[caption id="attachment_367030" align="aligncenter" width="614" caption="disinilah ratusan ribu romusha jalani siksaan ,hingga ajalnya/doc.pri"]
Masih ada lagi, sebuah ruang penyergapan di lorong utama,serta barak militer Jepang . Setelah melalui rute kekejaman tentara dai Nippon ini ,yang membuat energi kita terkuras. Akhirnya kami boleh berlega hati, ketika sinar mentari tampak menyeruak melalui kisi kisi besi,yang menjadi petanda,bahwa kami sudah sampai diujung perjalanan kami.
Begitu menghirup udara bebas dan merasakan kehangatan sinar matahari, membuat dada yang tadi agak sesak, menjadi lapang. Di depan kami terhampar perbukitan yang hijau dan damai;Sebuah Refleksi Diri.
Berkunjung dilorong sempit dan gelap ini,tentu bukan untuk mendapatkan rasa horor yang mendebarkan,serta membuat bulu kuduk berdiri. Melainkan setidaknya, mengingatkan diri,bahwa kemerdekaan yang kita nikmati saat ini,sama sekali bukan hadiah dari penjajah! Melainkan berkat pengorbanan para pendahulu kita. Mereka mati, agar kita bisa merasakan hidup dalam alam kemerdekaan.
[caption id="attachment_367032" align="aligncenter" width="700" caption="Lubang tampak di gambar,tembus ke ngarai sianok../tjiptadinata effendi"]
Tidakkah pantas kita heningkan hati sesaat dan berdoa untuk mereka yang sudah menjalani siksaan tak terperihkan dan kemudian setelah digodoq di" dapur" eksekusi, jasad mereka dilemparkan bak sampah busuk di jurang Ngarai Sianok ? Mari kita tanya hati kita masing masing.
Ditulis di Lubang Jepang, 2 Januari, 2015
Dipostingkan tanggal 3 Januari 2015
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H