Puncak peringatan duka Arbain terjadi pada tanggal 4 Desember 2015 atau 20 Safar 1437, acara terpusat diantara dua maqam suci Al-Hussein as dan Al-Abbas as yang berjarak seperti bukit Safa dan bukit Marwa di Makkah. Doa-doa ziarah dan maktam syair-syair kedukaan dibacakan silih berganti. Akan menjadi sangat mustahil untuk bisa masuk ke dalam masjid besar itu dengan jumlah peziarah puluhan juta. Umumnya doa-doa itu dibacakan dari luar masjid. Dalam kepadatan jutaan peziarah umumnya terjadi desak-desakan, namun dalam setiap kejadian, sudah menjadi tradisi untuk meneriakkan sholawat yang menjadikan desakan mengendur dan memberikan sedikit ruang untuk bernafas.
Kontras dengan pelaksanaan Arbain saat ini, Arbain pada 1376 tahun yang lalu atau pada tahun 61 Hijriah hanya dilakukan sekelompok kecil keluarga Rasulullah yang tersisa dari pembantaian Karbala. Mereka berjalan kaki dari pusat kerajaan Yazid La di Syam (Damaskus) dengan makanan dan minuman yang minim. Airmata duka menemani perjalanan panjang yang meletihkan, Zainab memimpin kafilah keluarga suci Rasulullah saw menuju Karbala sambil membawa 72 potongan kepala abangnya Al-Husein dan para syuhada Karbala. Ia akan mengabungkan setiap kepala-kepala suci itu sebelum menguburkanya.
"Jika dengan mengorbankan jiwaku ini untuk menegakkan Agama Kakekku maka, aku rela mengorbankan jiwaku ini" - Hussein bin Ali
Semoga prosesi Arbain-Walk sebagai toggak tegakknya agama kakeknya Al-Hussein!!!
Labbaikka Ya Hussein....!!!
Labbaikka Ya Hussein....!!!
Labbaikka Ya Hussein....!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H