Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Arbain Walk dari Basrah, Irak

20 November 2017   08:24 Diperbarui: 20 November 2017   21:17 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Basrah merupakan salah satu propinsi di Irak yang letaknya sekitar enam ratus kilometer arah selatan dari kota Karbala. Berpenduduk hanya sekitar empat juta jiwa atau sekitar sepuluh persen dari total penduduk Irak. Merupakan wilayah Irak satu-satunya yang terhubung dengan laut atau kota pelabuhan.

Dalam prosesi Arbain Walk tahun-ketahun, banyak kisah-kisah tauladan yang mengalir dari militansi cinta rakyat Barah kepada Aba Abdilah Husein as.

Pada masa pemerintahan Diktator Sadam, banyak dari peziarah Aba Abdilah Husein as yang ditangkap dan disiksa. Peziarah dari Basrah punya kisah cerdik mengelabui polisi dan tentra pengawas dengan mendorong mobilnya seolah-olah sedang mogok sampai ke Karbala.

Tahun sebelumnya kami sempat bertemu dengan pemuda dari Basrah yang berjalan kaki, terlihat kakinya terluka namun ia hanya menjahit tumit kakiya yang merekah dengan benang dan kemudian melanjutkan perjalanan kembali ke Karbala.

Seorang pengusaha kapal dari Basrah menghabiskan dana hampir 2jt dolar selama musim Arbain Walk untuk menjamu para tetamu Aba Abdilah Husein as. Bersama para keluarganya mereka menyediakan makan, minum, penginapan dan kebutuhan para peziarah siang dan malam di maukib mereka ditiang 1171.

Seperti tahun sebelumnya, istirahat malam pertama kami lakukan di maukib tiang 595. Kami menginap dirumah penduduk yang dijadikan maukib, tuan rumah menyiapkan tempat istirahat, kasur, selimut dan makan malam. Karena tahun ini rombongan kami menjadi relatif besar maka dibagi dua kelompok, sebagian menempati/memberkati rumahnya yang baru. Kami tidak tahu pasti apa karena keberkahan menjamu tamu Aba Abdillah Husein as menyebabkan aset mereka bertambah, mungkin perlu testimoni khusus untuk ini.

Dalam perjalanan kembali setelah Arbain Walk, kami sempat terdampar untuk waktu yang lama di terminal bis Karbala. Menjelang Dzuhur, kami dipersilahkan beristirahat di suatu Maukib sambil menunggu waktu.

Ternyata shohibul bait/tuan rumah sedang mempersiapkan makan siang dan teh panas bagi para peziarah yang lewat dan mempersilahkan kami berbaur menikmati hidangannya.

Ustadz Makmun salah satu peziarah kami terlihat dalam percakapan serius dengan shohibul bait. Ternyata pemilik maukib ini berprofesi sebagai seorang sopir kontainer dari Basrah.

Sebulan menjelang prosesi Arbain Walk beliau sudah mengambil cuti dari kantornya, mengemas peralatan masak, tenda, kasur, selimut dan semua kebutuhan para peziarah mereka masukkan dalam truck containernya dan menuju Karbala.

Setiap hari mereka memasak dan menyediakan kebutuhan para peziarah dari pagi, siang, sore dan malam selama sebulan. Ia dibantu oleh para keluarga, saudara dan kerabatnya.

Kegiatan ini sudah mereka jalani bertahun-tahun. Sebelas bulan dalam setahunnya mereka bekerja dan menabung, kemudian selama sebulan mereka infakkan hartanya ke jalan para peziarah Aba Abdilah Husein as.

Anggota kelompok mereka ini tidak hanya dari kalangan Syiah tetapi juga saudara-saudara dari Sunni juga terlibat. Bahkan dari anggota mereka ada juga yang dari Nasrani.

Salah seorang anggota kelompok mereka yang dari Nasrani pernah mengalami kesulitan untuk mendapat keturunan. Alhamdulillah setelah ikut menjadi pelayan para peziarah Aba Abdilah Husein as ia sudah mendapat 3 orang anak sampai saat ini.

Dalam keyakinan mereka Aba Abdilah Husein as bukanlah sebatas milik kaum Syiah saja tetapi milik semua golongan dan  barokahnya mencapai semua umat manusia.

(Penggalan kisah Arbain Walk 2017)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun