Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Berkat Kompasiana Nama Saya Dikenal di Kalangan Diplomat

19 Oktober 2014   11:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:30 1214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_348504" align="aligncenter" width="384" caption="foto bersama para diplomat di figtree hall community/ft.tjiptadinata effendi"][/caption]

Berkat Kompasiana Nama Saya Dikenal di Kalangan Diplomat

Sebagai salah seorang dari warga Indonesia, maka hampir di setiap acarabertemakan : "Indonesia" , saya dan istri memastikan akan hadir, kecuali ada halangan lainnya.

Salah satu acara di mana kami tidak pernah absen adalah acara 17 Agustusan. Tahun ini diadakan di Figtree Community Hall, sebagaimana yang pernah di muat beritanya di Kompasiana ini. Kami tiba beberapa menit sebelum acara resmi dimulai. Melangkah masuk keruangan yang sebagian besar sudah terisi. Melempar senyum pada yang sudah hadir sambil mengucapkan :” Selamat Pagii”.

Sebelum duduk, menyalami terlebih dulu tamu yang duduk di kiri kanan. Ee ternyata semuanya kenal nama saya: "Pak Effendi yaa..apa kabar ?”.Wah, saya sempat grr ..,tapi sekaligus malu hati,karenaorang ingat nama saya, tapi saya tidak tahu atau tidak ingat nama mereka. Mau nanya,rasanya risih yaa. Jadi ,yaa sok akrab saja, agar yang nyalami saya tidak tersinggung.

“Hmm Kabar baik pak, sudah lama datang?”.sapa saya tidak kurang hangatnya.Nah,belumsempat ngobrol lebar panjang, panitia sudah mengumumkan bahwa acara akan segera dimulai. Masing masing kami duduk manisdan menyimak. Sambil pikiran saya menelusuri,siapa yaa yang tadi nyebut nama saya ? Aduh..gawat nih, janganjangan amnesia saya kambuh? Rasanya koq baru kali ini ketemu. Tapi koq bisa tahu nama saya?!”Saya berbantahan dengan diri sendiri, melalui inner dialog.

Semua diminta berdiri .

Tiba tiba lamunan saya terputus, karena semua hadirin diminta berdiri,karena akan membawakan lagu kebangsaan :’ Indonesia Raya!”. Saya merinding.. sungguh…Berdiri tegap dan ikut bernyanyi :’ Indonesiatanah airku….


  • Tanah tumpah darahku

  • Disanalah aku berdiri

  • Jadi pandu ibuku

  • Indonesia kebangsaanku

  • Bangsa dan tanah airku


[caption id="attachment_348505" align="aligncenter" width="489" caption="foto: roselina tjiptadinata "]

14136673732143313467
14136673732143313467
[/caption]

…hingga disini saya sudah tidak sanggup lagi meneruskan bernyanyi.. mata saya hangat dan terasa ada air yang mengalir.. Saya mencoba menguatkan hati ,untuk terus bernyanyi..namun tenggorokan serasa bagaikan terkancing…..

Selesai.. Hadirin dipersilakan duduk

Buru buru saya ambil tissue dikantong, agar tidak kelihatan cengeng..tapi ternyata kiri kanan saya , semuanya sama… cengengnya seperti saya..mereka juga menangis..

Istirahat Makan Siang

Setelah acararesmi selesai, akan dilanjutkan dengan menampilkan tarian nasional dan acara pengenalan. Namun karena jam sudah menunjukkan pukul 12 ,00 siang,panitia memutuskan untuk istirahat makan siang.

Saya dan istri ikut antri sambil memegang piring dan kemudian berdiri di luar sambil menikmati udara cerah di siang itu. Tiba tiba saya didatangiolehsosok yang tadi jadi pembicara di depan forum. Yang satu saya kenal baik adalah Pak Safril ,karena sekampung dariSumatera Barat. Pak Safril ini seorang Insinyur pertanian tapi memilih menjadi Chef di Hotel Novotel di kota Wollongong.

Ternyata yang 3 orang lagi adalah para Diplomat, Staf Kementerian Luar Negeri dan saat inibertugas di KonJen R.ISydney,yakni :mas Akbar,Mas Aria dan Mas Dudy, yang juga adalah Presiden PPIA. Ternyata beliau tahu nama dan wajah saya karena sering membaca tulisan saya di Kompasiana, yang sering menulis tentang kehidupan di Australia. Saya baru tahu, ternyata kompasiana mampu menembus hingga ke konsulat jenderal danbanyak yang menjadi silet reader. Di antaranya adalah para diplomat yang kini sudah menjadi teman saya. Jadi kita patut bangga menjadi Kompasianer.

Mount Saint Thomas, 19 Oktober, 2014

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun