Mencermati kunjungan mendadak presiden Jokowi ke NTT untuk melihat sejauh mana perkembangan pembangunan waduk Raknamo yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Presiden Jokowi sendiri pada tanggal 20 Desember 2014, sangat patut diapresiasi, kembali ada hal baru dalam tata cara kerja seorang Presiden di Indonesia, dalam suatu waktu dengan tegas Presiden Jokowi menyatakan tidak mau seperti kejadian yang lalu dimana ada beberapa proyek besar pemerintah di seremonikan dengan peletakan batu pertama tetapi selanjutnya mangkrak..
Pemerintahan baru menemukan ada 37 proyek pemerintah yang sudah mangkrak selama 3-4 tahun, berdasarkan perhitungan nilainya mencapai US$ 11 Milyar atau kurang lebih Rp 145 triliun (kurs Rp 13.300). ( Wow ..!! ) sebagai solusi Pemerintah dalam hal ini disampaikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla berjanji akan menyelesaikan proyek tersebut (www.yogya.com, tanggal 25 Juli 2015), artinya bahwa untuk meneruskan proyek yang tidak direncanakan saja pemerintahan Jokowi perlu anggaran besar minimal Rp 145 trilyun, sekali lagi hanya untuk melanjutkan proyek yang mangkrak itu , trus duitnya dari mana ?? Jadi itulah mengapa Pemerintahan Jokowi bilang bahwa pemerintah masih perlu uang banyak untuk untuk pembangunan infrastruktur, Jokowi sudah mengajak peran swasta nasional untuk menanamkan investasinya tetapi karena para pengusaha diam saja ya terpaksa utang ke negara lain, dan perlu digaris bawahi sekali lagi bahwa pemerintah berhutang itu untuk pembangunan infrastruktur ( Silakan baca tulisan saya : Jokowi : Wait and See) Anda percaya ?? Mari wait and see... kalau nggak terbukti gampang, nanti jangan dipilih lagi.. !!
Dengan kejadian tersebut di atas maka cara kerja Jokowi akan terlihat "Wara-wiri" alias bolak-balik nengok kerjaan yang sama ke satu tempat dan ke tempat lain terus kembali ke tempat yang sama artinya berkali-kali datang dan pergi, trus apakah ini menandakan bahwa Presiden tidak percaya kepada para pembantunya yaitu para Menko, dan para menterinya ?? Saya menilai bahwa Jokowi sangat percaya kepada para pembantunya lihat saja tekanan resufle dari luar sangat kuat tetapi Jokowi membela para menterinya dan mengatakan jangan mengganggu menteri yang sedang bekerja, dan yang beliau lakukan itu adalah sedang menunjukkan secara nyata cara kerja seorang Presiden Jokowi, cara kerja yang sama dan telah dilakukan ketika menjadi Walikota Solo dan ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta (ingat berapa kali Jokowi ke Pasar Tanah Abang) dan beliau membuktikan bahwa ketika suatu masalah diberikan kepada bagian terkait dan terlihat lama dan kemungkinan gagal maka ketika langsung diambil alih pimpinan ternyata bisa berhasil lebih cepat dan lebih baik. Pertanyaan selanjutnya apakah semua proyek pemerintah Presiden akan turun terus wara-wiri ? Saya yakin tidak, ketika para Mentri paham cara kerja Presiden Jokowi maka merekalah yang akan wara-wiri.
Salah satu hal lagi yang patut di apresiasi dari Presiden Jokowi adalah untuk mempercepat dan mengefektifkan pengawasan, Presiden menyimpan nomor telepon para pejabat sampai ke eselon II di pusat (setingkat di bawah Dirjen ) dan itu artinya bahwa Jokowi dapat mengontrol atau menanyakan sejauh mana proyek pemerintah sudah dikerjakan, nampaknya Jokowi tidak hanya mau menerima laporan dari para Menterinya saja tetapi beliau ingin mendengar langsung dari pejabat di bawah menteri yaitu para Dirjen dan para Direktur yang bertanggung jawab langsung terhadap proyek tersebut, So tamat sudah sistem ABS (Asal Bapak Senang) Semoga...
Bagi para penanggung jawab dan pelaksana proyek pembangunan yang di lakukan negara, selain Tuhan yang ngawasi ingat lho sekarang Presiden Jokowi bisa jadi akan ujug-ujug mengecek pekerjaannya sudah sampai mana selesainya.
Presiden Jokowi Wara-Wiri ?? Huhui...!!
Semoga Anda selalu sehat Pak Presiden... !!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H