Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Jangan Mengambil Keputusan Terburu-buru

11 September 2014   13:47 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:01 1324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Jangan Mengambil Keputusan Terburu Buru

Bagi yang pernah di operasi, pasti sudah merasakan bagaimana rasanya menderita. Ada tindakan operasi yang memang amat perlu dilakukan demi untuk keselamatan diri. Tapi jangan karena terpancang oleh ketakutan, maka kita menjalani operasi yang sesungguhnya tidak perlu. Bahkan hanya akan membahayakan kehidupan kita.

Tulisan ini tidak ada maksud untuk mendiskreditkan siapapun ,karena didalam keluarga kami ada 3 orang dokter. Tulisan ini hanya semata mata mengingatkan, bahwa diagnose seorang dokter ,bisa saja salah. Betapapun canggihnya peralatan kedokteran, namun kesalahan bukan hanya bisa, tapi sudah sering terjadi. Yang menanggung akibatnya adalah pasien.

Pengalaman pribadi

Ketika kami masih di Jakarta , entah karena apa, tiba tiba waktu saya bangun, telinga saya seperti kemasukkan air. Dan ketika saya berjalan, rasanya sempoyongan . Ada bunyi gledak gleduk di dalam rongga kepala. Aneh rasanya. Tapi seingat saya,sewaktu mandi tidak ada air yang masuk ketelinga. Hingga keesokkan harinya gangguan inimasih belum reda, malah bertambah dengan hidung yang mapet.

Istri saya mengajak ke dokter specialis ,disalah satu rumah sakit terbaik di Jakarta. Setelah diperiksa,saya disuruh ke bangunan disebelahnya untuk rontgen .Hasil rontgen saya bawa kembali keruang dokter specialist yang memeriksa saya.Diteliti dengan menyalakan lampu di perlengkapan medisnya. Keningdokter ini berkerut dan sambil geleng geleng kepala mengatakan:” Anda harus segera di operasi.Lihat nih.seluruh rongga kepala anda sudah penuh dengan cairan”

Saya terdiam. Kata kata :” Anda harus segera di Operasi “ bagaikan menghujam dalam dalam di hati saya. Sesaat kemudian saya menjawab:” Maaf dok, saya sudah5 kali di operasi. Sekali di Indonesia dan 4 kali di Singapore. Bisa bantu di sedot saja cairannya dok? Karena3 hari lagi saya sudahharus balik ke Australia”

“Yaa nggak bisaa.. harus dioperasi.. siapa tahu operasi ke 6 ini anda sembuh”… Kalau nggak yaaa terserah you…telinga you nggak bisa dengar, kemudian mata tidak bisa melihat lagi danyaa selesai….”

Wajah saya merah padam. Saya jarang marah. Tapi pada waktu itu saya sungguh sungguh marah. Berarti kalau tidak dioperasi, umur saya sudah ditakar oleh sang dokter. Saya berdiri dan pamit:” Okay, terima kasih dok,sayapamit”

Diperiksa di Australia

Suasana hati saya menjadi tidak nyaman.Dalam hati saya berpikir:” Mana boleh manusia mendiktekan kapan usia saya harus berakhir” . 3 hari kemudian saya dan istri berangkat ke Australia,sesuai rencana. Di pesawat, rasa sakit pada telinga saya hampir tidak tertahankan. Maka prioritas pertama setibanya di Australia ,adalah ke rumah sakit.

Disini kembali saya di rontgen dan hasil pemeriksaan yang teliti, dokter yang memeriksa saya mengatakan:” Saya mengalamiflu yang berat. Kemungkinan tidur dengan temperature ac yang terlalu dingin ,sedangkan kondisi tubuh sedang kecapaian”Butnothing to worry”,kata si dokter yang asal dari Iran.

Wah, lega hati saya ,bagaikan terdakwa korupsi yang mendapatkan vonis :” Not guilty “ bebas tanpa syarat”

Saran dokter:


  • Jangan tidur dengan ac yang terlalu dingin
  • Hindari agar udara ac jangan langsung menerpa wajah
  • Sebaiknya timer ac dinyalakan, agar tengah malam off secara otomatis
  • Tidur dalam ruang ac sepanjang malam ,tidak dianjurkan

4 hari sembuh total

Untuk urusan ke dokter, saya cukup menunjukkan Medicare Card dan kartu Senior . Tidak keluar uang sepeserpun. Hanyaada satu jenis obat dan itupun hanya untuk 5 hari. Obat flu. Hari ke 4 saya pulih secara total. Tanpa operasi dan tanpa di utak atik lagi wajah saya.

Sekali lagi tulisan ini tidak bermaksud mendiskreditkan siapapun . Hanya sebuah saran, bila dokter memvonis :” harus dioperasi”. Pergilah kedokter lain. Minta the second opinion. Kalau sudah sekurang kurangnya 3 orang dokter mengatakan hal yang sama,yakni harus di operasi,maka apaboleh buat, operasi terpaksa dijalani. Jadi :”jangan buru buru operasi.. Jadikanlah operasi pilihan terakhir,bukan menjadi yang utama.Di Indonesia banyak dokter yang ahli dibidangnya dan juga baik mentalnya.

Walaupun ini cerita lama,namun esensial nya ,mungkin tetap bermanfaat untuk dijadikan bahan pertimbangan ,agar jangan mengambil keputusan yang terburu buru,sehingga kelak jadi sesalan seumur hidup.

Mount Saint Thomas, 11 September, 2014

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun