#Happy27thWeddingAnniversary
Bersyukurlah kamu ketika kamu masih bisa mengalami bangun kesiangan, karena artinya kamu masih bisa dimasukkan dalam kategori kelompok usia muda.
Istilah bangun kesiangan ini sering dialami mahasiswa yang ada nugas atau test pagi dan sementara malamnya habis dugem atau belajar larut karena menggunakan metode SKS (Sistem Kebut Semalam).
Sementara untuk kaum paruh baya pada dua pertiga malam umumnya sudah terjaga, betapapun mereka ingin memejamkan matanya otaknya sudah activated, metabolisme tubuhnya sudah tidak tertahan dan memaksanya melakukan toilet traning setiap 2 atau 3 jam sekali, kecuali menggunakan metode "baby-sleeping" dengan memakai pampers.
Sudah sejam diri ini terjaga tapi mata tetap berusaha menutup diri, badan terasa remuk tapi masih enggan untuk bergeming. Mungkin hanya aroma secangkir kopi panas yang bisa membangkitkan gairah ini.
Sementara diluar sana suara azan pertama saling sahut menyahut diantara beberapa masjid sekitar. Mungkin ada yang salah mengenai pemahaman kita dalam beragama, kita disarankan untuk menyahut suara azan namun diakhir zaman ini semua sudah berubah, malah azan yang saling bersahutan.
Sementara didalam sini, WAgrup kesdm saling bersahut-sahutan, riuh rendah suaranya "tang ting tang ting tang ting tung". Saling mengucapkan "Selamat Ulang Tahun".
Inilah bukti saintifik perilaku kaum paruh baya dan mungkin WAG itu memang berisi kaum paruh baya. Disclaimer-nya mungkin ini grup orang sholeh yang melakukan "qiamul-lail" atau sholat malam.
Sebenernya artikel ini bukan membahas behavior kaum paruh baya tetapi lebih fokus pada peringatan milad atau anniversary. Makanya dipilih tema "Bersulang untuk Anniversaryku".
Pegawai sebuah perusahaan mengadaan "Surprise Party" untuk boss-nya denga acara yang mewah. Setelah para pegawai menyampaikan ucapan selamat, maka giliran sang boss menyampaikan sambutannya. Dengan sedikit muatan philosophies sang boss menyampaikan untuk dirinya yang sudah masuk kategori kaum paruh baya umur bukanlah menjadi prestasi yang dibanggakan namun prestasi adalah dalam membangun keluarga yang disebut "Anniversary".
Kalau dilihat dari sisi ilmu mekanika dasar, umur itu seperti gerak peluru yang mengikuti graphic parabolic. Diawal ketika kita masih bayi dan muda kita mengejar kepuncak untuk mencapai kedewasaan dan ketika mencapai puncak kedewasaan kita kembali turun dan menahan masa paruh baya dan tua.
Mungkin nantinya cara berpikir kita juga mulai kearah sana ketika melewati masa paruh baya dan menuju tua, kebanggaan bukan pada jumlah umur yang ditoreh tapi anniversary yang dicapai. Mereka membaginya dalam silver anniversary, gold anniversary atau ada yang mencapai platinum.
Oleh karena itu beberapa tahun kedepan cara berpikir kita juga akan berubah seiring dengan akhir zaman. Orang-orang dalam WAG juga mulai malu ketika disebut umurnya dan lebih mengacu pada "Wedding Anniversary"nya.
Mungkin itu cara kita memandang kebahagiaan didunia ini dalam peringatan hari kelahiran dan peringatan hari perkawinan.
Namun untuk komposer lagu romantis pada sebuah band nasional, dia lebih menggambarkan kebahagiaan dunia adalah cerminan kebahagiaannya di akhirat nanti. Betapapun kenikmatan surgawi bersama 72 bidadari yang diidamkan para sebahagian orang bukanlah seperti yang diinginkannya. Itu bukanlah yang membuatnya bahagia di surga nanti.
Band "Padi" menulis lirik yang sangat indah dan romantis dalam lagu "Tempat Terakhir",
Bagi kita peringatan HWA (Happy Wedding Anniversary) adalah saat kita melakukan renewal janji bersama pasangan untuk saling menanti dipintu surga dan membangun harapan menikmati kehidupan surgawi.
Sebagian orang memaknai kenikmatan surga adalah kebebasan bersama 72 bidadari. Komposer Padi menilai kenikmatan itu ketika bersama pasangan dunianya.
Ketika surga itu adalah makhluk atau ciptaan Tuhan, maka ciptaanNya yang terbaik adalah Nabi saw dan keluarganya bahkan surgapun merindukan keberadaan mereka.
Kita pahami untuk kenikmatan utama disurga adalah memandang ciptaan terbaikNya yaitu Nabi saw dan ahlulbaitnya.
Setelah melalui padang masyar yang terik, para Nabi as diberi kesempatan untuk memanggil dan mencari umatnya masing-masing untuk melepaskan dahaga dengan diberi minum dari telaga al-Kautsar Nabi Muhammad saw oleh keluarga beliau (Ahlulbait) yang suci.
Terdengar suara Nabi saw memanggil-manggil sahabatnya, Ashabi-ashabi serunya! Namun Malaikat yang suci tetap menyeret mereka ke neraka, sambil menjelaskan karena mereka kembali murtad sepeninggalmu.
Sebagian orang-orang yang telah diberi minum dari telaga Kautsar masih berkumpul disana menikmati keindahan Ahlulbait Nabi saw. Akhirnya para Malaikat as terpaksa menyeret mereka ke surga.
Bagi kita yang tidak mengenal Imam Zaman kita, bagaimana kita akan mencapai telaga al Kautsar. Betapa sering kita mengecewakan Imam Zaman kita, yang membuat hatinya hancur dan air matanya berurai karena kita bermaksiat didepan matanya karena kita tidak mengenalinya.
Kehausan kami bukanlah karena air dari telaga Kautsar, kehausan kami adalah kerinduan bertemu dengan Imam kami, yang selalu mendoakan kami dan memohonkan ampun atas setiap kemaksiatan yang kami lakukan agar Allah SWT memberikan ampunan.
Semoga hari anniversary ini menjadi doa untuk mendapat tempat terindah disurga agar bisa bersulang bersama pasangan duniaku dengan secangkir kopi sambil menikmati pemandangan indahnya Ahlul Bait Nabi saw.
Bersulang dan seruput kopinya bang Denny.Siregar, semoga kita bisa kopi darat di telaga al Kautsar nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H