Untuk tahun pengajaran 2016-2017 sudah ditetapkan naik menjadi Rp.400.000,- / bulan.
Sangat murah untuk sekolah yang bertaraf Nasional Plus dengan segala fasilitas sekolah yang lengkap, bukan?
Jika tingkat TK, SD, SMP dan SMA dianggap sama saja kutipan uang sekolahnya; maka sebulan, Yayasan Sekolah Cinta Budaya HANYA MENGUTIP Rp.1,2 Milyar dari orang tua / wali murid. Angka uang yang SANGAT SEDIKIT untuk operasional sekolah yang sangat modern. Yayasan banyak berkorban untuk ini.
Apakah PENGORBANAN Yayasan untuk KEPENTINGAN PENDIDIKAN ANAK BANGSA harus terganggu masalah Putusan BERKEKUATAN HUKUM TETAP PENGADILAN Mahkamah Agung Republik Indonesia?
Demi 3.000 siswa-siswi yang tidak akan mendapat teman-teman baru, karena calon murid baru tidak akan mendaftar lagi ke Sekolah Cinta Budaya jika pagar masih berdiri. Kita tampil ke depan menyuarakan PEMBENARAN DIRI.
Demi 3.000 siswa-siswi yang ketakutan karena merasa diintimidasi oleh adanya pemagaran tembok, menyebabkan mereka terganggu pisikologisnya, menjadi takut dan PINDAH KE SEKOLAH LAIN.
Padahal donasi dari para Donatur dalam dan luar negri sudah mencapai LEBIH DARI Rp.200 Milyar seperti yang disampaikan Kepala Sekolah Antonius Aritonang dalam Konferensi Sekolah dengan Pers dan Orang Tua / Wali murid di aula gedung sekolah (03/05/2016).
"Investasi di sini lebih dari Rp200 miliar. Apa kurang kuat?... Tadi pagi saya ditelefon dari Tiongkok dan Singapura" diyakinkan Aritonang di :
Belum lagi donasi-donasi berikutnya yang kemungkinan akan mengalir ratusan milyar lagi masuk ke pundi-pundi.
Kalau 3.000 murid pindah semua, tak dapat donasi lagi, bukan?