Mohon tunggu...
Tjatur Piet
Tjatur Piet Mohon Tunggu... Swasta -

Saya biker...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penggusuran dan Pencopotan

5 September 2015   08:17 Diperbarui: 5 September 2015   08:33 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media masa cetak maupun elektronik memang paling senang kalau ada berita yang menghebohkan, dan supaya terlihat menjadi lebih bombastis  maka dipilihlah gambar yang mencolok dan kemudian diberi judul yang luar biasa, baik dari sisi ukuran maupun warna dan tentu saja dijadikan Headline. Tujuannya tentu saja untuk membuat orang tertarik melihat dan kemudian membaca berita tersebut dan terbangun opininya.

Ketika terjadi penertiban kampung pulo, semua media meliput, mereka banyak yang lebih senang menulis dengan istilah PENGGUSURAN daripada RELOKASI. Padahal menurut saya Penggusuran ke arah pengusiran dan orang yang di gusur selanjutnya dibiarkan mau pindah kemana, nasib mereka terkatung-katung.  Sedangkan Relokasi itu adalah memindahkan ke tempat lain.

Aktivis yang getol ditampilkan oleh TV One yaitu Ratna Sarumpaet kayaknya malah dengan tegas menilai kejadian di Kampung Pulo kemarin itu adalah Penggusuran. Saya sampai heran apakah dia tahu perbedaan antara penggusuran dengan relokasi. 

Ratna Sarumpaet menuduh Gubernur Basuki Tjahaya Purnama/Ahok melanggar Hak Asasi Warga Kampung Pulo dan mengatakan bahwa tidak ada sosialisasi dan cara Ahok tidak sabar. Sementara Pemerintah DKI mengatakan bahwa sosialisasi sudah dilakukan sudah lama malah warga sudah diberi kesempatan untuk pindah ke rusunawa Jatinegara yang tidak jauh dari Kampung Pulo dan juga mengatakan bahwa membiarkan warga Kampung Pulo tidak layak huni ditambah kalau musim hujan selalu kebanjiran akan lebih melanggar Hak Asasi Manusia.

Ratna Sarumpaet mah begitu  orangnya...

Kemarin muncul berita yang juga menghebohkan, masalah Kabareskrim Komjen Budi Waseso. Media lebih senang memakai bahasa yang bombastis : PENCOPOTAN .  Pencopotan itu menurut saya sebuah kata yang sangat berkesan negatif, padahal Komjen Budi Waseso tidak diturunkan jabatannya, dia hanya bertukar jabatannya menjadi Kepala Badan Narkotik Nasional dan penggantinya adalah Komjen Anang Iskandar yang sebelumnya menjabat Kepala Badan Narkotik Nasional. 

Kalau Komjen Budi Waseso diberitakan dicopot lantas kenapa Komjen Anang Iskandar tidak diberitakan dicopot jabatannya dari Kepala BNN ??

Dalam sebuah lembaga pemerintahan penggantian pejabat terutama pejabat tinggi adalah hal yang biasa kecuali memang pejabat tersebut kemudian di staff kan nah ini baru beritanya Pencopotan.

Terlepas dari keterkaitan tindakan Komjen Buwas, selama ini ada beberapa hal yang tidak patut dilakukan yaitu Komjen Budi Waseso belum pernah melaporkan Harta Kekayaannya, apakah pantas seorang pejabat negara melakukan "pembangkangan" atas aturan yang ada ? Kalau hartanya bersih kenapa tidak dilaporkan ?

Memberitakan sesuatu memang baik, karena bertujuan membuat orang mengetahui kejadian di luar sana, membuat orang yang awalnya tidak tahu menjadi tahu dan mengerti dengan jelas permasalahannya, namun tentu penggunaan bahasa yang tidak tepat akan membuat tujuan mulia itu tidak tercapai bahkan membuat kesan negatif  dalam masyarakat.

Jadi teringat Guru Bahasa Indonesia waktu di sekolah yang selalu mengajarkan selalu berbahasa yang baik dan benar dan Pak JS Badudu...

Wartawan mah begitu orangnya...

Salam sukses....

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun