Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pelukis Wajah SBY Ini Tinggal Menunggu Saat Eksekusi

8 Januari 2015   15:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:34 2430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_363558" align="aligncenter" width="300" caption="potret diri terpidana mati/abcnews"][/caption]

Terpidana penyelundup heroin asal Australia, Myuran Sukumaran, yang saat ini tengah menjalani hukuman mati di Bali, dikabarkan telah kehilangan upaya terakhirnya untuk melakukan banding atas vonis mati di Indonesia. Terpidana penyelundup heroin, Myuran Sukumaran, dilaporkan resmi ditolak permohonan grasinya oleh Presiden Joko Widodo.

Lukisan SBY Karya Myuran Sukumaran

Hasil Karya Myuran Sukumaran, Terpidana Mati dalam kasus Bali Nine, hari Sabtu, tanggal 6 September 2014 memamerkan lukisan yang dibuatnya selama di Penjara Kerobokan, Bali. Dana penjualan lukisan akan dimanfaatkan untuk membeli peralatan lukisan untuk kegiatan seni para napi di sana.

Myuran Sukumaran adalah salah seorang narapidana dalam kasus penyeludupan narkoba asal Australia yang dikenal dengan nama Bali Nine, di mana sembilan orang warga Australia yang dinyatakan bersalah berusaha menyeludupkan heroin dari Indonesia ke Australia di tahun 2005. Myuran dianggap sebagai pemimpin kelompok tersebut, dan sudah dijatuhi hukuman mati, dan sekarang sedang menunggu eksekusi hukumannya di Penjara Kerobokan Bali.

Selama menjalani tahanan ini, Myuran terlibat dalam pelatihan seni melukis, dan dengan bantuan dua orang seniman asal Australia Ben Quilty dan Matt Sleeth, Myuran sekarang sudah membuat sekitar 20 lukisan yang sebagian besar berbentuk potret untuk dipamerkan dan dilelang.

Pameran dan lelang diselenggarakan pada hari Sabtu, tanggal 6 September di Matthew Sleeth Studio, Brunswick, Melbourne. Akan ada sekitar 20 lukisan yang dipamerkan, dan setiap lukisan tersebut akan dijual dengan harga sekitar $ 500 dollar (sekitar Rp 5 juta).

[caption id="attachment_363560" align="aligncenter" width="300" caption="lukisan diri /abcnews/t.mathew"]

14206789231441375889
14206789231441375889
[/caption]

Sebagian besar berbentuk potret dan menampilkan tokoh-tokoh terkenal baik dari Indonesia maupun Australia seperti:


  • Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,


  • Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa,


  • Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop.

Selama dua tahun terakhir, dua artis Australia ternama Ben Quilty dan Matthew Sleeth sudah membantu dan berkomunikasi dengan Myuran Sukumaran guna membantu memperbaiki teknik melukisnya.

Menurut Megan Tittensor yang ikut terlibat dalam pameran ini, semua hasil penjualan dari pameran lukisan ini akan diserahkan ke Penjara Kerobokan untuk membeli berbagai peralatan melukis guna membantu para napi yang terlibat dalam program tersebut di Kerobokan.

(sumber: radioaustralia/abcnews/sastrawijaya)

Myuran sudah dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Bali. Keputusan yang sudah memiliki kepastian hukum. Hanya menunggu saat saat eksekusi dilaksanakan. Namun masih melukis potret diri Presiden R.I dan Menlu dan hasil lelang dari karyanya akan disumbangkan ke Penjara Kerobokan di Bali.

Myuran Sukumaran dan Andrew Chan telah dijatuhi hukuman mati pada tahun 2006 atas keterlibatannya dalam apa yang disebut 'Kelompok Bali Nine' yang berusaha menyelundupkan Heroin ke Australia tahun 2005 lalu.

Ada laporan baru yang menyebutkan kalau Sukumaran telah resmi ditolak permohonan grasinya oleh Presiden Indonesia atas hukuman mati yang diterimanya - yang merupakan upaya terakhirnya untuk banding atas vonis mati tersebut.

catatan penulis:

Berita ini sekaligus menepis anggapan miring tentang Jokowi dalam menerapkan hukuman bagi pengedar narkoba. Yang diharapkan bisa menghapus atau memininalkan "trademark" bahwa Indonesia, khususnya Bali, merupakan surga bagi pengedar narkoba.

Bali, 08 Januari,2015

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun