Bagi umat Islam hari Natal menyimpan misteri tersendiri , walaupun proses dan kronologinya jelas teruraikan secara detaile pada kitab suci Al-Quran dalam surat Maryam.
Namun ketika kita memulai membaca surah Maryam itu sendiri, diawalnya kita sudah dihadang dengan misteri itu sendiri. Kaaf Haa Yaa Ayn Shaad adalah penggalan-penggalan huruf pada ayat pertama surat Maryam penuh misteri.
Hampir tak ada tafsir yang menceritakan kisah ayat pertama surat Maryam, pilihannya adalah skip ayat pertama itu dan lanjut pada ayat kedua dan seterusnya dalam mencari keterkaitan satu dan lainnya.
Kisah Natal atau kelahiran Isa al Masih sendiri dimulai pada ayat kelima belas. Bagiamana malaikat Jibril yang mulia mengabarkan kepada Maryam mengenai anak yang akan dilahirkannya dan ucapan Selamat Natal dari Tuhannya.
Dikisahkan ketika Maryam mengandung, dan ia mengasingkan diri dari keluarganya menuju kesuatu tempat yang jauh ke arah timur.
Ketika rasa sakit akan melahirkan anak memaksanya bersandar pada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi orang yang tidak berarti, lagi dilupakan".
Jibril menyeru kepadanya: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.
Goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Makan, minum dan bersenang hatilah kamu.
Kisah Natal ini dalam Al Quran diapit oleh dua ayat ucapan Selamat dan doa dari Al Masih kepada Tuhannya Semoga kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.
Peringatan Natal yang umumnya dirayakan oleh umat Nasrani, seakan menjadi asing dan menyimpan misteri bagi umat Islam walaupun secara detail dikisahkan dalam kitab sucinya.
Berangkat dari kisah Maryam yang berjalan jauh membawa kandungannya ke arah timur dari tempat tinggalnya di Jerusalem.
Diperkirakan tempat itu sekitar Babylonia di Irak atau sekitar 1200 km jaraknya. Karena ditemukan buaian disebuah Gereja di Bagdad yang dipercaya digunakan al Masih ketika masih bayi, oleh karena itu sampai saat ini beberapa kaum Nasrani tetap melakukan ziarah kesana.
Ketika Maryam akan melahirkan, ia bersandar pada sebuah pohon kurma dan kemudia Allah mengalirkan sungai dibawahnya. Dari kitab-kitab sejarah diceritakan, sungai tersebut adalah anak sungai Euphrat yang dialirkan untuk air minum bunda Maryam dan tempat tersebut adalah Karbala.
Sudah menjadi tradisi dan kepercayaan pengikut Ahlulbait bahwa setiap para Nabi as yang diturunkan Allah swt dihantarkan berziarah ketempat ini (karbala) dan menumpahkan darahnya diturbah karbala sebagai ungkapan duka terbunuhnya putra Nabi Muhammad saw disana.
Dalam perjalan kami terakhir ke Karbala, dengan misi mencari jejak-jejak tempat lahir Al Masih as dan bongkahan batang kurma yang diperkirakan berusia dua ribu tahunan lebih.
Namun sayang, kami tidak menemukan jejak atau bekas apa-apa sepanjang tepian sungai euphrat, hanya saja kami menemukan jejak Imam Mahdi atjf yang disitu kita diminta sholat dua rakaat. Mungkin beliau sudah memberikan tanda untuk kita dan mendirikan Masjid disitu.
Akhirnya pesan Natal al Masih bagi umat Islam adalah peringatan kelahiran, kecerian dan harapan akan kedatangan kembali sang juru selamat bersama Al Mahdi yang ditunggu.
Keterkaitan semua misteri ini, bersumber pada penafsiran ayat pertama surah Maryam, sebagaimana sedikit ahli tafsir menyebutkan Kaaf Haa Yaa Ayn Shaad bermakna Karbala Husein Kehausan Terbunuh Tanpa Kepala.
Wallahua'lam bisawaf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H