terperangkak dalam bising badai dukaku sempurna jadi purnama tebing-tebing hari melukis muka yang renta dan bongkok.usia telah diseret kabut melingkar dalam lembah penuh serangga dan belatung
langit kelam memburu di antara pohon-pohon tak berdaun, matahari lenyap dalam ruang hampa pikiran-pikiran retak dan buram tak,sanggup lagi membaca apalagi menalar
segala lenyap dalam ingatan hanya tersisa: takut yang lunglai!
(di kejauhan terdengar aum hewan-hewan liar yang lapar)