Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menengok Kinerja Tim Rescue di Australia

20 Oktober 2014   00:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:27 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_348602" align="aligncenter" width="512" caption="Kendaraan Rescue : foto tjiptadinata effendi"][/caption]

Menengok Kinerja Tim Rescue di Australia

Menjadi relawan di Australia menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Kalau di Indonesia kata : ”relawan“ sering dianggap identik dengan musibah bencana alam, umpamanya : gunung meletus, banjir dan kecelakaan di laut atau di udara. Sedangkan bila terjadi accident di darat, dianggap urusan petugas kepolisian.

Tapi beda negeri, bedabudaya. Disini relawan bisa, mencakup hampir seluruh aspek hidup bermasyarakat, umpamanya: “relawan untuk dibidang: life guard/ medis/ kebakaran/emergency call, bahkan ada tim relawan untuk selamat kan hewan hewan peliharaan.

[caption id="attachment_348603" align="aligncenter" width="498" caption="foto tjiptadinata effend"]

14137128841992482020
14137128841992482020
[/caption]

Siang kemarin, seperti biasasaya dan istri berkendara untuk menjemput kedua cucu di dua sekolah yang berbeda. Karena yangputri sudah di SMP dan cucu laki laki masih duduk di sekolah dasar Lindsayschool.

Diperempatan jalan, tiba tiba ada bunyi sirine, maka saya langsung berusaha secepatnyamenghentikan kendaraan, untuk memberikan kesempatan kepada kendaraan yang emergency. Saya pikir, mungkin mobil pemadam kebakaran, karena dari kaca spion sepintas, mirip dengan mobil pemadam kebakaran. Ternyata setelah dekat, sayabaru membaca di dinding kendaraan yang sedang melaju, ada tulisan :” Rescue”. Makacamera saku yang senantiasa ada dikantong, terus bekerja jepret sana jepret sini, walaupun hasilnya nggak karuan, yang penting sudah terekam.Maklum wartawan amatiran.

[caption id="attachment_348604" align="aligncenter" width="536" caption="breath test atau test alkohol: tjiptadinata effendi"]

14137129991563373447
14137129991563373447
[/caption]

Karena masih ada waktu 20 menit lagi sebelum sekolah usai, saya mencoba membututi kendaraan rescue ini, pingin tahu :”5 WPlus H” . What-who- when- why + how?”.Dengan gaya wartawan sungguhan, kendaraan saya buntuti dengan jarak aman tentunya. Sementara camera saya serahkanpada asisten pribadi, yakni istri saya sendiri.


(breath test adalah untuk melakukan pengecekkan, apakah pengemudi minum alkohol? Bagi yang sudah memiliki full driver lisence, boleh maksimal 0.01 persen. Tapi bagi pengemudi yang mengemudikan kendaraan dengan  P driver license, harus Zero, tidak boleh ada bekas minuman sedikitpun. Kalau ternyata ada, maka SIM dibatalkan dan selama satu tahun tidak beleh mengendarai mobil. Plus denda minimal 200 dollar atau 2 juta. Untuk tahun depannya harus ikut ujian teori dan praktek lagi. Persis seperti orang baru belajar nyetir)

Breath Test

Pucuk dicinta, ulam terbang… Mau bergaya seperti di film spy ternyata terhempas dan terkandas. Di depan sudah ada sign: ”Slow”. Nah, tentu saya tidak ingin SIM saya dicabut, plus denda 200 dollar, untuk dapat menulis artikel di Kompasiana. Maka saya memperlambat kendaraan dan berhenti. Pak Polisi datang: ”Good morning Sir. Sorry to disturb your way”, sambal menyodorkan alat breath test kemulut saya.

“Jepret sayang” kata saya pada asisten pribadi, tapi malah saya diplototin, ”Ntar dimarahin sama pak Polisi tahu”, kata istri saya.Nah:” one, two, three, four, five , six, seven, eight…”

“Great... thank you Sir. Have a nice day” kata Pak Polisi yang ganteng dengan senyum ramah., ”You too” jawab saya berbasa basi,sambil kendaraan mulai melaju.

Citizen Journalist tidak boleh putus asa

Kehilangan jejak, karena ada : ”breath test” tidak membuat saya putus asa. Gampang.. sambil melaju melihat jarak jauh. naah, ada lampu kedap kedip dari kendaraan rescue tadi. Saya percepat kendaraan dan dapat. Si Rescue lagi berhenti. foto lagi..: "jepret jepret"

Tapi mau parkir kendaraan nggak bisa, karena lagi lagi ada kendaraan polisi menghadang didepan. Nah, kalau wartawan sungguhan mendatangi sumber berita, istimewanyaCitizen Journalist, kayak saya ini, bisa memanggil sumber berita datang kepada saya. Kaca saya buka: ”Excuse me Sir“. Salah seorang petugas datang: ”Excuse meSir. What happen here?” Nah, ketemu pas petugas yang suka ngomong. Ternyata ada seorang yang disable, sedang duduk dikursi roda dan menikmati pemandangan melalui teras apartement dimana ia tinggal, tiba tiba salah satu dari roda kursinya terselip di sela sela jeruji pengaman di teras tersebut. Kebelet mau ke toilet nggak bisa, habis sebelah roda kejepit dan rumah dikunci, Karena keluarganya tidak dirumah. Akibatnya tetangga tidak bisa masuk untuk menolong. Maka syukurlah Relawan Rescue tiba dan pria tersebut berhasil diselamatkan.“

[caption id="attachment_348605" align="aligncenter" width="422" caption="pria disable ini berhasil diselamatkan: tjiptadinata effendi"]

14137131901522389089
14137131901522389089
[/caption]

“Wah, luar biasa ya” ucap saya sebagai apresiasi untuk kesediaannya bercerita. “You are very welcome Sir, kata si petugas dan menutup pembicaraan, bahwa rescue tidak hanya membantu menyelamatkan manusia, tetapi juga kucing atau anjing yang dalam bahasa.

Orang Australia Bangga Jadi Relawan

Karena jalan sudah dibuka kembali, maka saya pamit dan mulai mengendarai mobil, sambal berjalan, menjepret si Pria yang sudah berhasil diselamatkan tim relawan rescue. Orang Australia bangga bila bisa menjadi relawan. Tidak sekali dua saya menyaksikankegiatan mereka. Bukan hanya di Rescue, tapi juga dalam hal ambulance juga ada relawan, lengkap dengan tim paramedisnya.

Saya baru tahu, bahwa kucing dan anjing, bila dalam bahaya, juga boleh telpon rescue dan mereka akan membantu tanpa syarat apapun. Bagi mereka bisa membantu menyelamatkan hewan, adalah sebuah kebanggaan. Apalagi bila dapat menyelamatkan sesame manusia.

[caption id="attachment_348606" align="aligncenter" width="553" caption="kendaraan Volunteer: foto :tjiptadinata effendi"]

1413713292875518568
1413713292875518568
[/caption]

Para relawan ini tidak digaji dan tidak mendapatkan kompensasi dalam hal apapun. Bahkan kendaraan pribadi milik mereka, dengan ikhlas, di kasih merk : "Volunteer".
“Bangga bisa berbuat sesuatu untuk menolong orang lain” adalah sebuah falsafah hidup, yang agaknya patut dijadikan contoh, bagi kita semuanya.

Mount Saint Thomas. 19 Oktober..2014

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun