Kekecewaan-kekecewaan itu sebenarnya juga sudah diisyaratkan dalam teks-teks. Dalam The Leader (Sang.Pemimpin) karya Ionesco digambarkan sebuah masyarakat yang bertahun-tahun mengimpikan dan menantikan pemimpinnya yang konon agung, adil, gagah, dan tampan; ternyata yang muncul adalah sosok pemimpin yang tak berkepala! Lebih sarkasme dari Ionesco, di tahun 1945 George Orwell melalui novel alegorinya Animal Farms (Negeri Para Binatang) menunjukkan bahwa dalam realitanya sosok pemimpin yang ternyata jauh dari ideal penuh carut marut nafsu untuk korup dan menginjak.
Apapun yang tergambar dalam teks-teks yang berkait dengan obsesi mencari pemimpin, baik yang merindu maupun yang mencaci, mengajarkan kita untuk menyiapkan diri untuk bahagia dan kecewa. Dengan kata lain, melalui teks-teks itu kita diingatkan untuk tidak terlampau tersihir dan larut. Kita diperingatkan untuk tidak terlalu menaruh harapan yang berlebihan pada sosok dan citra pemimpin yang ditawar-tawarkan, aja nggumunan dan aja kagetan, sehingga jika nantinya pemimpin yang muncul tak seideal yang diinginkan kita tak terkubur dalam frustasi yang berkepanjangan.****