Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ijen Blue Fire

14 Desember 2019   20:08 Diperbarui: 14 Desember 2019   20:11 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ijen blue fire adalah salah satu dari dua api biru terbesar didunia. Api ijen terdaftar sebagai yang terbesar didunia melebihi yang ada di Iceland. Warna birunya berasal dari kandungan sulfur panas pekat dan besifat asam yang berinteraksi dengan udara.

Ada sekitat 200 orang pekerja tambang sulfur/belerang yang membahayakan dirinya dengan bekerja dikawah Ijen dengan uap belerang yang beracun.

Mereka menarik belerang seberat 90 kg dari 300 meter dikawah ijen kepuncaknya dan membawanya turun ke bawah kaki gunung Ijen sejauh 3 km.

Seorang Doumenter Film berbagsa German mengangkat kisah pekerjaan berbahaya ini dalam kumpulan film "Workman's Death" yang salah satu sekuelnya mengenai pekerja tambang belerang dengan judul "Ghosts -- Sulfur carriers in Ijen, Indonesia". Film ini masuk dalam festival film pendek di Venice pada tahun 2005.

Pekerjaan penambangan belerang ini merupakan pekerjaan terberat dan termasuk salah satu dari enam pekerjaan berbahaya didunia serta dengan upah minimal. Penghasilan pekerja tambang ini sekitar Rp50 ribu sampai 75 ribu perharinya.

Sejak diabadikan pada National Geographic pada tahun 2005, para turis mulai berdatangan dari mancanegara untuk melihat keunikan dan keindahan kobaran api biru yang ada dikawah gunung Ijen ini.

Untuk para wisatawan yang bermaksud melihat keindahan "blue fire" dan tidak mampu untuk mendaki disediakan taxi atau semacam kereta yang ditarik oleh 3 orang pekerja tambang.

Sejak bertambahnya kedatangan turis lokal dan macanegara mereka mendapat pekerjaan tambahan baru dar aktifitas wisata.

Turis yang bermaksud menggunakan taksi dapat membayar dengan harga Rp800 ribu. Dan pulangnta kereta tersebut bisa juga diisi dengan belerang hasil tambang.

Semoga dengan bertambahnya kunjungan wisatawan dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan mengalihkan pekerjaan tambang kepada jasa pelayanan wisata yang lebih manusiawi.

Ketika kami sampai dilokasi dari arah Banyuwangi waktu baru menunjukkan sekitar pukul 6 sore. Sementara kegiatan pendakian baru dibuka setelah pukul 01.00 WIB, bersamaan waktunya dengan para pekerja tambang belerang naik ke kawah Ijen.

Sambil beristirahat dalam dekapan dinginnya udara dikaki gunung Ijen yang mencapai 13 drajad celsius, kami disuguhi minuman jahe dan kehangatan kobaran "wood fire"

Ijen, 7 Desenber 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun