Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Mengapa Membuka :"Aib" Sendiri di Medsos?

21 Januari 2015   21:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:40 1557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada bulan Juli, tahun 2003, Jam 2.00 subuh pintu kamar nomer 402 di Hotel Kawanua -Manado, dimana saya dan istri menginap, digedor sekeras kerasnya. Saya terbangun. Tidak biasanya karyawan hotel membangunkan orang di tengah malam buta begini apalagi dengan memukul mukul pintu . Saya bertanya :” Siapa diluar?”

“Petugas.,.buka pintu!” jawaban kasar dan bernada perintah dari luar.
Karena tidak merasa bersalah apapun, saya buka pintu kamar dan secara serta merta beberapa orang petugas berpakaian preman masuk,sambil menodongkan senjatanya,persis seperti dalam film orang menangkap penjahat.Saya mencoba menghitung, ternyata ada 8 orang!

“Anda kami tangkap”,kata yang seorang.
“Lho salah saya apa?”
“Nanti di kantor anda bisa bertanya”
“Ini kan tengah malam,bagaimana kalau sebentar subuh?”
“Tidak bisa, anda mau ikut baik baik atau kami borgol”

Saya dan istri dibawa paksa tanpa surat apapun. Dari hotel kami di bawa ke pos penjagaan disana kami duduk sampai pagi tanpa makan dan minum. Kemudian kami diperintahkan naik mobil lagi .Saya diam,tidak bertanya apapun,karena saya tahu dengan sosok orang seperti apa saya berhadapan,jadi percuma saya bicara.

Naik pesawat sebagai Tahanan
Ternyata kami di bawa ke bandara. Kami dimintai uang untuk beli tiket ke Denpasar.Saya tetap menahan diri untuk tidak bertanya kenapa kami dibawa ke Denpasar.Dipesawat kami duduk di apit oleh orang orang yang menamakan dirinya petugas. Penjelasan yang diberikan kepada pramugari sangat menyakitkan hati :” Ini tahanan kami,” Bahkan ketika saya mau ke toilet untuk buang air kecil,saya berjalan sambil diapit kiri kanan oleh Petugas. Semua mata penumpang tertuju pada saya.

Tak terkatakan betapa sakit dan hancurnya perasaan saya. Sambil berjalan saya melirik istri saya yang duduk terpisah dibangku bagian depan. Dalam seketika saya dapat menangkap wajah istri saya pucat dan matanya basah oleh air mata.


Mungkin karena masuk angin,saya agak lama di dalam toilet. Langsung pintu di gedor . Terpaksa saya buru buru berpakaian dan keluar. Lagi lagi seluruh mata penumpang memandangi saya dari atas kebawah..


Transit di Denpasar
Saya tidak tahu persis berapa jam kami terbang dari Manado ke Denpasar. Hanya tahu sewaktu ada pengumuman bahwa sesaat lagi pesawat akan landing di Bandara Ngurah Rai di Denpasar. Sewaktu pesawat sudah landing dan stationary sebagian penumpang turun. Saya dan istri serta petugas masih tetap di pesawat.Ternyata di Denpasar, kami cuma transit untuk selanjutnya dibawa ke Surabaya ke markas besarnya.

Di Surabaya
Di Bandara Juanda sudah menunggu 4 orang petugas lainnya. Saya dan istri diperintahkan naik ke mobil dinas. Dan mobil meluncur ke Kantor  yang berlokasi di jalan A.Yani. Saya minta istri saya untuk pergi dengan taksi dan beristirahat di Hotel daripada menyaksikan adegan demi adengan yang pasti akan sangat melukai hatinya. Menyaksikan orang yang dicintainya tanpa kesalahan apapun sudah diperlakukan sebagai tersangka.

Di sana sudah menunggu dua orang yang kelihatan crew dari salah satu pemancar TV. Saya dishooting,sejak dari saat masuk,hingga saya duduk dikursi sebagai tersangka. Di dada saya dipasang kertas yang bertuliskan :” Tersangka Pelanggar K.H.U.P….”
Hati dan perasaan saya bagaikan remuk. Penghinaan yang luar biasa dan amat sangat menyakitkan.

Seorang perwira muda ,dengan bangga membentak bentak saya dan menyebutkan bahwa ia berkuasa menahan saya selama 20 hari disana. Saya menjawab setiap pertanyaannya dengan :” Ya dan tidak atau tidak tahu”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun