Mohon tunggu...
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widarmanto Mohon Tunggu... Guru - Penulis dan praktisi pendidikan

Lahir di Ngawi, 18 April 1969. Pendidikan terakhir S2 di bidang Bahasa dan Sastra Indonesia. Menulis dalam genre puisi, cerpen, artikel/esai/opini. Beberapa bukunya telah terbit. Buku puisinya "Percakapan Tan dan Riwayat Kuldi Para Pemuja Sajak" menjadi salah satu buku terbaik tk. nasional versi Hari Puisi Indonesia tahun 2016. Tinggal di Ngawi dan bisa dihubungi melalui email: cahyont@yahoo.co.id, WA 085643653271. No.Rek BCA Cabang Ngawi 7790121109, a.n.Tjahjono Widarmanto

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menabur dan Menghayati Cinta untuk Menulis Puisi

7 Oktober 2020   07:39 Diperbarui: 7 Oktober 2020   07:46 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Cinta merupakan tema yang abadi dalam kehidupan manusia. Setiap orang pasti pernah bersentuhan dengan cinta. Ada yang bersentuhan dengan suka cita, bahagia dan sarat pengharapan. Ada juga yang menyentuh hati dengan iba, kesedihan, kekecewaan bahkan kesedihan dan sakit hati. 

Pendek kata, cinta adalah pengalaman setiap orang. Oleh karena merupakan pengalaman  yang bisa di alami oleh setiap orang, maka dengan menghayati cinta bisa menjadi inspirasi menulis puisi oleh siapa saja.

Mari kita baca puisi cinta yang ditulis oleh Rendra di bawah ini

SURAT CINTA

Kutulis surat ini kala hujan gerimis

Bagai bunyi tambur anak-anak peri duni yang gaib

Dan angin mendesah

Mengeluh dan mendesah

"wahai, dik Narti,

Ak cinta kepadamu!"


Kutulis surat ini

Kala langit menangis

Dan dua ekor belibis

Bercintaan dalam kolam

Bagai dua anak nakal

Jenaka dan manis

Mengibaskan ekor

Serta menggetarkan bulu-bulunya,

"Wahai, dik Narti,

Kupinang engkau menjadi isteriku!"


Kaki-kaki hujan yang runcing

Menyentuhkan ujungnya di bumi

Kakai-kaki cinta yang tegas

Bagai logam berat gemerlapan

Menempuh ke muka

Dan tak kan kunjung diundurkan


Selusin malaikat

Telah turun

Di kala hujan gerimis

Di muka kaca jendela

Mereka berkaca dan mencuci rambutnya

Untuk ke pesta


Wahai, dik Narti,

Dengan pakaian pengantin yang anggun

Bunga-bunga serta keris keramat

Aku ingin membimbingmu ke altar

Untuk dikawinkan

Aku melamarmu

Kau tahu dari dulu :

Tiada lebih buruk

Dan tiada lebih baik dari yang lain

Penyair dari kehidupan sehari-hari,

Orang yang bermula dari kata

Kata yang bermula dari

Kehidupan, pikir, dan rasa

Semngat kehidupan yang kuat

Bagai berjuta-juta jarum alit

Menusuki kaki langit:

Kantong rejeki dan restu wingit

Lalu tumpahlah gerimis

Angin dan cinta

Mendesah dalam gerimis.

Semangat cintaku yang kuat

Bagai seribu tangan gaib

Menyebarkan seribu jaring

Menyergap hatimu

Yang selalu tersenyum padaku.

Engkau adalah putri duyung tawananku

Putri duyung dengan suara merdulembut

Bagai angin laut,

Mendesahlah bagiku!


Angin mendesah

Selalu mendesah

Dengan ratapnya yang merdu.

Engkau adalah putri duyung

Tergolek lemas

Mengejap-ngejapkan matanya yang indah

Dalam jaringku


Wahai, putri duyung,

Aku menjaringmu

Aku melamarmu


Kutulis surat ini

Kala hujan gerimis

Kerna langit

Gadis manja dan manis

Menangis minta mainan.

Dua anak lelaki nakal

Bersenda gurau dalam selokan

Dan langit iri melihatnya

Wahai, dik Narti,

Kuingin dikau

Menjadi ibu anak-anakku!

Indah sekali puisi di atas, kan?  Rendra dengan piawai meramu tema cinta dengan simbol yang indah dan imaji yang hidup. Perhatikan puisi cinta dari Cecep Syamsul Hari di bawah ini

SYAIR KEHIDUPAN

Kusadari malam itu, matamu kata-kata

Pohon cemara sendiri dalam hujan,

mengubah kelopak-kelopak airmata jadi permainan cahaya.


aku melihat seorang anak perempuan pada matamu yang ragu

mencoba helai demi helai sayap rapuh kupu-kupu;

bermimpi menyihir batang cemara

jadi sepotong coklat raksasa


Hidup dan mati seorang penyair berkawan kata-kata

Kata adalah ruh dan keajaiban;

keriangan dan kesedihan


sebab matamu kta-kata

malam itu, aku menjadi seorang pecinta

kutanggalkan tubuh penyairku dan kucium wangi kerudung rambutmu


dari dunia yang murung

Zam-zam berkata, "Penyair tidak sedih karena ditinggalkan."


Tidak. Penyair adalah pemburu kesedihan.


Bagi penyair, kesedihan yang sempurna

sorga yang dujanjikan


Hanya pecinta yang tidak pernah bersedih

karena ia tahu kelak akan ditinggalkan


Seorang penyair dan seorang pecinta

mengembara dalam tubuhku


maka biarkan

kuiris matamu dengan peluhan kecupan


lukai aku dengan kesedihan

1996-2006

Nah, setelah kita amati beberapa contoh puisi cinta di atas, sekarang saatnya kita pulis puisi cinta. Resapkan dan hayati perasaan dan pengalaman kita saat bersebtuhan dengan cinta. 

Hayati kegelisahan kita saat bercinta, harapan, dag dig dug, kegembiraan yang meluap-luap, bahkan airmata yang mungkin tumpah dalam peristiwa cinta tersebut. Tuliskan apa yang dihayati itu, pilih diksi yang terbaik, pakailah simbol dan tentu saja kata kias dan gaya bahasa yang sesuai untuk mewakili perasaan tersebut. 

Selamat bercinta! Selamat berpuisi!

Bahan bacaan:
Aminudin.1995,Pengantar Apresiasi Sastra.Bandung:Sinar baru
Tjahjono Widarmanto.2018. Yuk, Nulis Puisi! Yogyakarta: Laksana (Lini Diva)
Tengsoe Tjahjono. 1988. Teori dan Apresiasi Sastra. Flores: Nusa Endeh.
Puisi-puisi Rendra dalam antologi  Balada Orang-Orang Tercinta, Kakawin-Kawin, Sajak Sepatu Tua
Puisi-puisi Cecep Syamsul hari dalam Sykrosvena

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun