Dinarasikan agar kita tidak menyebutkan "Ramadan" melainkan "bulan Ramadan", karena Ramadan sendiri adalah salah satu dari nama-nama Allah SWT.
Bulan Ramadan adalah bulan suci, karena pada bulan inilah diturunkan kalam Ilahi kepada umat manusia, oleh karena itu diperintahkan untuk menyucikan diri dengan berpuasa agar umat manusia dapat menerima kalam suci dari Tuhannya.
Pada ajaran Ahlul Bait Nabis saw, disampaikan bahwa kitab Taurat diturunkan pada tanggal 6 bulan Ramadan, kitab Injil diturunkan pada tanggal 12 Ramadan dan kitab Zabur diturunkan pada tanggal 18 Ramadan. Pada surah al-Qadr disampaikan kitab Al-Qur'an diturunkan pada malam Qadr bulan Ramadan.
Pada bulan Ramadan kita memperingati hari-hari penting lainya yaitu wiladah Imam Hasan as, hari syahidnya Imam Ali karamaulah ajah akibat tebasan pedang ibnu Muljam LA, seorang khawarij yang ahli ibadah dan hafidz Qur'an. Pembunuh Imam Ali kw dilaknat dibumi dan dilangit, digolongkan bersama pembunuh unta mukjizat Nabi Saleh as.
Disamping itu pada bulan Ramadan, Rasulullah saw juga kehilangan orang-orang yang dicintainya, yaitu pamannya Abu Thalib as (Imran) dan istrinya Syaidah Khadijah sa. Kesedihan yang berlarut ditinggal kekasih hatinya, sehingga Rasulullah menyebutnya "Tahun Dukacita", sampai Allah SWT memerintahkan baginda Rasul untuk hijrah meninggalkan Makkah.
Kita semua tahu, Islam tegak atas tiga hal, Perlundungan Abu Thalib as, Harta Syaidah Khadijah sa dan Pedang Syaidina Ali kw. Allah SWT mengabadikan nama Abu Thalib as (Imran) pada nama surat ke 3 dalam Al-Quran dan pada ayat 33 mengutamakan keluarga Imran atas lainnya sampai akhir zaman.
Pada ajaran ahlul bait, ada semacam "rule of thumb" pada setiap rangkaian ritual ibadah akan kita temui penggalan ritual ziarah pada Syahidul Syuhada (Pemimpin para Syahid), Imam Husein as, yang terbunuh di padang Karbala. Mamun sepanjang hari-hari bulan Ramadan kita suit kita temui moment ini, akankah ini bukan menjadi bagian bulan beliau.
Akhirnya pertanyaan itu terjawab pada awal Surat Maryam, "Kaf Ha Ya Ain Mim Shad". Sebagian ulama menafsirkannya dengan "Karbala Husein Kehausan Terbunuh Tanpa Kepala".
Ada apa dengan Surah Maryam? Surat ini berkisah bagaimana Syaidah Maryam bermigrasi ke arah timur yang jauh untuk melahirkan Nabi Isa as dibawah sebuah pohon kurma yang dibawahnya mengalir sungai. Sekarang tempat itu diabadikan Imam Zaman atjf sebagai tempat sujudnya dan umat yang berziarah menamainya masjid Imam Mahdi yang letaknya ditepi sungai Furat di Karbala.
Dalam kesedihan mengenang kehausan Imam Husein as, anaknya Imam Zainal Abidin as menasehati pengikutnya agar memberi minum ternak yang akan dipotong, "mereka memotong Ayahku dalam Kehausan, ujarnya".
Para ulama mengajarkan kita agar setiap kita berbuka puasa dan menghapus dahaga, hendaknya berziarah kepada Imam Husein as terlebih dahulu,
Assalamuala Husein
Assalumuala Ali ibn Husein
Assalamuala Auladil Husein
Assalamuala Ashabil Husein
Ziarah ini mengajarkan kita untuk merasakan penderitaan Imam Husein dan menumbuhkan rasa cinta pada putra Nabi saw yang menjadi penghulu para Syuhada.
Doa kita di akhir puasa kita, semoga Imam Husein as mengundang kita berziarah.
Wahai Imam kami, undanglah kami berziarah ke makam mu.
Labbaika Ya Husein
Labbaika Ya Husein
Lanbaika Ya Husein
Kami datang menuju mu ya Imam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H