Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Memotret Kinerja Polisi dan Ambulance Tangani Accident di Australia

12 Oktober 2014   21:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:20 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_347263" align="alignleft" width="614" caption="4 menit ,2 ambulance sekaligus datang /ft.tjiptadinata effendi"][/caption]

Memotret Kinerja Polisi danAmbulance Tangani Accident di Australia

Siang ini, bertepatan kami sedang berada dalam acara kegiatan sosial di salah satu pertemuan, tiba-tiba terdengar bunyi rem mengerit. Karena saya barusanmendapatkan tempat parkir, setelah menurunkan istri saya di lobby, langsung mematikan mesin kendaraan dan bergegas keluar. Rupanya ada seorang pria, yang kira kira seusia saya tersenggol. Saya mencoba berlari kearah korban yang jatuh, namun ternyata sudah ada beberapa orangyang lebih dulu tiba dan langsung mengangkat pria tadi. Saya melirik kelantai, syukur tidak ada perdarahan.Yang menyenggol masih muda. ikut membantu mengangkat Korban untuk dibawa kedalam ruangan. Sementara itu seorang wanita muda sudah langsung menelpon. Saya hanya mendengarkan: ”This is emergency calling...We need ambulance…" dan menyebutkan alamat.

[caption id="attachment_347264" align="alignleft" width="614" caption="Kendaraan Polisi /ft.tjiptadinata effendi"]

14130963921009613287
14130963921009613287
[/caption]

4  4

4 Menit Berselang

4 Menit berselang. 2 kendaaran polisi memasukki lapangan parkir,secara hampir serentak. 4 orang petugas turun dan bergegas menuju kedalam ruangan. Baru beberapa langkah berjalan, terdengan bunyi sirene ambulance dan luar biasa ,juga sekaligus dua ambulance yang tiba.Padahal yang tersenggol hanya satu orang dan itupun bukan dari tabrakan keras.

Saya biarkan mereka memasuki ruangan terlebih dulu dan saya menyusul. Saya melihat petugas polisi menanyai siapa pengemudi yang menyenggol pria tua tadi dan langung pria muda yang tadi menyenggol datang menghampiri. Polisi menanyakan SIM nya, langsung diambil dan sekaligus diminta kunci mobilnya. Si Pria protes:” I have given you my driver licence. Why did you take my car key?”Saya sudah serahkan Surat Ijin Mengemudi kepada anda, kenapa anda masih mengambil kunci kendaraaan saya?

Petugas Polisi menjawab:” Sejak saat ini, SIM anda dibatalkan dan anda tidak diijinkan lagi menyetir kendaraan. Petugas ambulance sudah disini. Anda tidak dibutuhkan disini. Ikut kami “ Perintah petugas.Sambil terus protes, si pemuda mau tidak mau harus ikut. Karena kalau ia tidak ikut, pasti akan diborgol.

[caption id="attachment_347267" align="alignleft" width="570" caption="petugas ambulance siap evakasi korban/ft.tjiptadinata effendi"]

1413096615969590762
1413096615969590762
[/caption]

Penanganan Pasien

Walaupun korban mengatakan, ”I'm okay...no worries… Saya nggak apa, cuma sedikit pusing", namun petugas ambulance menjawab, ”Biarlah dokter yang menentukan, apakah anda boleh pulang atau harus dirawat dirumah sakit. Ini untuk kebaikan anda, okay?!

Akhirnya korban senggolan tadi, dinaikkan keatas tandu dan kemudian didorong masuk ke ambulance”

[caption id="attachment_347270" align="alignleft" width="614" caption="untuk emergency telp.000/ft.tjiptadinata effendi"]

14130970771436923499
14130970771436923499
[/caption]

Pengemudi Kurang Hati Hati

Saya masih agak bingung,walaupun yang terkena senggol tidak ada hubungan kerabat ataupun pertemanan. Apalagi menyaksikan si pengemudi mobil,sama sekali tidak diijinkan lagi mengendarai kendaran sendiri, padahal Cuma menyenggol orang,bukan menabrak.

Saya coba bertanya dengan salah satu teman saya yang tadi ikut mengangkat korban senggolan,apa yang sesungguhnya terjadi? Ternyataa si pria pengemudi mobil tadi menyenggol orang ,justru di palang dimana tertulis ”10 Km” dan tanda orang berjalan kaki. Kalau di zebra cross orang harus berhenti total untuk memberikan kesempatan orang berjalan kaki menyeberang terlebih dulu, tapi kalau di depan gedung,kendati tidak ada tanda zebra cross, tapi ada tanda; ”Share Zone”, artinya hati hati, kendaraan boleh lewat, tapi kecepatan hanya 10 km maksimum.

[caption id="attachment_347269" align="alignleft" width="614" caption="tanda share zone ini sama nilainya dengan zebra cross.,senggol pejalan kaki.SIM dicabut/ft.tjiptadinata effendi"]

1413096886701031143
1413096886701031143
[/caption]

Nah,menyenggol orang ditempat yang sudah diberikan peringatan, ternyata berakibatkan SIM dibatalkan, plus denda. Syukur kalau korbannya setelah diperiksa dokter diperbolehkan pulang, Sekiranya terjadi sesuatu, maka si pengemudi akan masuk bui. Demikian penjelasan teman saya ,yang pensiunan dari pegawai pemerintah.

Catatan Penulis

Saya sungguh salut melihat kinerja yang begitu luar biasa. Dan ini bukanlah yang pertama kalinya. saya saksikan. Tahun lalu, teman saya asal dari Italia, pingsan di taman, sewaktu kami lagi berekreasi bersama, dalam waktu 3 menit, juga 3 ambulance,bersama dengan perangkat P3K nya datang.

Kedua adalah cara pembagian tugas mereka yang sangat jelas, petugas ambulance mengurusi korban, sedangkan pengemudi diurus oleh petugas polisi. Satu nyawa begitu besar artinya disini,sehingga 2 ambulance sekaligus datang dan 2 kendaraan polisi juga datang secara hampir bersamaan. Semoga kinerja seperti ini, kelak dapat diterapkan juga di tanah air kita,demi Indonesia yang lebih baik.

Mount Saint Thomas, 12 Oktober, 2014

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun