior and I' dari Perancis. Sesuai namanya, People's Choice Awards ditetapkan berdasarkan pemungutan suara penonton selama MIFF berlangsung. Tahun ini MIFF diadakan dari tanggal 31 Juli hingga 17 Agustus 2014, dan terdapat ratusan film yang diputar dalam acara tersebut.

Kisah tentang wanita bernama Titi

Dalam perjalanan pertamanya ke luar negeri, Ia ikut bersama sutradara Daniel Ziv dan penulis sekaligus editor Ernest Hariyanto ke Melbourne untuk menghadiri pemutaran film tersebut."Kami sangat bangga terutama kepada Titi, yang kehadirannya di pemutaran kami pasti membuat pengalaman yang sangat istimewa untuk pemirsa Melbourne."

Setelah dari Melbourne, film dokumenter ini akan terus beredera ke berbagai negara . Bulan September ini, Jalanan akan menjadi  Film Penutupan dalam acara HAM terkemuka di Malaysia, FreedomFilmFest 2014 - SELANGOR, 06-13 September di Petaling Jaya (KL), lalu melakukan perjalanan ke Kota Kinabalu & Georgetown, Penang.

Tiga musisi, Boni, Ho & Titi, akan melakukan perjalanan ke Malaysia dan tampil di atas panggung dengan musisi lokal setelah pemutaran JALANAN pada tanggal 13 September. Ini akan menjadi petualangan pertama Boni ke luar negeri.

Selain itu,  Jalanan akan diputar pertama kalinya di Amerika Utara akan diadakan di Vancouver International Film Festival (VIFF) ke-32, 25 September - 10 Oktober, 2014. JALANAN terpilih sebagai bagian dari 32 film-film peraih berbagai penghargaan dari seluruh dunia. Vancouver International Film Festival adalah salah satu momen perfilman yang terhormat di Amerika Utara.(sumber :abcnews/radioaustralia/tribunes)

Spirit dari Film Jalanan

Mengisahkan tentang perjualan seorang gadis muda belia, bernama Titi, asal dari Jawa Timur yang dengan nekat dan tekad membara, mempertaruhkan masa depannya, dengan mencoba hidup di Jakarta. Pada waktu itu Titi masih berusia, 14 tahun dan belum mengerti betapa kerasnya kehidupan di kota metropolitan Jakarta. Kecintaan Titi akan bermusik menjadikan ia penyanyi jalanan yang mengharapkan penghasilan lewat bermusiknya didalam bus kota di hadapan para penumpang.

Kini, Titi yang sudah memiliki 4 orang anak ini, meski tidak semua anak tinggal bersamanya.Tetapi perhatian dan tanggung jawabnya sebagai orang tua tidak pernah diabaikannya.Ia tidak ingin anak anaknya mengikuti perjalanan hidupnya yang keras dan gersang sebagai pengamen jalanan.

Film ini juga menggambarkan ,bagaimana Daniel yang sama sekali bukan berdarah Indonesia, secara mengagumkan, memungut setiap kejadian, betapa pun kecilnya dan dijadikan bagian dari film ini. Justru dari hal hal kecil yang banyak dilupakan dan diabaikan orang banyak. Ia berhasil secara menakjubkan membuat film ini menjadi terbesar dibidangnya.

Mount Saint Thomas 31 Agustus, 2014

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun