Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gesture Sang Peminta

11 Agustus 2014   16:41 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:50 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Gesture"

Setiap pagi dalam perjalanan ke tempat kerja di flyover Sahardjo duduk seorang peminta ditengah median jalan diantara jalur arah casablanka dan arah kampung melayu.
Mengambil posisi duduk tasyahud akhir dalam sholat dengan kedua tangan tertangkup rsapat mengadah keatas layaknya berdoa meminta belas kasih pada Yang maha kasih.
Dengan bermunajad keatas dan memandang lurus kedepan, ia kesampingkan lalu lalangnya pengendara arah kp melayu ke casablanka yang dapat menjadikan perantaranya dengan sang Khalik.
Menarik 'Gesture" atau bahasa tubuh sang peminta yang unik untuk dicermati. Kesan "Sombong" seakan tidak meminta belas kasih kepada pengendara yang lalu lalang dan menghidar dari menatap dan kontak mata. Kesan "Kerendahan hati" dihadapan Tuhannya dengan kedua belah tapak tangan tertangkup rapat terngadah keatas dan badan membungkuk kedalam untuk sebuah permintaan sedikit dengan penuh kesungguhan. Inilah Gesture tubuh yang menyatukan dua arti sekaligus "Kesombongan dan Kerendahan hati", kesombongan dimata manusia dan kerendahan hati dimata Tuhannya.
Beberapa pengendara yang terjebak kemacetan berusaha memenuhi kewajibannnya untuk bersedekah namun mendapat kesulitan karena si penerima tidak dapat merespon dengan baik isyarat dari pemberi, beberapa kali duit yang diberikan jatuh bertebaran.
Terasa mengganggu bahasa tubuhnya yang terkesan "Sombong" kepada sesama yang akan memenuhi kewajiban terhadapnya, tapi juga ia mengingatkan kalo kita tidak pernah merasa terganggu oleh bahasa tubuh yang sombong ketika bersama yang Maha pengasih. Seringkali kita busungkan dada kita ke langit dengan membuka lebar kedua belah tangan untuk memohon permintaan yang banyak tanpa kesungguhan.

Tapi, biarlah seperti itu adanya, mungkin ia sedang melakukan perdangangan/transaksi dengan Tuhannya, setelah seharian/semaleman berjalan dengan "magnetic stick" dan sekarung hasilnya, mengumpulkan ranjau-ranjau paku yang ditebar disepanjang jalan untuk mencelakai para pengendara, kemudian saatnya ia meminta balas atas amalnya. Semoga Yang maha cepat balasannya mejawab seruan sang peminta itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun