[caption id="attachment_358140" align="alignnone" width="526" caption="Masjid Raya di Medan /ft.tjiptadinata effendi"][/caption]
Intip Sejarah Singkat Masdjid RayaAl Mashun
Salah satu ikon kota Medan adalah Masjid Raya Medan atau dikenal juga dengan nama Masjid Raya Al Mashun, yang terletak di ibu kota Sumatera Urara ini. Masjid megah yang konon sebagian dari lampu lampu kristalnya diimpor dari Italia ini, dibangun pada tahun 1906 dan membututhkan waku selama tiga tahun ,untuk merampungkannya.
Masjid yang mengadopsi gaya arsitektur khas Timur Tengah ini,dipadukan dengan gaya arsitektur gaya Spanyol, sehingga menghasilkan sebuah bangunan ,yang tidak hanya megah dan indah, tapi juga artistik. Bangunan ini merupakan bukti sejarah ,tentang kejayaan Suku Melayu di jaman itu.
[caption id="attachment_358141" align="alignnone" width="300" caption="pak Tengku Idham Makmur yang pakai Peci ,disamping Pak Gunawan Kompasiner/tjiptadinata"]
Beruntung Ketemu Langsung dengan Tengku Idham Makmur
Salah seorang yang hadir dalam Kopdar di Gedung Dharmawanita TVRI ini, adalah Tengku Idham Makmur, yang masih termasuk silsilah dari turunan Kraton . Menurut beliau, ayahanda tercinta dan Uwak (paman),serta salah seorang kakak kandungnya, dimakamkan di dalam komplek Masjid Raya ini.
Tentu saja tidak sembarang orang yang boleh dimakamkan disini, selain dari orang orang yang namanya ada dalam daftar silsilah Kratorn. Pak Tengku yang mengaku berusia 67 tahun ini, sangat rendan hati dan sangat supel dalam pergaulan. Dari beliau saya mencoba mengali sekilas tentang sejarah berdirinya dan eksistensi dari Masjid yang megah ini.
[caption id="attachment_358223" align="alignnone" width="300" caption="salah satu sudut rumah Tjong A Fi yang dijadikan heritage building/tjiptadinata"]
Konon Masjid yang menghabiskan dana lebih dari satu juta Gulden Belanda ini, di tanggung hanya oleh dua orang ,yakni Sultan dan Tjong A Fi,yang merupakan salah seorang dari etnis Tionghoa, yang namanya diabadikan hingga saat ini. Bahkan bekas rumah Tjong A Fi dinyatakan sebagai :”heritage building” atau bangunandalam perlindungan negara.
[caption id="attachment_358142" align="alignnone" width="300" caption="kopdar di gedung TVRI medan-FT.tjiptadinata effendi"]
Acara Koptar Ceria dan Sangat Bersahabat
Acara Kopdar yang diselenggarakan di gedung Dharma Wanita TVRI Medan ini,dimulai terlambat satu jam dari jadwal yang ditentukan. Pak GunawanKompasianer bertindak selaku Pemandu acara, membuka dengan doa singkat dan kemudian memberikan paparan singkat tentang tujuandari kopdar ini.
Acara ini dilanjutkan dengan seminar singkat ,yang bertema :” Mencegah Penyakit, Lebih Baik daripada Mengobati” . Mendapatkan sambutan hangat dari para hadirin . Kendatai yanghadir ,tidak memenuhi seluruh kursi yang tersedia, namun suasana sangat ceria dan bersahabat.
Oleh Oleh
Walaupun oleh oleh bukan sesuatu yang wajib dalam sebuah pertemuan.tetapi mungkin saking besarnya hasrat hati untuk menjalin dan meningkatkan persahabatan, maka tak jarang oleh oleh merupakan bagian yang ikut menceriakan sebuah pertemuan.
Tak mau kalah dari Kopdar di Jambi, Kopdar di Medan juga berbuah oleh oleh. Pak GunawanKompasianer memberikan satu box kue bika ambon., menysulEffendy L dari Tebing tinggi dua kotak kue bolu , Mbak Yuliana Saragih dari Binjei ,membawa rambutanbinjei satu kantung plastic dan masih ditambah oleh bu Setiawaty 2 bungkus kuetiaw. Yuliana dan beberapa teman lainnya ,mengaku sebagai silent reader, namun masih malu malu menulis.
Acara ditutup dengan bersalam salaman dengan wajah ceria ,sebagai tanda, kopdar hari ini telah berlangsung dengan ceria dan penuh rasa persahabatan.
Gedung Dharma Wanita TVRI Medan,6 Desember, 2014
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H