Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Happy 27th Wedding Anneversary

5 Maret 2023   20:48 Diperbarui: 5 Maret 2023   21:33 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin nantinya cara berpikir kita juga mulai kearah sana ketika melewati masa paruh baya dan menuju tua, kebanggaan bukan pada jumlah umur yang ditoreh tapi anniversary yang dicapai. Mereka membaginya dalam silver anniversary, gold anniversary atau ada yang mencapai platinum.

Oleh karena itu beberapa tahun kedepan cara berpikir kita juga akan berubah seiring dengan akhir zaman. Orang-orang dalam WAG juga mulai malu ketika disebut umurnya dan lebih mengacu pada "Wedding Anniversary"nya.

Mungkin itu cara kita memandang kebahagiaan didunia ini dalam peringatan hari kelahiran dan peringatan hari perkawinan.

Namun untuk komposer lagu romantis pada sebuah band nasional, dia lebih menggambarkan kebahagiaan dunia adalah cerminan kebahagiaannya di akhirat nanti. Betapapun kenikmatan surgawi bersama 72 bidadari yang diidamkan para sebahagian orang bukanlah seperti yang diinginkannya. Itu bukanlah yang membuatnya bahagia di surga nanti.

Band "Padi" menulis lirik yang sangat indah dan romantis dalam lagu "Tempat Terakhir",

Bagi kita peringatan HWA (Happy Wedding Anniversary) adalah saat kita melakukan renewal janji bersama pasangan untuk saling menanti dipintu surga dan membangun harapan menikmati kehidupan surgawi.

Sebagian orang memaknai kenikmatan surga adalah kebebasan bersama 72 bidadari. Komposer Padi menilai kenikmatan itu ketika bersama pasangan dunianya.

Ketika surga itu adalah makhluk atau ciptaan Tuhan, maka ciptaanNya yang terbaik adalah Nabi saw dan keluarganya bahkan surgapun merindukan keberadaan mereka.

Kita pahami untuk kenikmatan utama disurga adalah memandang ciptaan terbaikNya yaitu Nabi saw dan ahlulbaitnya.

Setelah melalui padang masyar yang terik, para Nabi as diberi kesempatan untuk memanggil dan mencari umatnya masing-masing untuk melepaskan dahaga dengan diberi minum dari telaga al-Kautsar Nabi Muhammad saw oleh keluarga beliau (Ahlulbait) yang suci.

Terdengar suara Nabi saw memanggil-manggil sahabatnya, Ashabi-ashabi serunya! Namun Malaikat yang suci tetap menyeret mereka ke neraka, sambil menjelaskan karena mereka kembali murtad sepeninggalmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun