Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Inilah Sebabnya Para Perantau Kangen Buahan Indonesia

5 September 2014   04:20 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:35 1376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_341099" align="aligncenter" width="560" caption="buah pepaya 4,99 dollar perkg= 50 ribu rupiah/ft.doc,pri"][/caption]

Inilah Sebabnya Para Perantau Kangen Buahan Indonesia

Ketika masih berada di negeri sendiri, bayangan akan luar negeri bagaikan taman firdaus. Apalagi dengan segala macam buah, yang di Indonesia jarang ditemui. Atau kalaupun ada harganya selangit. Pada awal berada di Australia, maka impian untuk makan berbagai buahan di sini tidak disia-siakan. Hampir setiap hari makan buah anggur seedless, yang tanpa biji dan sangat manis. Apalagi kalau lagi musim, harganya sekilo cuma 2 dollar atau 20 ribu rupiah. Ada buah kiwi, buah vegetarian, buah peer dan sebagainya.

Namun setelah tinggal di sini, makan buahan Australia ternyata tidak lagi menari hati. Rasa kangen akan buahan Indonesia serasa mendesak. Pikiran terus ingat: duren, manggis, mangga, semangka, papaya, dan seterusnya.

[caption id="attachment_341102" align="aligncenter" width="560" caption="buah terong belanda/1,80 per satu buah/ft.do.pri"]

14098398331163021839
14098398331163021839
[/caption]

Nah, pagi tadi sejak dari kediaman kami di Mount Saint Thomas, saya sudah berniat ingin mencari buahan tropic. Saya dan istri ke Farry Meadow, yang berjarak tempuh sekitar 20 menit berkendara. Setibanya di sana, saya semakin bersemangat, karena dari kejauhan sudah terlihat ada buah pepaya dan semangka. Mobil saya parkir dan langsung menggandeng istri saya Lina, menapaki pintu masuk pasar khusus buah dan sayur ini.

[caption id="attachment_341100" align="aligncenter" width="560" caption="pisang  5,49 dollar perkg./ft,doc,pri"]

1409839507222053682
1409839507222053682
[/caption]

Rasa Kangen Menjadi Buyar

Namun melihat angka-angka yang ditempelkan pada buah pepaya dan semangka, mendadak rasa kangen menjadi buyar. Apalagi setelah dikalkulasikan dalam rupiah. Saya menghibur diri, biar di Indonesia saja, ntar kami makan buah sebanyak-banyaknya.

Harga buah dan sayur di sini rata-rata beberapa kali lipat dibanding harga di Indonesia. Jadi kalau di Indonesia, orang yang hidupnya pas-pasan lebih banyak makan sayur, di sini malah kebalikannya. Mau makan cabe, kalau lagi tidak musim, bisa 20 dollar atau 200 ribu rupiah per kg. Cabe rawit malahan lebih mahal.

[caption id="attachment_341101" align="aligncenter" width="560" caption="buah tomat 6.99 perkg= 70 ribu/ft,doc,pri"]

14098396881950000850
14098396881950000850
[/caption]

Nah, harga-harga ini sesungguhnya sudah termasuk murah karena Fresh Fruit and Vegetables ini cukup jauh dari pusat kota. Kalau di Figtree Mall, harganya bisa 2 kali lipat.

Nah, bagi yang sudah berencana mau tinggal dalam waktu cukup lama di luar negeri, sebaiknya makanlah terlebih dulu buahan di Indonesia sepuas-puasnya. Daripada kangen kangenan kalau sudah berada di luar negeri karena harganya bisa bikin mata kita berkunang-kunang.

Bagi saya, ini juga sebuah proses pembelajaran diri bahwa seenak-enaknya di negeri orang, tetap lebih enak di negeri sendiri.


Mount Saint Thomas, 4 September, 2014

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun