Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Turn-Back the Curse of Black-Gold

3 Maret 2017   08:06 Diperbarui: 7 September 2017   15:17 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyegarkan kembali ingatan kita dan hutang/ kewajiban pemerintah pada rakyatnya sesuai perintah pembukaan undang-undang dasar tahun 1945 tentang kebebasan dan kemerdekaan, bahwa sejak lima tahun yang lalu dan tepatnya tanggal 26 Agustus 2012 saudara-saudara kita dari Sampang telah diusir dari desa tempatnya tinggal kemudian dipaksa hidup dalan pengungsian dan belum ada tanda-tanda keinginan pemerintah untuk mengembalikan mereka kedesanya.

Hamama atau merpati surga yang merupakan seorang pecinta keluarga Nabi saw dan salah satu korban kerusuhan saat itu, menasehati anaknya ketika ia menjelang ajalnya:
“Nak, jangau dendam pada pembunuh bapak, sayangilah mereka karena mereka hidup dalam kegelapan dan kebodohan.”

Aplikasi Mitos Keberkatan pada Kasus Sampang ini dapat dibuktikan melalui kegiatan eksplorasi di Wilayah Kerja Sampang, sebagai proses proving apakah benar di desa ini juga mengandung Emas-Hitam yang penuh berkah dan karunia dariNya. Semoga...!!!

533ND

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun