berdiri depan pintuMu di tengah malam dingin yang beku
tanganku selalu gemetar, jiwa bergetar dan lidah senantiasa kelu
kuingin ketuk pintuMu tapi teringat alpa dan dosa jemari jadi kaku
kuhempaskan tubuhku di pintuMu dengan pasrah yang renta
kuhantamkan kening di tanah tempat terompahmu berjejak
ohh, gemetar yang memabukkan
tubuhku yang sarat nanah dan luka tersungkur
aku tahu tubuh kotor ini tak mampu membuka bahkan sekedar mengetuk pintuMu
namun, hati berharap cintaMu akan membasuh luka nistaku!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H