Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Di Australia Tidak Ada yang Mau Terima Daging Qurban?

6 Oktober 2014   12:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:13 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_346245" align="aligncenter" width="564" caption="ft.abc,new.radioaustralia"][/caption]

Di Australia TidakAda Yang Mau Menerima Daging Qurban?

Kemarin saya menyempatkan diri untuk telepon dan sms sana sini, untuk mengucapkan :”Selamat Idul Adha “ kepada teman teman Indonesia ,yang domisili di Australia. Walaupun saya tidak termasuk kelompok pengajian ,namununtuk sebuah persahabatan dan persaudaraan tidak ada sekat sekat yang boleh membatasi . Kalau ketemu sesama orang Indonesia, sesudah tanya apa kabar dan dari kota mana, biasanya terus dilanjutkan dengan saling tukar nomer Hp.

Percakapan via Telpon

Saya :”Selamat pagi pakDasrul, Selamat Hari Raya Idul Adha “

Dasrul:” Selamat pagi juga pak Tjip. Tarimo kasih yoo (terima kasih yaa.bahasa Padang)..dan kami mulai cerita hal hal ringan.. Saya langsung nanya:” Wah,kemarin di Lakemba (masjid terbesar di NSW) luar biasa ya pak Dasrul.Puluhan ribu orang yaa..”

“Hmm saya ,nggak kesana pak.. saya ketempat biasa ,dimana teman teman Indonesia berkumpul hehehe… bukannya nggak mau berbaur,tapi yang namanya hari raya,kan lebih afdol diantara sesama orang Indonesia?!” Kata pak Dasrul membela diri.“ Kalau di kampuang awak, sabanta salasai bagi bagi daging qurban.. onde mandee ..disiko..indak ado nan mau manarimo” (terjemahan:” kalau dikampung kita, sebentar saja daging qurban sudah selesai dibagi, aduh maak,kalau disini nggak ada yang mau menerima).Curhat pak Dasrul.”.Mereka merasa tidak berhak menerima.”lanjutnya.

Saya hanya merespons :’’ Ooo begitu ya pak..hmm…tapi benar juga kan Pak Dasrul,kalau fakir miskin masa bisa datang ke Australia" sambung saya, tapi tidak berani komentar lebih jauh “ Habis nggak ngerti,ntar salah ngomong

Pak Dasrul masih ingin curhat, maka tentu saya wajib mendengarkan dengan seksama: “ Pak Tjip, menurut saya:” daging qurban diberikan kepada orang-orang fakir miskin, tapi karena di Australia nggak ada fakir miskin,boleh diberikan kepada kerabat untuk menyambung silaturrahim atau kepada tetangga sebagai bantuan atau diberikan kepada teman-teman untuk mengokohkan ikatan persaudaraan.,setahu saya begitu lho…”

“Pak Dasrul, kalau nggak ada yang mau terima, bawa saja kerumah kami,ntar saya jadikan rendang Padang mau nggak?”

“Hehehe …. “nah pembicaraan ditutup dengan gembira,karena pak Dasrul sudah bisa ketawa :”hehehe..tapi daging nggak jadi diantarkan kerumah saya hehehe."(Dalam salah satu komentar di artikel Idul Adha  kemarin, memang ada teman Kompasianer Pak Syahrul,mengatakan ,sewaktu menjadi panitia Qurban dulu di Australia,memang benar ,sulit mencari orang yang mau terima daging qurban,karena merasa mampu beli")

Mount Saint Thomas, 06 Oktober, 2014

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun