Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Menengok Selokan di Australia

9 September 2014   03:22 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:15 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ini adalah sebuah selokan(kali) yang tampak indah, karena dijaga kebersihannya/ft.doc,pri

Menengok Selokan di Australia

Tadi sore,kebetulan saya sedangparkir mobil di lapangan parkir gymnastic,menuggu cucu kami selesai latihan. Karena masih ada 10 menit lagi, maka daripada duduk bengong dan menghabiskan waktu sia sia dengan duduk di dalam kendaraan, saya ajak istri,untuk keluar dan berjalan kaki diluar lapangan perpakiran.

Ternyata disana ada selokan yang menjadi saluran air untuk daerah tersebut.Karena dulu saya tinggal di daerah yang namanya Pulau Karam ,yang lokasinya dekat dengan selokan (kali),maka saya tertarik untuk menengok secara jelas, bagaimana kondisi selokan(kali ) disini.

Ternyataselokan disini bersih,tidak ada sampah yang tampak,selain dari satu dua lembar dedaunan kering yang jatuh diterpa angina. Air mengalir dengan bebas. Sepintas tidak tampak bahwa tempat ini hanya sebuah selokan atau kali. Karena disamping bersih, juga ditanami sekitarnya dengan pohon pohon yang menampilkan keindahan. Sehingga mirip dengan lokasi wisata.Tidak tampak sepotong sampah plastik ataupun kaleng yang dibuang di jalanan.

[caption id="attachment_341721" align="alignleft" width="1024" caption="jalanan bersihkarena warga merasa memilki /f,doc,pri"]

1410186992568464901
1410186992568464901
[/caption]

Voluntir Memungut Sampah

Kalau voluntir sebagai life guard atau voluntir sebagai tenaga medis ,sudah biasa kita dengar dan lihat,tapi voluntir untu memungut pecahan kaca dan sampah, baru saya lihat ada di australia. Mereka berjalan berkelompok ,disepanjang pinggiran jalan.Mengangkat benda apapun yang tercecer dan dimasukkan kedalam kantong yang dibawa .

Mantu kami yang orang Australia juga ikut. Ketika saya tanyakan kenapa mau? Jawabnya :" Kalau bukan kita yang peduli kebersihan ,terus siapa lagi?".

Taman taman selalu dijaga kebersihannya

Setiap daerah perumahan ,pasti dilengkapi dengan taman ,yang biasanya digunakan rekreasi keluarga..Di taman ini ada disediakan tungku gas untuk memasak dan juga air minum.Warga dapat menggunakan dengan gratis, asal saja setelah digunakan, dibersihkan kembali.

Selama 10 tahun tinggal disini,belum pernah ketemu taman yang kumuh dan tungku masak yang dibiarkan kotor.Selalu dalam kondisi siap pakai. Karena mereka sudah terlatih untuk merasa memiliki

[caption id="attachment_341723" align="alignleft" width="1024" caption="doc,pri"]

1410187736801131985
1410187736801131985
[/caption]





14101818661769435284
14101818661769435284
kebersihan adalah bagian dari keindahan/ft.doc,pri

Seandainya Jakarta bisa seperti ini.

Melihat semuanya ini, tanpa sadar pikiran saya melayang ke Jakarta. Terbayang oleh saya ,kali Ciliwung yang penuh dengan sampah ,sehingga airnya bagaikan membeku. Begitu juga dengan hampir setiap selokan yang ditemui.

Saya mulai berandai andai,sekiranya warga Jakarta dan warga Indonesia mau menjaga kebersihan seperti disini, saya yakin, selokan atau kali kali yang ada, akan dapat menjadi daya tarik bagi para turis dari mancanegara.

Seperti kalau di Eropa. Selokan selokan dibersihkan dandapat dimanfaatkan untuk dilayari dengan perahu ,untuk membawa para turis berwisata bukan di danau, tapi di kali kali kecil ,yang melingkar lingkar di pinggiran jalan.

1410182261205341185
1410182261205341185
salah satu sudut jalan di pinggiran kota Wollongong

Semoga kesadaran untuk menjaga kebersihan ini, akan segera terealisasi, demi Indonesia yang lebih baik.

Mount Saint Thomas, 8 September. 2014

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun