Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

SOGA, Batik Solo dan Jogja

6 Oktober 2015   08:11 Diperbarui: 13 September 2017   21:36 1141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SOGA, Batik Solo dan Jogja

 

© 533ND

5-10-2015

 

Pagi itu tanggal 2 Oktober 2015, sambil merapikan pakaianku kedalam koper dan bersiap kembali Bandara, TV yang terus menyala semalaman menemanin tidur menyiarkan peringatan hari batik Nasional.

UNESCO telah menetapkan Batik Nusantara sebagai“Masterpieces of the Oral and Intagible Heritage of Humanity”sejak 2009 dengan Jogja sebagai kota Batiknya.

Tersadarku betapa pentingnya menghargai peninggalan leluhur bangsa, bersegera mengganti t-shirt berlambang Atlanta Baseball yang baru saja kukenakan dengan kemeja batik bernuasa coklat kuning. Dalam perjalanan menuju bandara Adisucipto pak Sopir Taxi menawarkan kalau-kalau aku ingin mampir sebentar berbelanja Batik di toko “Soga” khas Solo.

 

Bukankah kita sedang di Jogja pak, mengapa mencari Batik khas Solo? kataku. Batik khas Solo sangat disukai para turis karena kualitasnya yang baik dan harganya terjangkau’, jawabnya. Kira-kira apa perbedaan yang khas batik Solo dengan batik Jogja pak? tanyaku, Batik Solo umumnya bermotif kecil-kecil yang disebut "Truntum" dan batik Jogja motifnya cenderung lebih besar, katanya.

 Menurut pak sopir, toko batik “Soga” merupakan toko batik terkenal dan terbesar di Solo. "Soga"? artinya apa yaa pak? tanyaku. Nama itu diambil dari nama pohon kayu besar yang berbunga kuning, kayunya dipotong kecil-kecil kemudian direbus sebagai bahan pewarna kain batik menjadi coklat dan kekuningann, jelasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun