Ada 59.308 buah PMA langsung, atau 6,64% dari total 593.276 buah PMA langsung di China dari Asia, AS, Eropa dll per akhir 2018 saja, dengan jumlah nilai investasi USD 463,9 miliar, atau 14,43% dari nilai total USD 3,214 triliun PMA langsung di China (www.stats.gov.china: China Statistical Yearbook 2019).Â
Sebagai pembanding, PMA langsung di Indonesia sd akhir 2019 berjumlah 25.919 buah (www.kumparan.com, 28 Januari 2020: Ada 25.919 Perusahaan Asing, BKPM Targetkan Satu Persennya Masuk Bursa) dengan jumlah investasi USD 232 miliar (FDI stock) (www.santandertrade.com), atau 1/2 dari jumlah nilai PMA langsung di Jiangsu yang tercatat per akhir 2018 saja.
Contoh:Â
Selama 2018 saja, Jiangsu mendapatkan 3.348 buah PMA langsung (FDI) yang baru dengan rencana investasi USD 60,5 miliar dan realisasi investasi  USD 25,6 miliar (manufaktur: 43,7%; jasa: 50,1%; lain-lain: 6,2%) (www.china-jiangsu.org). Indonesia USD 20,52 miliar (www.santandertrade.com)
Angka 3.348 itu merupakan 5,53% dari 60.533 buah FDI yang baru di seluruh China dan angka realisasi USD 25,6 miliar itu merupakan sekitar 19% dari USD 135 miliar realisasi FDI di seluruh China selama tahun yang sama (www.beltandroad.ventures.com, 24 Februari 2019: Foreign investment into China in 2018: 3 Key Points), atau 6,57 X yang Indonesia dapatkan.
1.5 Ekspor yang berkontribusi besar pada GRP/GDP
Contoh: Selama 2019, Jiangsu mengekspor barang senilai USD 397 miliar dan mengimpor senilai USD 235 miliar, yang berarti surplus dagang internasional sebesar USD 162 miliar, atau 10,52% ke GRP/GDP-nya yang USD 1,539 triliun. Indonesia menderita defisit dagang sebesar USD 3,19 miliar, atau 0,285% dari GDP USD 1,119 triliun selama periode yang sama.
Catatan:Â
a. GRP/GDP terdiri atas Konsumsi+Belanja Pemerintah + Investasi + (ekspor-impor)
b. Tanpa surplus dagang itu, pendapatan per penduduk Jiangsu akan turun sebesar 10,52% (USD 1.936= IDR 28,551 juta), atau turun dari USD 18.400 menjadi USD 16.464.Â