Mohon tunggu...
Tjatur Piet
Tjatur Piet Mohon Tunggu... Swasta -

Saya biker...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sadar Diri, Sadar Posisi

8 Desember 2015   08:23 Diperbarui: 8 Desember 2015   09:05 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dibandingkan dengan mahluk lain, manusia adalah mahluk yang paling atraktif, kemampuan beradaptasinya sungguh luar biasa, itulah yang menyebabkan perubahan yang terjadi di bumi tidak membuat manusia berevolusi atau berubah bentuk apalagi punah (sampai sejauh ini), punah seperti tanaman dan binatang yang pernah ada dan hidup bersama manusia.

Dari banyaknya manusia yang hidup di bumi, terdapat pula banyak profesi, mereka melakukan sebuah kegiatan yang menyangkut apa yang ada di dalam bumi, permukaan bumi, sesuatu yang ada di antra bumi dan langit atau atmosfer bahkan yang ada di luar angkasa, baik yang terlihat maupun yang kasat mata. Manusia memang luar biasa, mereka bisa memperkirakan dan membaca apa yang telah terjadi berpuluh, beratus, beribu bahkan berjuta tahun lalu dan juga memperkirakan kejadian-kejadian yang akan datang dengan cara yang gigih yaitu mencermati hal-hal yang saling berkait memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit.

Dari banyaknya manusia yang hidup di bumi ada yang bersikap peduli namun ada pula yang bersikap serakah. Sebuah sikap merasa tidak pernah puas bisa membuat kehidupan lebih baik apabila berkaitan dengan keinginan sesuatu lebih baik dan lebih baik lagi namun bisa pula membuat kehancuran apabila sikap itu mengakibatkan kehidupan menjadi lebih terpuruk, orang bilang "ketika rasa cukup" atau "rasa syukur" tidak ada dalam kamus kehidupannya.

Sekarang mari kita lihat dan bertanya kepada diri kita sendiri, "Who am I ??" atau "Siapakah Aku ??". Dunia itu panggung sandiwara, setiap manusia masing-masing mempunyai beberapa peran utama, dan bisa saja beberapa peran utamanya yang berbeda beda itu harus dimunculkan dalam waktu yang hampir bersamaan, namun tidak jarang memerankan peran orang lain, entah karena apa karena 1001 alasan yang ada, tidak mengapa kalau hal itu untuk menjadi kehidupan lebih baik, namun kembali, apakah peran lain yang dilakoni diluar peran utama kita itu membuat kehidupan, baik diri kita maupun kehidupan sekitar kita menjadi lebih buruk apakah perlu diteruskan ??

Peran utama yang kita dapat muncul karena 2 sebab, karena kodrat kita seperti misalnya kita seorang laki-laki, seorang wanita, seorang laki-laki yang sudah berkeluarga dan berubah menjadi seorang ayah atau seorang perempuan yang sudah mempunyai suami dan sekarang menjadi seorang ibu, yang kedua karena karena profesi, menjadi seorang staff dengan jabatan atau golongan paling rendah atau menjadi Seorang Top Manajemen/CEO yang menentukan mati hidupnya perusahaan. Kecerdasan manusia berbeda-beda, namun kita yakin bahwa mereka yang cerdaslah yang bisa berhasil berubah dari peran utama yang satu ke peran utama yang lain atau bahkan bagaimana berperan menjadi orang lain dengan baik di waktu yang tepat.

Sekarang ini, sedang muncul kekisruhan di bumi Indonesia, seorang Ketua Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat ditemani seorang temannya yang seorang pengusaha/pebisnis kakap ternyata telah melakukan pertemuan dengan seorang Presdir sebuah perusahaan ternama, sambil ngopi-ngopi membicarakan sesuatu yang menurut saya dan banyak orang tidak tepat dilakukan olehnya. Kisruh sampai ke MKD dan ada temannya sang Komandan yang dengan berapi-api membela, kembali saya melihat dari beberapa anggota MKD dan sang teman sedang memerankan peran lain.

Cerdaskah mereka ?? entahlah... tetapi apabila dalam jiwa dan pikirannya menganut paham "Sadar diri dan sadar posisi" kekisruhan ini tidak akan terjadi...

Terakhir, kembali saya mengingatkan ajakan Kang Emil "Kalau tidak bisa menjadi Solusi jangan menjadi problem.."

Sebelum bergerak sadarkan diri, sadarkan posisi...

 

Salam sukses...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun