Diharapkan RU-7 Qasim yang telah dimodernisasi akan dapat mensupplai kebutuhan BBM Puncak Jaya dengan harga yang kompetitif.
Smart Metering & Custody Transfer
Beberapa hari terakhir ini pemerintah direpotkan atas keluhan terhadap tingginya harga gas yang diterima konsumen dan industri jika dibandingkan harga gas dibeberapa negara tetangga.
Pemerintah telah merespon baik dengan menekan harga gas dihulu, namun penurunan harga dikonsumen terasa sangat kecil karena adanya faktor middle-man atau trader antara pengusaha hulu dan konsumen akhir.
Namun belakangan disadari terjadi miscomparation karena harga yang dibandingkan adalah harga konsumen dilokal dengan harga import gas dipelabuhan. Dan ternyata harga dikonsumen lokal dan harga konsumen di beberapa negara tetangga adalah relatif sama.
Pembeli utama Gas Tangguh adalah Perusahaan Listrik Jepang (Kansai Power Elektric), Kokas (Korea Gas) dan Pabrik Pupuk Bintuni.
Produksi Gas Tangguh tersebut diangkut melalui kapal tangker ketempat pembeli kemudian diserahterimakan (Custody Transfer) dipelabuhan penerima. Dengan menggunakan kapal sebagai metering (alat ukur) serahterima maka kita akan membandingkan harga yang diterima konsumen di Jepang, Korea dan Bintuni (Papua) adalah sama dan biaya transport ditanggung oleh penjual (Proyek Tangguh).
Smart Metering tentunya akan merekomendasikan penentuan titik serahterima gas adalah dititik awal pengapalan sehingga harga gas yang diterima konsumen diteluk Bintuni (Papua) atau PLN akan jauh lebih murah ketimbang di Jepang dan Korea karena ongkos transportasi yang relatif murah/dekat.
Demikianlah kisah perjalanan kita ke wilayah timur (Go East).
Semoga bermanfaat dan menginspirasi.
Salam revolusi mental !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H