Mohon tunggu...
Tjatur Piet
Tjatur Piet Mohon Tunggu... Swasta -

Saya biker...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jonru dan Ayu Ting Ting

5 Januari 2016   13:24 Diperbarui: 5 Januari 2016   13:29 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketenaran atau terkenalnya sesorang bisa lewat cara apa saja, Tuhan selalu membebaskan kita mau melangkah kemana, namun Dia juga memberi petunjuk yang jelas hitam atau putih dan tidak ada yang abu-abu. Petunjuk itu tidak pernah berubah sampai akhir jaman.

Akhirnya kita bisa mengetahui dari perjalanan sejarah mereka yang terkenal adalah mereka yang terkenal karena kebaikannya/hasil karya positifnya atau juga terkenal karena keburukan/karya negatifnya.
Kalau yang terkenal karena kebaikannya bisa saya sebutkan : Rosulullah Muhammad SAW, nabi akhir jaman yang atas perintahNya menunjukkan dan mengajak kita ke arah kebenaran, Mother Theresa yang menolong siapa saja tanpa melihat agamanya apa dan sangat banyak orang yang berjasa karena atas hasil karyanya terasa bermanfaat bagi kita, kalau di Indonesia kita mengenal Gajahmada yang pernah menyatukan Nusantara, sedangkan yang terkenal karena keburukannya kita mengenal Firaun, raja yang menganggap dirinya Tuhan, Hitler yang mencoba menguasai dunia, dan banyak lagi termasuk si Al Capone gembong mafia Amerika.

Media sosial sekarang bisa menjadi alat untuk merubah nasib seseorang dalam waktu sekejap isinya tetap sama, dia terkenal karena kebaikan/positif atau karena keburukan/negatif, kalau saya contohkan Justin Bieber yang muncul di Youtube terkenal karena penampilannya bernyanyi sehingga menghibur orang, atau dari Indonesia atau Ayu Ting Ting yang juga sama ceritanya seperti Justin Bieber sedangkan yang terkenal karena negatifnya saya menyebut Fahrat Abas yang selalu kontroversial dan sekarang saya menilai Jonru yang rajin berdakwah menunjukkan Presiden Jokowi selalu di sisi negatifnya yang kadang faktanya tidak ada sehingga bisa dikategorikan Fitnah, seperti menyebarkan photo hoax cara berpakaian ihram Jokowi ketika umrah, atau photo hoax ketika Jokowi bertemu Raja Arab Saudi yang dianggap tidak mau bersalaman dan yang terakhir adalah mengenai photo Presiden Jokowi di Raja Ampat, kecurigaan yang sangat besar bahwa itu photo bukan asli ditampakkan di status FB nya, nampaknya dalam dirinya yakin itu photo editan, dan itu menipu namun Jonru membungkusnya dengan bahasa (yang sekarang) lebih hati hati (mungkin takut kena UU IT) namun lihatlah komen dari pengikutnya, isinya seperti biasa caci maki, tuduhan dan kebencian. (silakan maknai tulisan disamping gambar pinokio di beranda FB nya).
Husnudzon pada diri Jonru kepada Jokowi menurut saya sangat-sangat besar, namun lihatlah status yang dia buat diyakini sudah sesuai data dan fakta.. whateverlah....

Lantas apa kaitannya Jonru dengan Ayu Tingting ??

Kasus terkahir yang sebut di atas, (Baru) Setelah ada masukkan dari pengikutnya dan juga photo2 lainnya yang kemudian di lihatnya bahwa photo Presiden Jokowi di Raja Ampat aseli, Jonru menyatakan dalam status selanjutnya menghapus sesuai dengan janjinya dan minta maaf, yang dihebat hebatkan oleh pengikutnya adalah kebesaran hati Jonru MEMINTA MAAF tapi sebentar, lihat dan baca sekali lagi, Jonru MEMINTA MAAF KEPADA TEMAN-TEMANNYA.. hmmm... inilah bukti bahwa Jonru ada kaitannya dengan Ayu Tingting khusus lagunya yang membuat dia terkenal, Permintaan Maaf Jonru Salah Alamat... KALAU saya sampaikan kepada Jonru apa kata dia ? MUNGKIN jawabannya : "Itu Faktanya dan Datanya jelas saya sudah minta maaf.. titik (tanpa mengerti masih ada yang kurang pas disitu).. whateverlah...

Terakhir saya MINTA MAAF kepada JONRU dan pengikutnya kalau artikel saya salah, karena saya hanya manusia biasa yang memang tempatnya salah....

Semoga Jonru dan teman-temannya dibukakan mata hatinya, kenapa Tuhan memberikan 2 buah telinga dan 2 buah bola mata sedangkan mulut hanya satu ? Karena kita disuruh untuk lebih banyak mendengar dan lebih banyak melihat sebelum kemudian kita berbicara.

Presiden Jokowi adalah manusia, kepalanya satu tapi tugasnya unrtuk memikirkan 270 juta lebih rakyat Indonesia, do'a dan kritik yang membangun itu lebih berguna.
Ayo kita awasi beliau jangan sampai melenceng dari tugasnya dan kita bantu menjauhkan dari orang-orang yang mengganggu tujuannya dengan cara kita masing-masing, kita punya medsos yang bisa kita gunakan sebagai tempat pengadilan rakyat.

Salam sukses..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun