ii. Kebijakan America first;
iii. Kebijakan proteksionistis;
Update 25 Agustus 2018: Dua hal di atas (i dan ii) akan melemahkan wibawa AS di luar negeri dan juga kurs tukar USD terhadap mata uang-mata uang asing yang kuat dan cukup kuat. Sejak akhir Perang Dunia II, terutama  sejak 1974 dan gelombang globalisasi, USD adalah mata uang cadangan utama bank-bank sentral di dunia dan juga mata uang utama dalam perdagangan internasional.Â
iv. Hubungan yang tidak ramah di antara AS dan para sekutu tradisionalnya, misalnya Inggeris,Â
v. Rekor buruk yang baru: Utang Pemerintah federal AS yang sudah USD 21,5 triliun;
vi. Utang itu akan bertambah lagi USD triliunan karena pemotongan pajak senilai USD 1,5 triliun untuk 10 tahun ke depan sehingga deficit APBN AS akan melebar,Â
vii. Utang itu akan bertambah USD 1 triliun lagi untuk biayai program pembangunan kembali dan perbaikan infrastruktur yang usang: jalan raya, kereta api, airport dll;Â
viii. Rekor buruk lain lagi: Utang sekitar 44,2 juta orang mahasiswa/-i (student loans) di AS sudah mendekati USD 1,5 triliun, terbesar sepanjang sejarah AS dan kemungkinan harus dihapus-bukukan, dengan tingkat kenakalan dan macet antara 7,5% dan 11%,Â
ix. Rekor buruk lain lagi: Utang kartu kredit sekitar 57% masyarakat AS yang juga tidak menabung  sudah USD 1 triliun (USA Today 8 Januari 2018) dengan suku bunga yang tinggi sekali;
Hampir 8 dari 10 (78%) orang AS saat ini "teramat" atau "agak" prihatin tentang membayar biaya pensiun secara nyaman dan 2/3 Orang AS percaya ada suatu kemungkin tabungan pensiun mereka tidak cukup untuk sisa hidup mereka
Rasa takut ini dibuktikan oleh data lebih lanjut yang menonjolkan kekurangan tabungan yang dramatis dan turunnya keyakinan pada jaring pengaman sosial: