(5) inovasi, artinya puisi selalu menampilkan kebaruan dalam bentuk berbahasa, baik dalam diksi maupun gaya
(6) menyampaikan sesuatu secara tak langsung, Bagi Riffaterre (dalam Pradopo, 1987: 13) puisi mengatakan sesuatu secara tak langsung yaitu mengatakan sesuatu dengan cara yang lain, cara yang berbeda dengan kelaziman
(7) konotatif, itu berarti kata, kalimat yang ada dalam puisi memiliki potensi makna lain selain makna sesungguhnya
(8) memanfaatkan dan mengefektifkan simbol,
(9) mengeksploitasi kekuatan irama melalui bunyi. Puisi disusun dalam alur irama yang dibentuk dengan cara mengulang bunyi-bunyi yang sama, yang memiliki kemiripan, homorgan (sedaerah artikulasi). Irama dalam puisi menjadi salah satu pembentuk efek estetis dan sugestif pada para pembacanya.
(10) memiliki tipografis yang khas; puisi memiliki bentuk visual yang khas yang dibentuk oleh enjambemen atau pemotongan laik
(11) ekspresif, yang berarti kata-kata, frase, dan kalimat-kalimat dalam puisi mampu secara tepat mengungkapkan perasaan, bisa menghadirkan suasana batin, perasaan, emosi tertentu
(12) emotif, itu artinya puisi selalu berkenaan dengan emosi atau curahan perasaan yang mampu membangkitkan suasana kejiwaan
(13) kontemplatif, puisi merupakan hasil perenungan sekaligus membangkitkan perenungan baru
(14) intelek, ini bermakna puisi tersusun atas kemampuan kognitif yang rasional tak sekedar permainan kata-kata
(15) imajinatif, itu berarti puisi mampu memberikan kesan, pembayangan, atau konsep-konsep mental. Imajinatif bermakna pula pengobjektivikasian pengalaman-pengalaman.