Luar Biasa Karateka Indonesia Sabet 3 Emas di Australia!
Bukan hanya dibidang Iptek,music danseni,tapi ternyata di bidang olahraga juga putra putri Indonesia tidak mau ketinggalan. Mereka tidak hanya berani bertarung dikandang sendiri, tapi berani menantang lawan hingga menyeberangi samudra ,yakni di Queensland ,di ujung Benua Australia. Namun pengorbanan dan kerja keras mereka tidak sia sia.
Pagi itu ,sekitar 100-an peserta turnamen karate berdatangan dari Brisbane, Ipswich, dan Gold Coast, berbaju putih dan beraneka warna sabuk mewarnai pagi yang cerah itu. Walaupun musim dingin belum berlalu, namun iklim di Queensland lebih mendekati iklimtropis. Bahkan buah buahan yang tumbuh dan berbuah disini, seperti mangga ,pisang dan kelapa, sudah menunjukkan bahwa walau bagian yang utuh dari Benua Australia, namun iklim dan tanamannya lebih mirip dengan Indonesia.
Suasana turnamen karate di gedung Collingwood Park Sports Centre, di Ipswich, Queensland, menggugah kenangan masa lalu mantan atlit karate nasional Indonesia, Enny Wahyuningsih, yang kini tinggal di Australia mendampingi suaminya "Saya jadi terkenang suasana seperti ini ketika beberapa kali mewakili Propinsi DIY di kejuaraan karate nasional,” katanya, sambil duduk di lantai dengan baju karate dan sabuk hitamnya
Pemegang Dan I karate nasional ini menunggu giliran lomba kata beregu yang akan dilakoninya bersama Bagus Pambudi dan Wira Wicaksono, pemegang sabuk coklat karate Shotokan, Japan Karate Association (JKA). Berbeda dengan Enny, Bagus dan Wira adalah siswa Indooroopilly State High School kelas 8 dan Indooroopilly State School kelas 5, mereka berada di Brisbane karena mendampingi ayahnya yang sedang mengambil program doktoral di University of Queensland.
Bagi Enny, yang sejak sabuk hijau menjalani pelatnas ketika menjadi atlet nasional, kata beregu selalu menjadi tantangan yang menarik karena gerakan – gerakan kata-nya haruslah sama dan seragam dengan anggota regu lainnya. “Ketidaksamaan atau ketidakseragaman gerak kata akan mengurangi nilai, apalagi sampai lupa gerakannya. Itu bisa fatal,” jelasnya lebih lanjut. Rupanya latihan dan penantian mereka tidak mengecewakan.
Melalui kata Bassai Dai, medali emas diraihnya. Sedangkan bagi Bagus dan Wira, latihan karate telah dimulai sejak mereka di Indonesia dan di Australia sendiri, mereka berlatih di dojo JKA Indooroopilly, di bawah asuhan sensei Shaun Walters sejak 2012.
Dari kiri : Bagus Pambudi, Shaun Walters, Dimas Wicaksono, Enny Wahyuningsih, Dimas Wicaksono. (Foto: Radjali Amin)
Sabet 3 Emas –3 Perak dan 1 Perungguh
Dalam turnamen karate yang diselenggarakan oleh Ipswich Karate Association pada 6 September 2014 dari pagi hingga menjelang sore ini, dan diberi nama “2014 Mike Connolly All Shotokan Memorial Tournament”, dojo JKA Indooroopilly mengirimkan 10 orang siswanya dan 4 dari mereka adalah putra-putri Indonesia. Dari dojo yang relatif baru ini, berdiri sejak akhir tahun 2012 di Indoorooiplly, hanya satu siswa yang gagal mendapatkan medali.
Satu lagi putra Indonesia yang mengikuti tunamen ini dan menorehkan preatasi gemilang adalah Dimas Wicaksono, putra Enny yang juga bersekolah di Indooroopilly State School kelas 5, mendapat dua medali emas untuk kata dan medali perak untuk kumite di kelas umurnya.
Selain dari kata beregu, Bagus mendapatkan medali perak untuk kumite, dan medali perunggu untuk kata perorangan di kelas umurnya. Wira mendapatkan medali emas juga kata perorangan, dan medali perak untuk kumite di kelas umurnya. Jadi total medali yang didapatkan oleh keempat putra-putri Indonesia dari turnamen karate ini adalah 3 emas, 3 perak, dan 1 perunggu.
“Tadi saya nggak tahu cara nge-blok mashu geri (roundhouse kick) dari lawan. Mungkin karena itu saya kalah,” kata Wira polos ketika ditanya mengapa dia hanya meraih medali perak. “Nanti akan saya tanyakan ke sensei,” ujarnya sambil menyimpan rapi ketiga medali yang didapatnya di dalam turnamen ini(sumber: radioaustralia/abcnews/Rajaliamin)
catatan Penulis:
Di Australia,pada umumnya sejak anak anak duduk di kelas 3 SD sudah di latih olah raga bela diri,:Minat yang paling banyak adalah dicabang olah raga bela diri karate dan taekwondo.serta wushu. Bahkan cucu petama kami ,dalam usia 23 tahun, sudah menjadi Master .Sertifikat diterbitkan oleh pemerintah, jadi bukan Master dari klub.
Jadi Karateka Indonesia bisa menyabet emas ,adalah suatu prestasi yang luar biasa, yang patut mendapatkan apresiasi tinggi dari kita semuanya.
Mount Saint Thomas, 09 September, 2014
Tjiptadinata Effendi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H