Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Al Mahdi dan Ali Imran

7 Juni 2016   22:26 Diperbarui: 30 April 2020   20:15 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Al Mahdi dan Ali Imran

Bismillahirahmannirrahim,

Qs. 3:33 (Ali Imran):
"Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing)"

Surat ketiga dalam Al-Quran disebut juga dengan surat Aali Imran (keluarga Imran). Penamaan surat ini juga mengacu kepada ayat 33 didalamnya yang menggambarkan nomer uniq dan indah 3:33 (khas ayat-ayat Ahlulbait).

Penafsiran umum terhadap Aali Imran adalah mengacu kepada keluarga atau nama ayahnya bunda Maryam, ibundanya Nabi Isa as.

Namun jika kita cermati pesan dari ayat ini, Allah SWT ingin menyampaikan pesan bahwa pada setiap umat pada zamannya ada orang pilihan yang berada bersama mereka. Yang menjadi pertanyaan kita, siapakah orang pilihan dari umat akhir zaman ini. Jika keluarga Imran yang dimaksud adalah kakeknya Nabi Isa as, maka keutamaan itu berakhir pada zaman Nabi Isa as.

Pada ayat tersebut dikatakan Nabi Adam as dan Nabi Nuh as adalah adalah orang pilihan dizamannya. Kemudian, untuk Nabi Ibrahim as dan Imran disebutkan berupa bentuk keluarganya.

Dalam bersholawat kita juga menyampaikan salam kepada Nabi Ibrahim as dan keluarganya. Sebagaimana kita ketahui Nabi Ibrahim berputrakan Nabi Ishak as yang melahirkan puluhan Nabi-Nabi suci sampai akhirnya kepada Nabi Isa as dan Nabi Ismail as yang menyambung kepada Nabi Muhammad saw. Sehingga Nabi Isa as dan Nabi Muhammad saw sudah termasuk sebagai orang-orang pilihan keluarga Ibrahim as.

Jika keluarga Ibrahim as sudah mewakili Nabi Muhammad saw dan Nabi Isa as, maka siapa yang dimaksud dengan keluarga Imran dalam ayat ini dan orang pilihan yang diutamakan dan dilebihkan atas umat di akhir zaman ini.

Beberapa alternatif solusi atas pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut.

Salah satu nama Imran yang mungkin ditujukan dalam ayat ini adalah Imran yang merupakan ayahnya Nabi Musa as. Dan Nabi Harun as adalah keluarga atau sepupu Nabi Musa as. Bisa jadi Imran yang di maksud adalah ayah Nabi Musa as.

Alternatif lain adalah mengacu kepada nama Imran yang ketiga dan kurang populer ditelinga kita adalah Abu Thalib yang merupakan paman dan pengasuh Nabi Muhammad saw sejak baginda menjadi yatim piyatu.

Analisa ini akan menjadi menarik jika Imran yang dimaksud adalah Abu Thalib karena beliau berputrakan Ali bin Abu Thalib yang kemudian menikah dengan Fatimah az Zahra putri Rasulullah saw. Para pengikut mereka yang mempercayai 12 Imam dari kalangan Ahlulbait Nabi saw, meyakini saat ini yang menjadi orang terbaik atas umat ini adalah Imam Mahdi as yang merupakan bagian keluarga Imran Abu Thalib tersebut.

Namun, kajian ini hanyalah merupakan penafsiran alternatif terhadap tafsir yang ada, mungkin bagi sebagian kita terlalu kontroversial untuk beralih kepada Abu Thalib sebagai rujukan nama surat ketiga dalam Al Quran dan Imam Mahdi as sebagai orang pilihan zaman ini. Oleh karena itu saya mohon maaf atas kajian dan penafsiran alternatif ini.

Dan tidak ada Taufik, melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.

 

17 Sha'ban 1437

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun