Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Komodo Island Dinyatakan Sebagai "Forbidden Island"

14 Januari 2015   20:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:09 2114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman kami tahun lalu, ditagih 3 juta untuk kami berempat orang,dengan tujuan ke pulau Komodo. Tapi ditengah perjalanan haluan diubah menuju ke pulau Rinca Rinca, tanpa minta persetujuan kami. Ternyata Pulau Rinca hanya berjarak tidak lebih dari 40 menit, namun kami tetap ditagih 3 juta rupiah. Karena kami bertiga, berarti seorang kami bayar satu juta rupiah. Nah, kami kesini untuk rekreasi, mana mungkin kami ribut masalah uang ini. Maka sambil geleng geleng kepala dan menghela nafas dalam, kami pasrah untuk dibodoh bodohin "kapten" boat.

Disini kami sudah disambut oleh guide lokal, yang memperkenalkan namanya “Jack”. Kami diajak kekantor dinas pariwisata, yang merupakan bangunan sangat sederhana, lebih mirip rumah penduduk, dari pada sebuah kantor, Begitu masuk ke teras, terlihat sebagian langit langit atapnya sudah terlepas. Setelah mengurus administrasi yang diperlukan, kami melanjutkan perjalanan untuk melihat biawak raksasa yang dikenal dengan nama Komodo ini.

Biawak Raksasa

Menurut cerita guide kami, binatang ini adalah predator yang paling buas di dunia, bahkan tidak jarang memangsa komodo yang masih muda. Komodo ini bisa mencium darah dari jarak belasan kilometer. Dalam perjalanan, kami melihat di semak semak ada tumpukan tulang belulang, yang agaknya berasal dari sapi dan kambing. Tidak dijelaskan apakah ini akibat di mangsa oleh sang predator atau tidak.

Jalan yang kami lalui masih jalan setapak, katanya memang sengaja tidak dibuat jalan yang lebih baik, supaya terkesan alami. Saya tidak tahu apakah ini memang alasan sebenarnya atau sekedar menutupi kekurangan yang ada. Ada semacam toko souvenir di dalam kawasan komodo ini, tapi harganya sama sekali tidak menarik, mungkin disesuaikan dengan kantong bule yang middle high. Berjalan di udara yang cukup menyengat, tentunya membuat kita kehausan, tetapi sayang sekali tidak ada kedai minuman yang memadai disana.

The New Seven Wonders of the World

Nama Indonesia mencuat di dunia internasional, setelah Pulau Komodo,yang berlokasi di Nusa Tenggara Timur, memenangkan kompetisi dalam memperebutkan mahkota sebagai salah satu dari The New 7 Wonders Nature of The World. Sebagai warna negara Indonesia yang baik, tentunya kita harus bergembira dan bersyukur, ditengah tengah badai hujan kritikan tajam yang ditujukan pada negara yang kita cintai ini, kini ditutupi dengan selendang merah yang bertuliskan “Komodo Island“.

Pemerintah yang tadinya terkesan ragu dalam menanggapi perjuangan komunitas yang telah berupaya mati matian dalam voting yang menegangkan selama masa penentuan terpilih tidaknya Komodo Island menjadi salah satu dari The New Seven Wonder Nature.

[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Di Pulau Komodo / Doc. Pribadi"]

as
as
[/caption]

Labuan Bajo Indah ,namun Belum Tertata

Menyaksikan pemandangan yang indah dan memukau dari lereng lereng bukit yang seakan akan merupakan benteng, mengelilingi Labuan Bajo ini. Walaupun jalan masih penuh dengan lubang lubang dan membuat kendaraan berdisco di hampir sepanjang perjalanan keliling pelabuhan alam ini, tidak dirasakan, karena seluruh indra kita terpukau pada alam yang mempersona. Gunung yang menghijau dan laut yang membiru, dihiasi oleh riak gelombang yang bercanda ria,memecah di pantai yang landai,tidak kalah indahnya dari Pantai Miami di Florida, yang saya kunjungi awal tahun 2013 yang baru lalu. Bedanya, disini sama sekali belum terlihat penataan bangunan rumah dan kios kios yang bertebaran disekeliling pantai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun